NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri Miliarder

Mendadak Jadi Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:73.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Moms TZ

Anaya tak pernah menyangka hidupnya sebagai seorang gadis yatim bisa berubah drastis dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan pria yang bahkan tak pernah terlintas di pikirannya.

Akmal, CEO muda yang tampan dan bergelimang harta, harus menelan pahitnya pengkhianatan saat calon istrinya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak.

Takdir mempertemukan keduanya dalam ikatan yang awalnya hampa, hingga perlahan benih cinta mulai tumbuh. Namun, ketika kebahagiaan baru saja menyapa, bayang-bayang masa lalu datang mengancam, membawa badai yang bisa meruntuhkan rumah tangga mereka.

Mampukah Anaya mempertahankan cintanya? Ataukah masa lalu akan menghancurkan segalanya?


Baca kisahnya hanya di "Mendadak Jadi Istri Miliarder"

Yuk ikuti kisah mereka...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

°

°

°

Ersa menatap layar ponsel Anaya dengan perasaan sesak. "Astaga, mereka keterlaluan sekali! Tapi, sepertinya aku pernah bertemu salah seorang dari mereka."

"Kamu kenal salah satu dari mereka?" tanya Anaya penasaran.

"Tidak, tapi aku pernah meeting bareng di kantor Kak Arbi waktu itu," jawab Ersa.

"Benarkah? Apakah dia bekerja di sana?" Anaya bertanya lagi.

Ersa mengangguk. Tiba-tiba, panggilan video dari Adzana muncul. "Nay, kamu ada masalah seperti ini kenapa tidak memberitahuku?" Adzana bertanya kesal.

"Belum, Na. Aku masih kesulitan bicara ini." Anaya menjawab seraya memegang pipinya.

"Coba Kak Arbi tidak mengirimkan videonya, aku pasti tidak akan tahu apa-apa! Kamu anggap apa aku ini, hahhh!" Adzana melanjutkan.

Anaya merasa tidak terima. "Ya, Adzana! Kenapa kamu jadi marah padaku?" pekik Anaya menahan geram.

Ersa tersenyum, memperhatikan perselisihan keduanya. Baginya, ini sudah biasa. Persahabatan mereka selalu unik dan penuh kejutan.

"Aku tidak mau tahu, pulang kantor kalian harus mampir ke rumahku. Titik!" Adzana memutus sambungan, membuat Anaya frustrasi.

"Astaga, siapa sebenarnya yang ibu tiri di sini? Sejak punya anak, sikapnya benar-benar berubah bar-bar!" Anaya menggerutu.

"Ya sudah, nanti kita ke sana. Kamu beritahu Kak Akmal untuk menjemputmu di sana." Ersa menyarankan.

Anaya mengangguk setuju. Mereka membayar tagihan dan meninggalkan kafe.

°

Akmal duduk di balik meja kerjanya, dihadapannya tumpukan berkas yang belum selesai menunggu untuk dikerjakan. Meskipun Alfa sang asisten membantu, Akmal tetap memegang kuasa penuh atas setiap keputusan.

Sesekali, dia memijat pelipisnya, merasakan pusing yang tiba-tiba datang. Dia berhenti sejenak, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Memejamkan mata, kilasan kenangan masa lalunya bersama Risna muncul begitu saja.

"Padahal aku sangat mencintainya, dia begitu lembut, dan halus tutur katanya. Ternyata dia tidak sebaik itu. Bodoh kamu Akmal! Mencintai seorang wanita begitu ugal-ugalan sampai tidak bisa membedakan tulus atau hanya kamuflase." Akmal menyesali kebodohannya.

Akmal membuka mata, pandangannya kosong. "Apa aku akan salah lagi? Apa Anaya juga akan menyakitiku seperti Risna?" Suara hatinya bertanya, penuh keraguan dan kekhawatiran.

Alfa mengetuk pintu dan masuk. "Maaf, Pak. Anda ingin makan siang di luar atau mau saya pesankan sesuatu?"

Akmal memandangnya. "Tolong, minta OB membuatkanku mie rebus lengkap dengan sayuran, telur, dan cabe rawit. Minumannya air mineral saja."

"Baik, Pak. Saya akan segera pesankan." Alfa langsung berlalu menuju pantry.

Akmal kembali fokus pada pekerjaannya, lalu ponsel berbunyi tanda pesan masuk dan langsung membukanya begitu tahu siapa yang mengirim pesan padanya.

Dia tersenyum saat membaca pesan Anaya. "Jangan lupa makan ya, Mas. Nanti sepulang kantor Adzana minta aku ke rumahnya. Apa Mas Akmal mengijinkan?" tulisnya.

