Izinkan Aku Bahagia Sebentar Saja

"Astaganaga....." demi apa Anggun mendengar suara di belakangnya membuatnya jantungnya hampir copot jatuh menggelinding ke arah Jeffry.

"Ya ampun Kak Billy....jangan ngagetin Anggun dong. Kalau Anggun pingsan disini siapa yang mau gotongin coba?" protesnya.

"Abisnya kamu ngomel-ngomel lama saya perhatikan. Siapa sih yang menggoda tadi?" Billy menuntut penjelasan.

"Aih, jangan dengerin lah kak. Anggun cuma lagi mengkhayal kok. Biasa mengusir sepi. Abisnya tadi kak Billy makan siangnya lama," gerutu Anggun.

"Kak, boleh nanya gak sih?" Anggun coba bertanya walau agak takut.

"Tanya apa? Kamu kok sepertinya takut-takut gimana gitu. Apa sih?" balas Billy.

"Pak Bos sudah menikah belum sih kak? Genit gak sih orangnya?" Anggun akhirnya memberanikan diri bertanya.

"Hushh....kamu tuh ya. Kalau pak Jeffry dengar, bisa di SP 5 langsung kamu. Beliau masih belum menikah Anggun. Selama ini beliau seorang atasan yang cukup berwibawa dan disegani. Kenapa?" selidik Billy.

"Yakin, kak?" Anggun mencoba memastikan.

"Ya yakinlah. Saya bekerja dengan beliau selama 6 tahun ini. Dan selama ini reputasinya baik kok. Kenapa kamu tanya begitu?" tanya Billy lagi.

"Eng...enggak....enggak papa kok. Cuma yaa...Anggun takut bin ngeri aja bawaannya kalau liat pak Bos," aku Anggun.

"Takut dan ngeri? Kenapa memangnya?" Billy tak mengerti.

"Aduh susah betul Anggun mau jelaskan kak. Udahlah jangan dipikirkan," bingung Anggun.

"Lah, kamu yang mau ngomong aja bingung apalagi saya Anggun," Billy geleng-geleng sambil melihat ekspresi Anggun.

Sementara itu, Jeffry yang sudah selesai menelepon Elmira di ruangannya sudah membuat janji makan malam bersama di luar besok. Sekaligus akan membicarakan suatu rencana ekspansi baru untuk perusahaan X. Jeffry pikir membicarakannya dengan Elmira merupakan suatu ide brilian. Karena Elmira adalah sosok dengan pemikiran-pemikiran cemerlang yang tak dimiliki orang lain kebanyakan.

Tet..tet..teett. ....suara telepon line Anggun berbunyi. Rupanya dari Jeffry.

"Anggun, kamu sudah lihat jadwal saya hari ini kan? Selanjutnya ada apa?"

"Iya Bos, sudah. Setelah ini ada janji temu dengan Pak Krisna, Direktur Utama perusahaan Y jam 14.00," jelas Anggun.

"Baik, kalau begitu jika Pak Krisna sudah datang langsung saja arahkan ke ruangan saya," perintah Jeffry.

"Siap atuh Bos," Jeffry diam saja tapi di ujung seberang sana Billy melihat atasannya itu menutup line telepon Anggun dengan memegang pelipisnya tanda pening.

**********************

"Selamat siang. Saya ada janji temu dengan Pak Jeffry." suara seorang tamu laki-laki yang sepertinya sudah terbiasa masuk ke ruangan direksi.

"Selamat siang. Dengan Bapak Krisna ya? Perkenalkan saya Anggun, sekretaris pribadi pak Jeffry pak. Mari silakan langsung masuk saja pak," ucap Anggun mempersilakan.

"Permisi pak Bos, pak Krisna sudah datang," Anggun menginfokan.

"Ah ya...apa kabar Kris? Tumben agak lama kamu tidak menemuiku?" sapa Jeffry kepada Krisna yang tak lain adalah teman dekatnya.

"Aku juga heran Jeff, kenapa pekerjaanku tidak ada selesai-selesainya ya? Kalau begini terus aku akan jadi bujang lapuk sampai mati," jawab Krisna dengan kesal bercampur sedih.

"Hahahahhahaha.......jangan bilang begitu Kris, nyatanya aku dan kamu sama saja lapuknya...nasibb!" balas Jeffry.

"Oh iya maaf pak Krisna, mau dibuatkan minum apa pak?" tanya Anggun terpaksa menyela.

"Ehmm....kopi hitam saja, terima kasih," jawab Krisna.

"Kalau pak Bos mau minum apa?" tanyanya pada Jeffry.

"Kopi pakai krimer dengan gula sedikit" jawab Jeffry.

"Laksanakan, pak Bos," sigap Anggun.

Membuat Krisna dan Jeffry terhenyak bersama dan menatap Anggun tanpa ekspresi. Yang ditatap pun tidak merasakan sesuatu apapun, langsung berlalu dari ruangan itu.

