NovelToon NovelToon
My Billionaire Hubby

My Billionaire Hubby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.

Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBH 08. Kriteria Istri Abang

Kai dan rombongan Tejo sampai di sebuah daerah yang menurut Kai begitu sejuk. Hawa udaranya terasa begitu berbeda. Saat turun mereka sudah disambut oleh banyak anak anak kecil usia 3-7 tahun.

Kai sedikit tercengan, Tejo dan kelompoknya begitu lembut memperlakukan mereka.

" Mas,,,, endi maem e dewe mas wis ngelih banget kie ( mana makanannya kita mas sudah lapar sekali ini)."

" Eh… mas nggak oleh je. Maem telo wae ya.( mas nggak dapat. Makan ubi saja )."

Terlihat wajah lesu di wajah anak anak itu. Mereka pun menunduk sambil masuk ke rumah.

Di sana terdapat sebuah rumah berbentuk joglo. Di dalamnya ada sekitar 10 anak. Rumah tersebut terlihat rapi dan bersih meskipun sangat sederhana.

" Assalamu'alaikum nduk."

" Waalaikumsalam mas, lho ada tamu to."

" Oh ini bang bule, eh maksudku bang Bhumi. Tadi ketemu di jalan di sedang cari tempat menginap. Bang bule kenalkan ini Wati istriku."

" Oh begitu. Silahkan duduk bang bule. Maaf rumahnya berantakan."

" Tidak apa apa mbak Wati. Terimakasih."

Kai duduk disebuah kursi bambu. Wati dan Tejo berjalan menuju ke dapur. Sayup sayup Kai mendengar pembicaraan suami istri yang baru saja ia temui itu.

" Piye mas kerjone."

" Maaf nduk tadi pelabuhan sepi. Mas nggak dapet manggul apa apa."

" Terus maem e bocah bocah piye mas?"

" Huft… mas bingung juga nduk. Telo ne iseh ( ubinya masih)?"

" Masih mas. Tadi sudah tak rebus."

Kai terenyuh mendengar perbincangan Tejo dan Wati. Lagi lagi ia merutuki dirinya yang meninggalkan atm nya di rumah. Akhirnya Kai mengambil sebuah keputusan. Dia tidak jadi membeli ponsel. Ia akan memberikan sebagian uangnya untuk Tejo.

" Maaf yo bang bule tak tinggal tadi. Silahkan diminum seadanya."

" Tidak apa apa mas Tejo terimakasih. Oh iya mas anak anak itu?"

" Oh mereka. Mereka adalah anak anak yang kami temui di jalan mas. Kasihan kecil kecil udah jadi gelandangan dan mereka juga sudah tidak punya orang tua. Kebetulan saya dan Wati juga belum diberi keturunan jadi kami memutuskan merawat mereka. Meskipun kami menyadari kamu mengalami kesulitan."

Kai berpikir sejenak. Memang seharusnya Tejo menyerahkan anak anak ini ke panti sosial. Namun Kai tidak mengatakan hal tersebut. Ia yakin Tejo memiliki alasan tersendiri.

" Oh iya mas lahan di samping rumah milik siapa?"

" Itu warisan orang tua Wati mas. Kami menanam Ubi di sana."

" Apakah jika aku mengolahnya kalian tidak keberatan?"

" Maksud bang bule."

Kai hanya tersenyum ia, lalu menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada Tejo.

" Terimalah mas, anggap saja ini biaya menginap di sini."

" Eh… apa ini bang bule. Banyak sekali."

Tejo yang seumur umur belum pernah memegang uang sebanyak itu hanya termangu. Uang seratus ribuan berjumlah 30 lembar itu sungguh membuatnya meneteskan air matanya.

" Pergunakanlah sebaik mungkin mas."

" Terimakasih bang … terimakasih banyak"

Tejo meraih tangan Kai dan berkali kali mengucapkan terimakasih. Kai sungguh bersyukur selama ini ia hidup tanpa berkekurangan dan ternyata diluar sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan.

Kai dipersilahkan untuk istirahat. Namun sebelumnya ia menjalankan kewajiban 4 rakaatnya terlebih dahulu.

Di sebuah kamar sederhana dengan kasur yang berada di lantai ia merebahkan tubuhnya. Kai sedang berpikir lahan tanah samping rumah itu akan dibuat apa sehingga bisa sekedar untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga Tejo.

