NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:704
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jerit Ellisa

Sementara Itu, di Kantor E SAMS Multimedia. Sam duduk di ruangannya bersama Esa. Proyek IT Tower menjadi topik utamanya.

Esa yang duduk di sofa tampak gelisah. “Sam, gue nggak yakin ini cuma sabotase bisnis biasa. Kayaknya ada dendam pribadi di balik ini.”

Sam mengerutkan dahi. “Dendam pribadi? Siapa yang lo maksud, Es?”

“Reno Arista,” jawab Esa dengan tegas.

Sam memandang Esa dengan tatapan penuh pertanyaan. “Reno? Maksud lo, dia masih dendam gara-gara waktu kita di kampus dulu?”

“Gue rasa iya. Ditambah lagi, dia sekarang kerja bareng Indra, mantan karyawan kita. Ini kayak skenario balas dendam sempurna buat mereka,” jelas Esa.

Sam menarik napas panjang. “Kalau benar Reno, kita harus lebih hati-hati. Gue nggak mau dia menghancurkan apa yang udah kita bangun.”

Reno Arista (30 tahun). Nama itu membawa rasa bersalah, kecewa, dan sedikit rasa simpati. Meski mereka berpisah dengan cara yang buruk, Sam tidak pernah menganggap Reno sebagai musuh.

Namun, jika benar Reno yang mencoba menghancurkan E SAMS Multimedia, ini bukan lagi sekadar masalah masa lalu.

“Sam, kalau Reno dan Indra benar-benar targetin kita, kita nggak bisa cuma defensif. Kita harus ambil langkah lebih jauh.”

Sam mengangguk. “Gue setuju. Kita nggak bisa diam aja. Lo punya ide, Es?”

“Gue ada beberapa kontak di bidang cyber security, mereka bisa bantu kita cari tahu jejak digital Reno dan Indra. Kalau kita bisa buktikan keterlibatan mereka, kita bisa lapor ke pihak berwajib.”

“Tapi itu cuma salah satu langkah, Es. Kalau mereka mau main kotor, kita juga harus siap. Gue nggak mau perang terbuka, tapi gue juga nggak akan biarin mereka menang.”

Esa tersenyum tipis. “Santai, bos. Gue udah lama nggak beraksi di lapangan. Mungkin ini waktunya gue turun tangan langsung.”

Sam menatapnya serius, "Jangan lupa, kita tetap harus main di jalur yang benar.”

Keesokan harinya, Sam dan Esa memutuskan untuk menghadapi Reno secara langsung. Mereka datang ke kantor Aksara Techno tanpa pemberitahuan.

Reno, yang sedang duduk santai di ruangannya, terlihat terkejut saat melihat keduanya masuk dengan tatapan dingin.

Esa meletakkan flashdisk berisi rekaman CCTV. “Kita tahu apa yang lo lakukan di IT Tower, Reno. Dan gue kasih lo kesempatan terakhir untuk mundur sebelum semuanya gue bawa ke polisi.”

Reno tersenyum sinis. “Apa yang lo bicarakan, Esa? Gue nggak tahu apa-apa soal ini.”

Sam mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. “Jangan pura-pura. Kami punya rekaman CCTV dan bukti lainnya. Kalau lo terus berulah, perusahaan lo yang bakal hancur.”

Reno berdiri, matanya penuh kebencian. “Gue nggak takut sama lo, Sam. Lo pikir lo bisa ngancurin gue kayak gitu aja? Gue bakal tunjukin kalau gue lebih pintar dari lo.”

Sam menatapnya dengan tenang. “Kita lihat siapa yang bertahan sampai akhir, Reno. Lo bisa main kotor, tapi gue punya integritas. Dan itu sesuatu yang nggak pernah lo punya.”

Sam dan Esa pergi meninggalkan Reno yang tampak semakin gelisah.

Setelah konfrontasi itu, Sam mengumpulkan seluruh timnya untuk merancang strategi baru. Mereka memperkuat sistem keamanan, meningkatkan efisiensi proyek untuk menghadapi ancaman dari Reno dan Indra.

Di sisi lain, Reno semakin terdesak. Tekanan dari pihak berwajib dan reputasi buruk yang mulai menyebar membuatnya kehilangan beberapa klien besar.

Namun, bukannya menyerah, ia justru merencanakan langkah terakhir yang lebih berbahaya.

Sementara itu, di rumah Sam.

"Haa ah... Ini udah 2 hari Kak Sam nggak pulang," gerutu Ellisa yang lesehan di karpet dengan menyandarkan lengannya di dudukan sofa.

Elmira bermain sendiri dengan mainan dan boneka-boneka kecilnya.

Nyonya Koki menghampirinya, membawakan camilan dan potongan buah-buahan. "Non Ellisa lagi santai ya," sahutnya ramah.

