Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Mamak Fauzan, mamak Sarina sengaja datang dari kampung kota Medan. Kedatangannya lantaran Fauzan akan menikah. Benar! Fauzan akan menikahi Erlina. Itu adalah keputusan Fauzan karena dia telah membuat gadis itu tidak perawan lagi.
"Erlina, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Fauzan. Mamak titip anak-anak Fauzan kamu besarkan dan didik dengan baik yah, nak!" ucap mamak Sarina.
"InsyaAllah, mak!" sahut Erlina.
"Kamu harus nurut jadi istri, Erlina! Jangan banyak menuntut," sahut mamak Ruminah, mamaknya Erlina yang juga datang berbarengan dengan mamak Sarina.
"InsyaAllah, mak! Aku akan berusaha menjadi istri yang baik serta menjadi ibu yang baik bagi anak-anak nya mas Fauzan," kata Erlina. Mamak Sarina dan Ruminah tersenyum dan saling berpandangan.
"Bagus nak! Mamak harap Fauzan dan kamu bisa menjadi pasangan suami istri yang saling mencintai dan menyayangi. Selalu saling pengertian dan menghormati," ucap mamak Sarina.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Mamak, aku ingin bicara dengan mamak," ucap Fauzan saat melihat mamak Sarina sedang duduk dan mengobrol dengan mamak Ruminah. Mamak Ruminah dan mamak Sarina kini saling berpandangan. Lalu setelah nya mamak Sarina berdiri dari tempat duduknya untuk berbicara dengan putra nya.
"Ada apa lagi Fauzan?" tanya mamak Sarina setelah mereka berdua masuk ke kamar mamak Sarina.
"Mak, aku mau menikahi Sabrina, mak!" kata Fauzan. Ucapan Fauzan itu sukses membuat mata mamak Sarina mengerutkan dahinya.
"Apa maksud kamu ini, Fauzan? Bukankah kau sudah menceritakan semua kebenarannya bahwa kamu menikahi Erlina karena satu alasan. Kamu dengan sengaja telah menodai kesucian Erlina? Terus sekarang kamu bilang mau menikah dengan Sabrina? Sebenarnya apa yang telah terjadi? Apa kamu telah menodai dua gadis perawan itu, Fauzan? Astaghfirullah! Serakah sekali kau ini!" ucap mama Sarina.
"Mamak, mamak bicara apa sih mak? Aku tidak mungkin menodai Sabrina. Karena dia wanita polos dan lugu. Dia tidak berusaha menggoda ku. Ini tidak seperti Erlina yang dengan terang-terangan mendatangi aku di kamar, mak! Eh ups!" sahut Fauzan. Fauzan jadi keceplosan menceritakan hal yang sebenarnya. Mamak Sarina melebar bola matanya. Bukannya dia menyalahkan Erlina tapi justru menyalahkan Fauzan, putra nya.
"Kamu lah yang salah dan menggoda Erlina. Kamu seperti memberikan harapan palsu padanya. Itu yang mamak lihat. Jika menyayangi Erlina, kamu tidak akan tergoda dengan Erlina. Kamu pasti bisa menolak nya," omel mamak Sarina panjang lebar. Fauzan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Mamak ini, bukanya membela anaknya sendiri tapi justru membela Erlina. Terus bagaimana tanggapan mamak kalau aku juga menikahi Sabrina," kata Fauzan.
"Astaghfirullah, Fauzan! Kamu mau poligami?" tanya mamak Sarina.
"Erlina juga mengijinkan dan meminta aku supaya menikahi Sabrina juga, mak. Erlina sangat tahu kalau sebenarnya antara aku dengan Sabrina saling suka, mak!" kata Fauzan.
"Nah, nah, nah benar kan? Sekarang sudah jelas bukan? Dalam hal inilah kamu penyebabnya. Kamu memberikan harapan pada dua gadis perawan itu. Em maksudnya satu di antara nya sudah tidak perawan," sahut mamak Sarina.
"Mamak, boleh yah kalau aku langsung menikahi kedua nya?" tanya Fauzan.
"Astaghfirullah, Fauzan! Kamu bicara sendiri dengan mamaknya Erlina dan juga mamaknya Sabrina dulu. Kalau mereka ridho bahwasanya anak gadisnya menikah dengan pria yang sama, apakah mau? Lalu apakah Sabrina sendiri juga mau kalau dinikahi oleh kamu yang juga menikahi Erlina?" ucap mamak Sarina.
"Baiklah, mak! Aku pastikan sendiri kalau mereka menerima jika aku akan menikahi Erlina dan Sabrina. Aku pikir dengan aku memiliki tujuh anak sekarang ini, punya istri dua akan sangat membantu," kata Fauzan dengan cengir kuda. Mamak Sarina yang mendengar pernyataan Fauzan langsung menjitak kepalanya.