🍀🍀🍀

Adzan subuh berkumandang membahana. Udara dingin begitu terasa di daerah ini. Ya Kai saat ini tengah berada di rumah Tejo, lokasi nya sekitaran gunung Ungaran.

Selepas sholat subuh Kai sudah berjibaku di lahan kosong sebelah rumah Tejo. Ia mengaduk tanah dengan cangkul yang memang sudah ada di luar rumah itu. Kai membuat gundukan gundukan memanjang untuk ditanami. Kai berpikir akan menanam sayur sayuran di sana.

Meskipun tidak bisa dijual namun paling tidak kebutuhan dapur bisa diambil dari kebun. Ia juga akan lebih merapikan tanaman ubi yang hanya dibiarkan menjalar sesukanya.

Lahan kosong tersebut lumayan luas untuk ditanami beberapa sayuran seperti kangkung, bayam, cabe, dan daun bawang.

" Selesai."

Kai tersenyum puas dengan pekerjaannya. Ia kemudian duduk di teras sambil meregangkan otot otot nya.

" Anggap saja ini fitnes hahahah."

Kai bermonolog. Beberapa orang yang melintas menatap heran ke arah Kai. Pasalnya sebelumnya mereka tidak pernah melihat keberadaan Kai.

" He.. Sopo kui, ono bule ganteng tenan."

" Ho o yu, sopo yo. Walah putih tenan, mancung sisan."

Bisik bisik orang yang lalu lalang di depan rumah Tejo tak diperhatikan.

" Lho Bang bule habis ngapain?"

" Saya habis nyangkul tanah di samping rumah. Itu sudah selesai."

Tejo benar benar terkejut, seorang bule kota nyangkul di kebun miliknya. Dan hebatnya cangkulan tanahnya sungguh rapi.

" Ini mau buat apa to bang."

" Saya akan menanami dengan sayuran siapa tahu bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan dapur. Jika nanti mas Tejo berkehendak mas Tejo bisa kembangkan sendiri dan hasil nya bisa dijual. Berhentilah menggunakan cara haram untuk menafkahi anak anak mas. Apa yang masuk ke perut anak anak akan jadi pembentuk karakternya nanti."

Tejo terdiam, semua ucapan Kai benar. Ia menyadari kekeliruannya dan berharap bisa memperbaikinya.

" Baiklah mas, apakah disini ada yang menjual bibit sayuran?"

" Ada mas tapi kita harus menggunakan kendaraan. Lumayan jauh."

" Mobil pick up semalam?"

" Oh itu saya pinjem mas punya temen."

" Ya sudah mas mari kita pinjam. Biar saya yang nyetir nanti."

Tejo dan Kai pergi ke penjual bibit sayuran sekaligus berbelanja kebutuhan sembako.

Tak lama kemudian Mereka sudah kembali dan disebut wajah bahagia anak anak. Kai sungguh senang melihat wajah anak anak yang tampak gembira itu.

Kai lalu menurunkan bibit bibit tersebut dan mulai menanamnya. Kai sengaja tidak menanam dengan benih karena pasti akan lama. Semua itu karena Kai tidak akan berlama lama disana.

Dari pagi hingga sore akhirnya semua bibit tertanam dengan baik.

" Alhamdulillah, selesai juga akhirnya. Mas tejo jangan lupa disirami ya mas. Saya harap semuanya bisa berjalan sesuai yang diharapkan."

" Bang bule mau pergi kah?"

" Iya mas, sudah cukup saya berada di sini. Besok pagi saya akan pergi."

Tejo mengangguk mengerti. Kedatangan Kai sungguh seperti malaikat penolong baginya dan keluarga. Ia berjanji akan mencari pekerjaan yang halal untuk menafkahi keluarganya.

🍀🍀🍀

Kediaman Rama nampak sendu. Baru sehari ditinggalkan Kai mereka sudah sangat merindu.

Ana berusaha menghubungi nomor telepon Kai tapi tidak tersambung. Sita juga begitu. Keduanya pun menyandarkan tubuh mereka di sofa ruang keluarga.

" Kenapa lemes gitu?"

" Huft… menghubungi abang tapi nggak bisa Yah."

" Ya Allaah, abang baru sehari lho dek pergi. Ayo dong jangan gitu kasihan abang nanti kepikiran, mommy juga."

