Aku terpaksa menikah dengan pria yang belum pernah aku temui sebelumnya.Setelah menikah kembaranku menginginkan bertukar suami. Apakah dia sudah gila mau menukar suaminya dengan suamiku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 : Mas Ganteng
"Ya sudah aku permisi ya Nia, sudah sore juga. Aku harap keputusannya segera diambil. Aku harap kita bisa besanan seperti yang kita inginkan saat sekolah dulu. Kan kita selalu bilang mau jadi saudara. "Tante Vida pamit.
"Iya,nanti aku kasih kabar kalau sudah ada keputusan ya Vid. " ibu dan temannya itu saling berpelukan sebentar.
Lalu pergi begitu kami salim ke dia.
*
Habis itu aku pamit mau ke kafe milik teman ku yang berada di pusat kota, aku bekerja di sana saat liburan ini. Cuma kemarin libur karena hari jumat, entahlah temanku kalau jumat tutup.
Tiba di kafe aku segera memakai apron seragam membersihkan kafe dulu setelah itu pergi meja barista mengecek semuanya apa sudah siap. Kafe ini konsepnya milih menu, bayar dan tunggu pesanan yang sedang dibuat lalu terserah mau duduk dimana. Dan disarankan untuk membuang sampah sisa minuman dan makanan mereka sendiri. Jadi kafe ini tidak butuh banyak pekerja, hanya pemiliknya dan dua karyawan. Kali ini aku bisa bekerja disini karena kebetulan ada satu pegawainya yang resign.
"Hai Ruby" pemiliknya datang, namanya Gina teman kuliah ku. Dia sama denganku lulusan pendidikan Guru SD. Tapi nggak minat jadi guru sama sekali, katanya hanya untuk bekal kehidupan berumah tangga nanti. Untuk mendidik anak-anaknya kelak gitu katanya...Untung saja dia anak orang kaya jadi nggak ada yang protes.
"Hai Gin, baru datang kamu. " balas ku seolah aku tuh yang punya kafe.
"Maaf bos, tadi ketiduran.hhhhhh."dia malah akting lagi.
Kafenya lumayan ramai kami berdua beberapa jam harus berdiri, maksdnya berdua aku sama karyawan satunya ya tidak termasuk Gina yang kebanyakan duduk.
Begitu kafe agak sepi, aku ikut duduk dibawah bar bersama Gina. Yang berdiri Viko pegawai Gina satunya, yang baru berumur sembilan belas tahun habis lulus sekolah tahun lalu.
"Ada masalah apa? " tanya Gina yang peka,seperti melihatku selama kerja raut wajahku masam.
"Aku disuruh keluar dari sekte Yoongi merry me nih. " cerita ku awali dengan rengekan menyangkut hal k-popers.
"Hahah, nggak papa asal jangan ke taehyung aja. " dia juga penggemar kpop dan biasnya taehyung.
"Aku serius, aku mau dinikahkan dengan anak teman ibuku. " aku memasang muka serius.
"Selamat datang, silahkan pilih menunya kakak." suara Viko menyambut pengunjung kafe yang baru datang.
"Americano dingin satu. " jawab pengunjung itu.
"Hah suara mas ganteng By, bentar ya. " Gina langsung berdiri. Dia membuatkan pesanan sesuai nota yang disodorkan Viko.
Jadi disini ada pelanggan dijuluki oleh Gina 'mas ganteng' katanya dia ganteng banget kaya jungkook. Tapi aku nggak percaya begitu saja mana ada disini orang ganteng kaya gitu. Dan aku nggak tertarik sama sekali melihat siapa sih yang dijuluki Gina mas ganteng itu takut kecewa dan berakhir aku akan menghina cowok itu dan Gina sebel kalau seleranya dijulitin.
"Makasih mas ganteng besok kembali lagi ya? " Gina menyerahkan es kopi pesanan pelanggan itu.
"Males nggak pernah dapet diskon juga. " suaranya berat dan seksi aduh aku ini malah jadi penasaran kan ganteng tapi nyari diskonan. Dan aku berdiri, tapi telat dia sudah membalikkan badan cuma lihat punggungnya saja sambil berjalan ke arah luar. Dilihat dari belakang memang kaya jungkook kalau lagi pakai jaket kulit.
"Itu ya yang kata kamu mas ganteng?" Gina mengangguk. "Tapi doyan diskonan. "
"Huaaa, ya dia berarti normal lah mbak Ruby, bos Gina aja yang pelit dia selalu datang tapi nggak ada tuh kupon beli sepuluh kali diskon satu." celoteh Viko tak ada rasa takutnya sama bosnya yang langsung melotot karena dibilang pelit.
"Kalau aku kasih diskon dipotong dari gajimu kamu mau? " sentak Gina sebenarnya bercanda tuh.
"Ya enggak lah mbak, kan yang ngefan mbak Gina. " Viko ngelawan. Bener juga tuh anak.
"Suka aja sih, lihat yang bening nyata." Gina kini sudah tersenyum sendiri mengingat mas ganteng itu.
"Ehh eh kita lanjut dong By tadi ceritanya aku kok kepo sih. "
"Ya gitu, aku mau dijodohkan dan dinikahkan bareng sama Safira dia dapet kakaknya aku adiknya apa gimana gitu. " cerita ku.
"Terus calon kamu ganteng enggak?" begitulah Gina selalu menomorsatukan kegantengan. Dasar penggila visual.
Aku sih sama cuma kalau masalah menikah kayanya itu kesekian deh, tapi masalahnya "aku juga belum melihat calon ku itu. ganteng pa tidak aku juga nggak tau. "
"Terus kerjaannya apa? "
"Keluarganya punya pabrik rokok, mungkin dia jadi buruh pabrik kali. " jawabku diakhir asal.