"Astaghfirullah, kau ini Fauzan!" sahut mamak Sarina.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Baiklah, mak! Aku pastikan sendiri kalau mereka menerima jika aku akan menikahi Erlina dan Sabrina. Aku pikir dengan aku memiliki tujuh anak sekarang ini, punya istri dua akan sangat membantu," kata Fauzan dengan cengir kuda. Mamak Sarina yang mendengar pernyataan Fauzan langsung menjitak kepalanya.
"Astaghfirullah, kau ini Fauzan!" sahut mamak Sarina.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Sabrina, kamu mau kan menikah dengan aku? Aku akan menikahi kamu dan Erlina secara bersamaan," ucap Fauzan. Sabrina terlihat melihat ke arah mamak Ruminah, mamak Sarina serta Erlina secara bergantian.
"Mau yah, Sabrina! Kita akan sama-sama menjadi istri dan ibu dari anak-anak bang Fauzan. Kita akan kompak menjadi sebagai istri bang Fauzan yang tentu saja rukun dan saling menghargai. Aku tidak akan cemburu kok jika bang Fauzan sering bersama dengan kamu. Berbagi itu indah, Sabrina!" sahut Erlina.
Ucapan Erlina membuat Sabrina mengerutkan dahinya. Tentu saja Sabrina paling tidak suka kalau punya madu atau berpoligami. Dia lebih baik menikah dengan seorang pria tua namun hanya dirinya istri satu-satu nya.
"Maaf, saya lebih mundur! Biar Erlina saja yang menjadi istri satu-satu nya bagi mas Fauzan. Dan juga Erlina lah yang pantas menjadi ibu dari anak-anak nya bang Fauzan," ucap Sabrina.
Walaupun kedua matanya berkaca-kaca menahan rasa sesak di dadanya, Sabrina harus kuat dan ikhlas jika bang Fauzan menikah dengan Erlina. Dan Sabrina lebih memilih mundur dan menolak untuk dilamar oleh Fauzan.
"Sabrina, aku mohon! Menikah lah dengan aku, Sabrina! Aku benar-benar menyukai kamu," ucap Fauzan seraya melirik ke arah Erlina. Erlina tiba-tiba jadi cemberut saat mendengar dengan telinga nya sendiri kalau Fauzan menyatakan perasaannya pada Sabrina.
"Sudah, sudah Fauzan! Kamu jangan memaksakan kehendak lagi. Intinya kamu harus bertanggung jawab atas semua yang sudah kamu lakukan terhadap Erlina. Dan kamu tetap harus menikahi Erlina. Kalaupun Sabrina tidak mau kamu jadikan istri atau menikah dengan kamu, kamu tidak boleh memaksakan diri. Itu sudah pilihan dari Sabrina kalau dirinya tidak mau dipoligami oleh kamu," ucap mamak Sarina.
"Tapi mak, aku yakin kalau Sabrina dan aku juga saling memiliki perasaan yang sama. Aku yakin itu, mak!" sahut Fauzan.
"Sabrina! Tolong Sabrina, menikah lah dengan aku! Aku tahu kamu sakit hati jika aku menikah dengan Erlina saja. Jadi keputusan aku adalah aku juga harus menikahi kamu juga, Sabrina!" ucap Fauzan.
"Tidak, bang! Maaf bang, aku tidak bisa!" sahut Sabrina lirih.
Dia berusaha tidak meneteskan air matanya. Sabrina tidak ingin terlihat rapuh di hadapan mamak Sarina, Ruminah dan juga Erlina.
"Sabrina! Aku mencintaimu, Sabrina!" gumam Fauzan yang terdengar sangat lirih.
Namun cukup didengar oleh Sabrina. Sabrina semakin tidak kuasa menahan air matanya yang jatuh. Disaat itu, Sabrina berlari meninggalkan tempat itu. Meninggalkan keluarga Fauzan dan keluarga Erlina.
"Aku akan mengejar, Sabrina!" ucap Fauzan.
"Fauzan!" cegah mamak Sarina.
Erlina dengan cepat meraih lengan Fauzan. Terlihat Erlina sangat cemburu dan tidak rela jika Fauzan mengejar Sabrina. Sedangkan tadi mulutnya bicara kalau dirinya mengajak Sabrina supaya mau untuk dinikahi oleh Fauzan.
"Beri Sabrina waktu untuk merenungi semua nya, bang Fauzan! Aku yakin, besok Sabrina akan berubah pikiran untuk menikah dengan bang Fauzan," kata Erlina dengan tanpa malu bergelayut manja di lengan Fauzan. Mamak Sarina dan juga mamak Ruminah hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam.