Ana membuang nafasnya kasar. Memang benar apa yang dikatakan ayahnya, abangnya baru sehari pergi.

" Oh iya yah, kemarin malam apa yang dibicarakan keluarganya mas Hendri."

Rama mendudukkan dirinya di sebelah sang istri dan bergelayut manja. Hal tersebut membuat sang bungsu memutar bola matanya malas.

" Ayah mode manja hiih…"

" Biarin… Weeek. Itu mereka minta kita menjodohkan Kai dengan Safira."

" Woooah… Sudah kuduga. Pokoknya big no!"

Ana langsung merespon ucapan sang ayah. Bahkan dia sampai menyilangkan kedua tangannya tanda tidak setuju.

" Kenapa sih An, teriakanmu kedengaran sampai ujung jalan sana tau."

" Ini lho mas, masa kemarin keluarga Om Hendri mau minta si piranha dijodohin ma abang. Ya aku big no lah."

" Eh… Abra juga big no. Kali ini setuju sama Ana.."

" Akhza idem, nggak banget abang sama modelan kayak gitu. Cantik sih tapi… tck...tck…"

Rama dan Sita saling tatap dengan ucapan ketiga anaknya itu.

" Mas kayaknya Kai susah dapat istri kalo modelan adiknya begini semua."

" Iya ya, guys terus kalian mau abang dapat istri yang seperti apa?"

Ketiganya diam, mereka sibuk dengan pikiran mereka mencari kriteria kakak iparnya.

" Dia yang jelas harus sholeha." Ucap Ana.

" Baik, lembut, keibuan." Ucap Abra.

" Ehmm cantik bonus sih, yang pasti bisa sayang sama mommy, Ayah, dan kita." Imbuh Akhza.

Sita mendengarkan dengan penuh senyuman. Sungguh ketiga anaknya ini ingin abangnya mendapatkan Istri yang terbaik.

" Kalian doakan abang ya, biar jodoh abang disegerakan dan abang mendapatkan istri yang seperti kalian ucapkan tadi."

TBC

1
Anonymous
keren
Anggie Cheerful
author nya org Magelang kah???
Anggie Cheerful: salam kenal y kak,,rumah saya Cacaban hehe...
Damar Pawitra IG@anns_indri: betul kak 😊😊😊
total 2 replies
Anggie Cheerful
di buat film bagus lhoo ini...
Anggie Cheerful
magelaaang rumah ke dua gw
Anggie Cheerful
edan
Anggie Cheerful
gilee gw baca ini deg degan berasa gw ikut nonton langsung.. pdhal ini kaan imajinasi author yaa... huaaaaa
Ira Rachmad
nice story
Anggie Cheerful
menyalaaa bang buleee waaah gilaaa kereeen sih
Ira Rachmad
aaahh...finally...
Anggie Cheerful
kali ja janda masih prawan huahahah nikah tp blom d sentuh ahaha
Anggie Cheerful
telur asin garis pink k bandongan apa Blabak y lupa ahaha yg biru aj ad tulisan angka,naik no 1,nanti sampe rumah qu huahahaa
Anggie Cheerful
kota Magelang.. ayoo maen k rumah qu bang buleee ahhahaa
Ira Rachmad
kwkwkwk....
ngekek guling2 dah
Juni Setya
Thor...kalo cerita Abangnya dr.Dika .... judulnya apa ya...dulu pernah baca
Yen Yen
Luar biasa
Fani Indriyani
Ah ya kieran baru aku inget 🤦,kalo cerita kaivan ada gak thor,apa judulnya
Fani Indriyani: siap meluncur ke babang kaivan deh,kalo kieran aku malah udh baca duluan sebelum kai
Damar Pawitra IG@anns_indri: anaknya Kai dan Kiran ada kak.
kalau Kieran/Ran: Judulnya >>> Dicintai Duda Impoten

kalau Kaivan: judulnya >>>> Jadi Ayahku Ya Om!
total 2 replies
Fani Indriyani
thor gmn kabarnya anton,kirain susi ma anton trnyata ma roni toh
Lilis Suryani
Luar biasa
Fani Indriyani
Bee itu laki2 atau perempuan ya thor
Fani Indriyani
Dan aku ingat skr,nanti kalo anaknya kai nikah,besannya satu perguruan ma kiran hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!