namaku Nadia putri Az-Zahra sering disapa Nadia berusia 36 tahun aku seorang ibu beranak 3 memiliki suami yg sangat perhitungan akan tetapi aku tetap sabar menghadapi sifat suamiku namun tanpa sepengetahuanku ternyata suamiku telah memberiku seorang madu.
akankah nadia bertahan atau memilih untuk mengakhiri semua??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Iya pak Wahyu" kata tejo menoleh saat mendengar namanya dipanggil
"Jo sy mau nanya,kamu tau tidak kontrakan sekitar sini yg kosong?" tanya wahyu pada tejo
Tejo terdiam sejenak berfikir dimana ada kontrakan kosong
"Ada pak, tapi kontrakannya kecil pak" kata Tejo setelah ingat kontrakan temannya ada yg kosong
"tidak apa2 jo yg penting ada yg bisa di tempati untuk sementara waktu"jawab Wahyu
"kapan bapak mau kesana? kl mau sekarang ayok sy antar "kata Tejo
"tempanya tdk terlalu jauh kok pak"katanya lagi
"ya sudah,ayok biar bisa langsung sy tempati kl cocok"ucap Wahyu
dan diangguki oleh Tejo
mereka pun sampai ditempat tujuan dan bertemu dengan pemilik kost mereka berbincang dan sepakat kalau Wahyu akan menempati kamar kost tersebut selama 3 bulan kedepan
setelah semua selesai wahyu dan tejo pun berpamitan
"pak kalau begitu saya Pamit pulang ya,soalnya sudah sangat sore takut istri dirumah rindu hehehe " pamit tejo terkekeh wahyu pun ikut tertawa mendengar perkataan Tejo
"iya Jo,makasih banyak ya bantuannya" jawab wahyu
flashback off
Setelah sampai di kamar messnya wahyu langsung mengajak Marni bersiap untuk ke rumah kost yg sudah disewanya untuk beberapa bulan kedepan
"mar,kamu siap2 gih kita kerumah kost yg sudah aku sewa" kata Wahyu pada Marni
" tapi kenapa kita tidak disini aja bang?" Tanya marni seakan enggan keluar dari kamar mess itu
"Disini sempit marni,dan juga tadi saya dapat teguran dari bos" jawab wahyu
"iya deh kl begitu, saya terserah abang aja yg penting abang tidak menyuruh saya untuk pulang saya takut sm ayah" jawab Marni dengan mata berkaca-kaca
"ya sudah ayok,ini sudah mau magrib saya juga mau istirahat " lalu wahyu memasukkan semua pakaiannya kedalam kopernya
wahyu dan marni pun pergi ke rumah yang sudah disewanya
tak berselang beberapa menit mereka sudah sampai karena jaraknya tidak terlalu jauh
"Bang kita tinggal disini?" tanya marni
"iya memangnya kenapa?kamu tdk suka? kalau kau tdk suka ya kamu pulang aja!"kata Wahyu dengan nada kesal
" bukan begitu bang ,tapi kan ini kecil juga bang cuma beda tipis sm kamar mess kamu" kata marni gugup karena takut akan disuruh pulang oleh Wahyu
"ayo masuk,ini sudah bagus sesuai dengan keuanganku lagian juga kenapa kamu nyusul kesini" ucap Wahyu kesal
"i-iya bang,abang jangan marah ya jangan suruh saya pulang saya mau disini sama abang" kata marni merajuk dan itu berhasil membuat Wahyu luluh
setelah mereka didalam kamar kost wahyu meletakkan kopernya dekat lemari yg memang sudah ada didalam kamar kost tersebut
wahyu pun bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian penat karena bekerja dan dikejutkan dengan kedatangan Marni Wahyu ingin segera mendinginkan kepalanya
ya kamar kost yg disewa wahyu memang memiliki pasilitas sedikit lengkap seperti ruang tamu,kamar mandi dan kamar walaupun kamar hanya disekat memakai lemari pakaian bersambung dengan dapur disana sudah tersedia kasur busa yang sudah dipesan oleh wahyu pada sang pemilik kost dan tentunya membayar lebih
setelah Wahyu dan marni selesai membersihkan diri dan shalat Maghrib wahyu mengajak marni keluar untuk membeli makanan untuk makan malam mereka
🌻🍀🌻🥀