"Oww....baru sebulan gak main kesini ternyata Pak Bos sudah punya sekretaris pribadi ya?" sindirnya pada Jeffry.

"Manis sih kyk si meong..tapi kalau denger dia bicara agak ganas ganas gimana gitu ya Pak Bos?" lanjut Billy me-roasting Jeffry.

Jeffry yang merasa disindir menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Hari ini hari pertama kerja dia Kris. Aku sudah pening lihatnya. Bas...bos...busuk kali...ahhh pusingg..." teriak Jeffry frustasi di hadapan Krisna.

"Hahahahahahaha.....lumayan Jeff, anggap aja hiburan di kantor biar gak bosen liat berkas mulu," hiburnya kepada Jeffry.

"Hiburan katamu? Yang ada seharian aku gatal dengarnya seharian Kris, aih gelinyaaa" ujar Jeffry.

"Hahahahaha..tahan ya kegelian itu sampai kamu terbiasa geli nanti juga nagih sama si meong...wkwkwkkwwk..," ledek Krisna.

"Eh btw, gimana Kris tentang tawaranku sama kamu tempo hari tentang tawaran kerjasama supply ke daerah utara? Sudah kamu pertimbangkan?" tanya Jeffry memulai pembicaraan serius.

"Kalau lihat progress penjualanmu disana cukup menjanjikan Jeff. Artinya pengiriman kesana bakal rutin dan massive kan?" tanya Krisna memastikan.

"Yups, masalah pembayaran kamu jangan khawatir Kris. Tagihan tiap bulan akan selalu rutin terbayar. Aku pastikan itu. Tapi beberapa hari ini pengiriman kesana terhambat. Ada tanah longsor infonya. Kalau sampai 2 atau 3 hari mendatang masih belum lancar juga pengiriman, aku akan coba liat sendiri situasinya," papar Jeffry.

"Lagipula untuk sementara unit tronton yang available beberapa saja Jeff. Lagi perawatan di garasi. Tapi kalau Fuso, kita siap support dalam jumlah banyak," terang Krisna.

"Optimalkan dulu saja jumlah unit tronton nya Kris. Agar pengiriman cepat selesai dalam sekali jalan, gak harus ambil beberapa kali. Rugi bensin," pinta Jeffry.

Permisi pak Krisna dan pak Bos. Ini minumannya pak. Silakan diminum," sela Anggun yang masuk ke ruangan membawakan minuman untuk Krisna dan Jeffry.

"Ah ya, terima kasih ya Anggun," ucap Krisna.

Jeffry hanya diam langsung menyeruput kopinya.

"Hishhh......kok pahit, Anggun? Tadi saya bilang pakai gula sedikit kan," protes Jeffry.

"Iya kah Bos? Walah.... gak dengar tadi bos. Ya maaf ya bos. Lagian gula itu tidak baik untuk kesehatan Bos. Nanti perut pak Bos buncit loh. Udah bujang lapuk, hamil pula, hayoo," cerocos Anggun.

Jeffry langsung mendelik menatap Anggun. Krisna menahan suaranya dengan susah payah sambil berdehem.

"Lha tapi saya gak minum kopi pahit, Anggun. Kamu gimana sih? Tadi belikan makanan pedas, sekarang minuman pahit. Kamu ini niat eksekusi saya atau gimana?" Jeffry naik pitam.

"Tunggu....tunggu... Bos. Jangan terlalu cepat menilai saya seperti itu. Ini sudah saya pikirkan baik-baik kok," Anggun membela diri.

"Maksudmu apa? Cepat saja bawa kopi saya ke pantry, tambahkan gula sedikit," titah Jeffry.

"Sabar sedikit Bos. Pak Bos masih bisa menikmati kopi manis kok tanpa ditambah gula," tawarnya.

"Caranya?" ketus Jeffry.

"Abis minum, lihat muka saya Bos. Pasti akan terasa manis..lebih manis dari gula! Ayo dicoba sekarang Bos!" Anggun coba meyakinkan.

"Wakakakakakakkakaka." Krisna tak kuat lagi menahan ledakan tawanya.

"Asemmmmm...," geram Jeffry menatap Krisna dengan gigi bergemerutuk.

-----------BERSAMBUNG-------

Kakak-kakak semua yang baik hati yang sudah menyempatkan waktu berharganya untuk mampir kesini. Kiranya berkenan memberikan like, komen, dan bintang 5 sebagai bentuk dukungan berharga kepada author dalam menulis. Terlebih lagi ini adalah karya pertama author yang diusahakan untuk update setiap harinya.

Atas supportnya , author ucapkan banyak-banyak terima kasih. Maturnuwun tengkyuuu...lope you all brada & sista onlinekuh❤️🥰🤗