Akmal membalas, "Boleh, nanti aku menjemputmu di sana."

Alfa masuk dengan nampan berisi mie rebus. "Silakan dinikmati, Pak. Mie rebus lebih nikmat disantap saat panas."

"Terima kasih, Fa," jawab Akmal.

Akmal menikmati mie rebus yang masih mengepul asapnya, begitu lezat. Baginya, tidak ada makanan yang tidak enak, asalkan halal.

Masa lalunya di pondok pesantren, membentuknya menjadi pribadi sederhana dan bersyukur. Meski orang tua Arbi merupakan donatur, ia dan Arbi tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa. Semua sama, harus berbagi dan berhemat.

Selesai makan Akmal membereskan bekas makannya. Lalu istirahat sebentar. Ia kembali ke kursi kebesarannya untuk melanjutkan pekerjaannya.

°

Jam lima sore saatnya pulang kantor. Anaya merapikan mejanya dan bersiap pulang. Seorang rekan kerja menawarkan tumpangan.

"Hai, Nay, aku antar kamu pulang, ya?"

"Terima kasih, Bang, tapi Ersa sudah menunggu," jawab Anaya.

"Kenapa kamu terus menolak, Nay? Apa yang kurang denganku?" tanya pemuda itu dengan senyum.

"Aku dan Ersa selalu pulang bareng. Lagipula kita berbeda arah, dan aku tidak mau merepotkan, Abang," Anaya menjelaskan.

"Aku siap direpotkan, kok," kata pemuda itu.

"Anaya, ayo buruan! Keburu macet, nih!" seru Ersa.

"Maaf, Bang Faisal. Saya duluan ya. Bye!" Anaya berlari menghampiri Ersa.

Faisal menatapnya dari kejauhan dengan senyum kecewa. "Jangan menyerah, Bro! Kalau suka pepet terus!" salah satu rekan kerja menggodanya.

Faisal menarik napas panjang, merenungkan kegagalan mendekati Anaya. "Selama belum jatuh ke tangan orang lain, masih ada kesempatan, Bro!" temannya yang lain ikut menggoda.

Faisal tersenyum tipis dan berjalan menuju parkiran. Dia melihat Anaya masuk ke mobil bersama Ersa, hatinya kembali merasa berat.

°

Mereka tiba di rumah Adzana dan disambut hangat. Adzana menggendong kedua anaknya dan menggerutu, "Kalian hanya akan datang kalau dipaksa, sahabat macam apa itu?"

Anaya mencoba menggendong Baby Zo, tapi bayi itu menolak. "Ini Tante Nay, Zo!"

Adzana tertawa. "Dia belum kenal kalian, rajin-rajinlah berkunjung bantu aku mengasuh mereka."

Anaya bercanda, "Kita sudah jadi asistenmu di kantor, masih harus jadi pengasuh anakmu juga?"

Ersa menyarankan, "Cari baby sitter saja sih, Na."

Adzana menjawab, "Tidak mau, takut mereka genit sama Kak Arbi."

"Bagaimana kamu bisa merawat diri, dengan mengurus dua bayi sendirian?" ucap Ersa khawatir.

Anaya menambahkan, "Apalagi suamimu tampan dan tajir, pasti banyak cewek centil yang mencoba menggodanya."

"Berani Kak Arbi macam-macam, aku bakal bikin dia menyesal seumur hidupnya." Adzana mengepalkan tangannya.

"Eh, iya Nay. Bagaimana ceritanya kamu bisa mengalami insiden itu?" tanya Adzana kemudian.

"Aku sendiri tidak tahu, semua terjadi begitu cepat dan tidak sempat mengelak."

"Kamu mesti hati-hati, Nay. Jangan sendirian di tempat umum. Kalau Kak Akmal sibuk, sebaiknya minta tolong Ersa untuk menemanimu."

Obrolan terus berlanjut hingga jam delapan malam Arbi tiba di rumah. Anaya memutuskan untuk ikut pulang bersama Ersa.

°

"Kamu sudah beritahu suamimu untuk tidak menjemputmu, Nay?" Ersa bertanya saat mereka dalam perjalanan pulang,

"Sudah, tapi belum dibaca," jawab Anaya, matanya menatap jalanan yang padat kendaraan.

Ersa mengeluh, "Mau makan dulu nggak, Nay? Aku lapar."

Anaya tersenyum. "Boleh, aku juga lapar."

Ersa mencari tempat makan yang tidak terlalu ramai. Ia memarkirkan mobilnya di depan warung tenda yang menyediakan berbagai olahan seafood. Sementara Ersa memesan, Anaya berinisiatif memilih tempat duduk.