satu bulan berlalu
"Bund,ayah kok nggak pernah nelpon sih?! memangnya ayah tidak kangen sama adek?" tanya sibungsu saat mereka berkumpul didepan TV setelah selesai makan malam
"Mungkin sibuk sayang" kata nadia menjawab pertanyaan putranya sambil menggaruk kepalanya entah memang terasa gatal atau tidak
"tapi kan biasanya ayah akan langsung telpon kalau sudah sampai" kata sibungsu lagi tertunduk dengan mata berkaca-kaca
"iya sayang,kamu sabar ya nanti kita telpon" kata nadia lembut sambil membelai kepala putranya
Nadia juga sebenarnya merasa heran dan merasa cemas kenapa sang suami tidak pernah menelponnya dan setiap ditelpon tidak pernah diangkat
" Bang kamu kenapa sampai sekarang kamu tidak memberi kabar jangankan menelponku abang juga nggak pernah telpon bapak dan ibu
kamu baik2 saja kan bang?" batin nadia
" bund...bunda" panggil arka menggoyangkan tubuh Nadia
nadia tersentak dari lamunannya
"i-iya sayang ada apa?" jawab Nadia tergagap
" bunda kok melamun?" tanya arka lagi
"Tidak kok sayang" jawab nadia berusaha tersenyum pada putranya
"Maaf ya bunda kalau adek sudah buat Bunda jadi sedih" kata Arka sendu
" Tidak sayang bunda tidak sedih"
kata nadia
"sekarang adek bobo ya besok kan mau sekolah" kata nadia lagi
"Kan besok kakak ujian bunda,jadi adek libur" ucap arka
"Eh iya ya bunda lupa" kata nadia sambil menepuk jidatnya dan terkekeh pelan diikuti arka
" Kita bobo yu dek bunda udah ngantuk,besok bunda harus cepat bangun mau buat kue pesanan orang" kata nadia beralasan agar bisa terhindar dari pertanyaan sang putra yg tak bisa dijawabnya
"okey bunda,tapi besok kita telpon ayah ya" katanya lagi penuh harap
"iya sayang, besok kita coba untuk telpon ayah tapi harus dijam istirahat ya takut nanti ganggu pekerjaan ayah kalau kita menelpon pagi"kata nadia memberi pengertian
"iya bunda, adek bobo ya bunda"kata arka bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya
"iya sayang, jangan lupa gosok gigi " kata nadia
"iya bunda adek lupa belum gosok gigi " ucapnya dengan cengirannya dan berlari kecil kearah kamar mandi dan dibalas senyuman oleh Nadia
setelah arka masuk kedalam kamarnya nadia menghela nafas panjang dan mengusap kasar wajahnya
Nadia terus berucap istighfar dalam hati untuk menghilangkan kecemasannya walaupun wahyu selama ini selalu pelit padanya tapi Nadia sangat mencintai lelaki yg berstatus suaminya itu
"Ya Allah, lindungilah suami hamba dari segala marabahaya dan berikanlah padanya kesehatan" kata nadia tulus
🥀🥀🥀
Tanpa sepengetahuan Nadia dan keluarganya wahyu tenyata telah menikah siri dengan marni dikota M dua bulan yang lalu
wahyu menikahi marni karna marni terus mendesaknya dan harus tinggal serumah jadi mau tidak mau mereka harus menikah dan saat ini perut Marni sudah mulai terlihat buncit
Dan tanpa sepengetahuan wahyu selama dua bulan ini Marni selalu menolak panggilan telepon baik dari Nadia ataupun dari orang tua Wahyu,Marni juga tidak pernah mengirim uang belanja pada Nadia dan anak2nya
Wahyu yang sibuk dengan pekerjaannya mempercayakan semuanya pada marni itupun dengan segala bujuk rayunya sehingga wahyu menuruti semua keinginan marni
"Mar,kamu sudah kirim uang bulanan untuk Nadia kan?" tanya wahyu
"iya bang" ucap marni berbohong
"ya sudah,kamu istirahat jangan capek2" ucap wahyu dan merebahkan tubuhnya dikasur busa dikamar kostnya dan diangguki oleh marni dengan senyuman penuh kemenangan
"Bang besok temani aku periksa kehamilan ya" kata marni sebelum merebahkan tubuhnya
"iya" jawab Wahyu singkat dan mulai telelap