"Nyonya, kapan Kak Sam pulang?" tanyanya tiba-tiba, nyaris tanpa sadar karena pikirannya terlalu sibuk mengkhawatirkan sesuatu.

Nyonya Koki tersenyum tipis. "Bos Sam? Kami sudah terbiasa dengan kebiasaannya itu, Non Ellisa."

"Eh?" Ellisa tersadar dari lamunannya. "Nggak, nggak... Maksudku bukan begitu." Dia buru-buru melambaikan tangan, berusaha menepis kecemasannya sendiri.

"Tidak apa-apa, Non," sahut Nyonya Koki, kemudian mengambil remote dan menyalakan televisi. "Bos Sam memang sibuk bekerja. Bukan hal yang aneh kalau dia sering pulang terlambat atau bahkan tidak pulang."

Ellisa menghela napas. "Tapi, Nyonya..." Dia mengangkat kepalanya, menatap wanita itu dengan sedikit ragu. "Kak Sam kan seorang bos tapi masih saja suka menyibukkan diri dengan pekerjaan. Harusnya, dia serahkan saja pada anak buahnya."

Nyonya Koki tersenyum tipis, matanya memancarkan pemahaman. "Bos Sam bukan tipe yang bisa tinggal diam, Non. Dia selalu ingin memastikan semuanya berjalan dengan baik."

Ellisa terdiam. Dia tahu itu benar, tetapi tetap saja, kali ini perasaannya tidak bisa tenang. Ada sesuatu yang terasa tidak beres. Apalagi, setelah dia melihat 'bukti' itu.

"Apa aku boleh... Apa aku boleh menanyakan privasi Kak Sam kepada Nyonya Koki?" Ellisa bertanya di dalam pikirannya. "Apakah boleh?"

"Ah, Non!" Nyonya Koki mengagetkan Ellisa dan juga Elmira yang sedang bermain. "Saya terlambat nonton deh. Astaga, udah setengah jalan."

"Nyonya? Nyonya ada apa?" Ellisa bingung.

"Sebaiknya Non Ellisa juga ikut nonton deh. Seru banget kalo nonton sinetron reality show gitu. Ini pas banget. Konflik mulai bikin hati ikut deg-deg ser."

"Si- sinetron?" Ellisa masih bingung.

"Ah! Benarkan!" Nyonya koki menggerutu sendiri. "Itu suami bener-bener perlu dicurigai. Udah untung punya istri cantik dan pengertian, eeh masih saja main belakang di tempat kerja."

Ellisa jadi ikut penasaran melihat ekspresi serius Nyonya Koki yang tampak begitu emosional, dia akhirnya ikut melirik ke layar televisi.

Adegan di layar menampilkan seorang pria berdasi yang tampak gelisah di ruang kerjanya, sementara istrinya di rumah sedang menangis karena menemukan bekas lipstik di kemeja suaminya.

"ASTAGA! BEGITU KETAHUAN, DIA MALAH BILANG INI CUMA SALAH PAHAM?!" seru Nyonya Koki dengan nada dramatis, tangannya mengepal seperti hendak menonjok layar televisi.

Ellisa yang awalnya hanya menonton dengan satu mata mendadak terlonjak. Lipstik? Di kemeja?

Otaknya langsung menyambungkan fakta yang baru saja ia lihat di kamar mandi — kemeja Kak Sam dengan bekas lipstik di bajunya!

Seolah adegan di sinetron itu adalah kenyataan, Ellisa membayangkan wajah Sam menggantikan pria di layar televisi.

—Sam duduk di kursi kantornya, melonggarkan dasinya dengan raut wajah bersalah.

—Seorang wanita misterius dengan gaun merah mendekatinya, menyentuhkan jemarinya ke bahu Sam sambil tersenyum menggoda.

—Sementara di rumah, Ellisa, dalam balutan gaun dramatis lengkap dengan angin yang entah datang dari mana, menangis tersedu-sedu sambil menjambak kemeja Sam yang bercorak noda lipstik.

"KAK SAAM!! JANGAANN!!” jerit Ellisa dalam imajinasinya.

Wajahnya memerah sendiri, mendadak kesal tanpa alasan. Dia menggeleng cepat, menepis pikiran konyolnya itu.

Di sampingnya, Nyonya Koki masih sibuk meresapi drama yang tengah tayang. "Dasar pria brengsek! Huh, kalau saya jadi istrinya, saya udah timpuk tuh suami pake panci!”

Ellisa menelan ludah. Dia menoleh ke arah dapur, melihat panci besar yang tergantung di dinding. Apa perlu dia mencoba metode itu kalau Kak Sam ketahuan macam-macam?!

Tapi kemudian dia sadar…

"Eh, tunggu. Kenapa aku malah mikirin ini?! Masalahnya bukan perselingkuhan! Kak Sam nggak pulang dua hari!"

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!