Terjerat Gairah Sang Pembantu

Sesuai apa yang diperintahkan Lucas kemarin malam, kini Cani sudah masuk kedalam kamar Lucas yang ntah apa tidak terkunci. Cani mengintip sebentar, ia melihat ada sosok pria yang tidur tanpa memakai baju dengan gaya tengkurap. Timbul senyuman manis diwajah Cani, ia tidak menyangka kalau ternyata Lucas akan mendengkur saat tertidur. 

Pelan-pelan Cani masuk kedalam kamar, ia melangkah masuk mendekati Lucas yang tengah tertidur pulas. “Tuan..” Cani memanggil siapa tahu kalau Lucas merupakan sosok yang mudah dibangunkan dari tidurnya. 

Tapi berulang kali membangunkan Lucas tidak kunjung terbangun, malah Cani mendengar suara dengkuran yang menandakan jika Lucas tertidur dengan sangat Lucas. Tidak ada cara lain yang bisa Cani lakukan kecuali membangunkan dengan cara menyentuh tubuh pria itu. 

“Tuan, bangun. Sudah hampir jam tujuh,” ucap Cani sambil menepuk pelan pundak pria itu. 

Lucas menggeliat, cara yang Cani pakai berhasil. Mata Lucas terbuka sempurna karena melihat Cani yang duduk disebelahnya. Lucas langsung membelakangi tanpa mengatakan apapun, mungkin pagi ini sengaja Lucas menghindar tatapan maut dari Cani. 

“Tuan menyuruhku untuk membangunkan kemarin malam, jadi sekarang aku sudah melakukan tugasku.” ucap Cani menjelaskan agar tidak timbul kemarahan dari Lucas. 

Sekalipun masih dalam posisi membelakangi tapi tetap saja Lucas mendengar apa yang Cani katakan. “Hem, terimakasih..” hanya itu sahutan dari Lucas. 

Aroma wangi dari Cani benar-benar membuat Lucas merasakan gejolak aneh, pria itu mencoba tetap waras. “Tidak, Lucas! Tidak lucu kau menyentuh gadis kecil itu,” Lucas berusaha untuk tetap sadar disela keindahan tubuh dari Cani. 

Kala Lucas berbalik badan, ia sudah tidak melihat Cani lagi dikamarnya. Mata tajam Lucas mengelilingi sekeliling kamar, tapi tidak menemukan hal apapun kecuali kesunyian. 

“Dimana dia?” Lucas bangkit dari tempat tidur, ia tidak tahu sejak kapan Cani sudah pergi. 

Bahkan mengikuti pergerakan hati, Lucas mencari Cani diarea ruang ganti. Ia menghela napas lega karena melihat Cani disana, sedang menata pakaian bersih yang tergeletak di keranjang. 

“Ada apa, Tuan?” tanya Cani, ia heran karna tiba-tiba saja Lucas muncul dengan ekspresi seperti itu. 

“Tidak ada,” jawab Lucas cepat, ia masih memperhatikan Cani menata pakaian yang terlipat rapi itu. Disaat Cani sedikit menungging karena memasukkan pakaian dalam diarea lemari bawah, susah payah Lucas menelan salivanya. 

“Kira-kira seperti itulah bentuk dari tubuh Cani jika diajak dengan gaya doggy,” gumam Lucas didalam hati. 

Lucas tersadar, ia membuang pikiran mesum itu. “Aku akan buatkan air hangat untukmu, Tuan. Sepertinya pagi ini sedikit dingin, aku takut mau masuk angin nanti.” ucap Cani yang hanya Lucas angguki saja. 

Disaat Cani melewati Lucas, disaat itulah Lucas mencium aroma yang sangat menenangkan dari Cani. “Ck, dia seperti bayi..” gumam Lucas sembari memperhatikan Cani yang sudah masuk kedalam bathroom. 

Lucas tidak tahu apa niat dari Cani sebenarnya, ia hanya mencoba bertahan dari prinsipnya untuk setia kepada sang istri. 

“Karna hubungan kami masih bisa diperbaiki, aku tidak akan mengkhianati istriku,” Itulah yang Lucas sering katakan sebagai bentuk pengingat diri. 

~

“Aduh..” Suara dari bathroom membuat Lucas langsung masuk. Ia melihat Cani yang basah kuyup diarea pakaian atasnya, hingga bentuk dada dari Cani sangat terlihat. 

“Kau tidak apa?” tanya Lucas, ia melihat air dari bathup yang mungkin sebagai penyebab Cani basah. 

“Tidak apa, Tuan. Hanya saja aku basah akibat air itu,” jawab Cani, ia mencoba untuk memeras baju yang ia pakai hingga terlihat separuh perutnya. 

Lucas tidak ada bicara apapun, hanya diam memperhatikan Cani yang sibuk sendiri. “Dadamu besar juga,” ucap Lucas begitu saja, padahal kata-kata itu yang sangat tidak ingin ia keluarkan. 

“Tuan mau lihat?” tanya Cani, bahkan belum Luca menjawab Cani sudah membuka kaos pendek yang ia pakai. Hingga terlihat dua bongkahan tanpa menutup apapun, menggantung indah di hadapan Lucas. 

“Kau tidak memakai Bra?” tanya Lucas, ia menatap Cani dengan tatapan yang sangat mematikan sebenarnya. 

“Tidak terbiasa, Tuan. Kalau hanya dirumah saja aku tidak akan memakai benda itu,” jawab Cani. 

Lucas tersenyum sinis. “Tapi, kau sedang tidak dirumahmu sendiri, Cani. Tapi, di areaku.” kata Lucas. 

Cani tersenyum saja, ia suka melihat cara Lucas yang selalu saja memiliki kata-kata untuk membenarkan niatnya. Lucas menyentuh dua bongkahan itu dengan kedua tangannya, sesuai dugaan jika ukurannya sangat pas dengan tangannya. 

“Ukurannya aku suka,” ucap Lucas sembari meremas dengan kekuatan sedang. 

Tiada henti Cani mengeluarkan suara yang sangat ingin Lucas dengar, apa lagi Cani tiada kuasa menahan suara lagi dikala perasan dari Lucas semakin kasar saja. 

“Lihat dirimu, Cani..” Lucas mengubah posisi hingga kini Cani membelakangi Lucas yang meremas dua bongkahan miliknya. 

Terdapat cermin yang menunjukkan seperti apa ekspresi dari Cani sekarang. “Kau sangat binal, Cani..” ucap Lucas sembari berbisik, ia harus menunduk untuk melihat keseluruhan tubuh Cani yang sangat menggoda. 

Cani malah senang melihat dirinya di pantulan cermin itu, seolah sebagai gambaran karna ia sudah mendapatkan apa yang diinginkan. 

“Sentuh aku terus lebih jauh, Tuan. Tubuhku milikmu, kau bebas mau melakukan apapun.” ucap Cani yang mana membuat Lucas langsung tersadar. 

Lucas selalu mengatakan itu kepada Zoya, ia yang meminta dan merayu Zoya untuk melakukan hal lebih. Tapi, saat ini semuanya berbanding terbalik. Malah Cani yang meminta dirinya untuk lebih melakukan hal gila lagi. 

“Tidak bisa, Cani..” Lucas menjauhkan tangannya bahkan tubuhnya dari Cani. 

Mengambil kaos yang Cani pakai tadi, memakaikannya kembali. “Maaf, aku tidak bisa melanjutkan lagi semua ini. Aku punya Zoya yang harus aku hargai, lupakan semua yang sempat terjadi ini.” ucap Lucas disaat Cani sendiri sudah bergairah sebenarnya.