Deggg

Dada Anaya tiba-tiba terasa sesak seakan dihantam benda tumpul dengan sangat kuat, ketika netranya menangkap sesuatu yang tidak ingin dilihatnya. Anaya mencoba bersikap tenang, lalu berbalik arah mencari tempat duduk di luar.

"Kenapa baik lagi, Nay?" tanya Ersa heran.

"Di luar saja, lebih adem." sahut Anaya.

Pesanan datang, Ersa tampak lahap menyantap makanannya. Anaya pun melakukan hal yang sama, meski berusaha menelan dengan susah payah. Tiba-tiba rasa laparnya hilang dan berganti perasaan tak nyaman menggelayuti hatinya.

Anaya segera membayar begitu dia selesai makan dan pamit menunggu di mobil. Ersa menyusul setelah menyelesaikan makannya, lalu melanjutkan perjalanan.

Lima belas menit kemudian Ersa berhenti di rumah Anaya. "Makasih, Sa! Hati-hati, ya!"

Ersa mengangguk lalu melajukan mobilnya kembali.

Anaya memasuki rumahnya yang masih gelap gulita, segelap hatinya saat ini. Dia segera menuju ke kamarnya tanpa berniat untuk menyalakan lampu utama, hanya lampu luar saja yang ia nyalakan.

Tiba di kamarnya, Anaya langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama ia pun keluar. Setelah mengoleskan rangkaian skin care untuk perawatan kulitnya di malam hari, Anaya memutuskan untuk tidur tanpa menunggu suaminya pulang.

Namun saat memejamkan mata, apa yang tadi dilihatnya, seolah menari-nari di pelupuk mata. Hingga tak sadar berlinang lah airmatanya. Anaya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Perasaan macam apa ini? Ya Tuhan, jangan biarkan rasa cemburu menguasai akal sehatku."

°

°

°

°

°

Siapa sih yang dilihat Anaya? 🤔🤔🤔🤔🤔

1
Nar Sih
terima nasib mu aja kanza ,lgian gk mungkin akmal suka sama kmu naya lebih semua nya di banding dgn mu
〈⎳ Moms TZ: hooh...
total 1 replies
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kontrol ucapanmu ya alfa. bini bosmu tuh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
senengnya punya bos begini ya. sering²lah hamil Anaya, biar tiap tahun gaji karyawan naik🤭🤭🤭
〈⎳ Moms TZ: /CoolGuy//Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
total 1 replies
Kamiem sag
terbuat dari apaaaalah hati Hanza itu apa mungkin dari tanah sengketa yg dicampur dgn darah srigala gila??
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Kamiem sag
betul bu Atun laki- laki gak cuma Akmak yg lebih baik juga banyak tapi mungkin gak mau sama Khanza🤭
yustina arie
Luar biasa
ora
Jangan terpengaruh Akmal. Sia-sia seorang Khanza dikasihani. Yang ada tambah ngelunjak nanti ....
〈⎳ Moms TZ: lha iyo
total 1 replies
ora
Ikhlasin sih Khanza. Hidupmu nggak bakal jadi seperti ini🥲🤧
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
ora
Kamu siapa sampai merasa nggak adil. Keluarganya Akmal aja nggak ada yang bersikap begitu karena Akmal nikah/Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Marya Dina
udh akhmal usir saja.. jangan kasian2.
nanti jadi bumerang.
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Nar Sih
moga khanza sgra pergi drin rmh anaya dan akmal ,biar ngk ada mslh
Nur Adam
lnjut
ora
Pakai cakep segala🤭
〈⎳ Moms TZ: ibu sering nonton acara lapor pak, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ora
Lah itu tahu. Tapi kenapa nggak bisa nerapin ke diri sendiri 😔
〈⎳ Moms TZ: begitulahhh
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
si kokom ini. jelas banget dr kebenciannya. hadeeeeh gk sadar² juga😏
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): si kikan 🤭
total 3 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
he eh, yg lain cuma ngontrak ya😄😄
Batsa Pamungkas Surya
mak jleeeeeb

jawaban yg tepat
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Sadarlah Khanza, beruntung kamu selamat dari kecelakaan. Kalau kamu masih aja kaya gitu ga berubah-ubah, hanya akan ada penyesalan di akhir dengan keadaan yang ga bisa diperbaiki lagi 🥺
💗 AR Althafunisa 💗: Aamiin...
〈⎳ Moms TZ: semoga bisa berubah dan menyadari kesalahannya
total 2 replies
Nar Sih
seperti nya si kanza udah setres nih ,grgr iri dengki nya sama naya yg lgi mesra,,sama aklmal🤣
〈⎳ Moms TZ: dia masih labil, ky cuaca saat ini, panas tiba² hujan /Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!