NovelToon NovelToon
Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Status: tamat
Genre:Duda / Selingkuh / Tamat
Popularitas:406k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.

Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Fitting Baju Pengantin

     "Baiklah, Pak. Saya terima pinangan Bapak."   

     Akhirnya, setelah berpikir agak lama, Sauza menerima pinangan Pak Kendra. Kalimatnya singkat dan padat. Setelah mengucapkan itu, Sauza menundukkan kepala, sudut matanya hampir saja mengeluarkan air mata. Namun, Sauza segera menyekanya.

     Pak Kendra sangat senang setelah pinangannya diterima Sauza. Dia sampai menitikkan air mata bahagia saat kalimat iya, terlontar dari bibir Sauza.

    "Terimakasih, Za, karena kamu mau menerima saya." Pak Kendra dengan refleks memeluk Sauza sampai Sauza kaget.

    Pak Kendra memutuskan bahwa pernikahannya akan digelar sebulan lagi secara sederhana atas permintaan Sauza.

     Sebelum pernikahan itu digelar, Pak Kendra segera mempersiapkan segalanya. Selama seminggu, Sauza tidak diijinkan masuk kerja dalam rangka menyiapkan pernikahan yang akan digelar sebulan lagi.

     "Tapi, Pak. Saya tidak enak kalau harus libur kerja, saya takut teman-teman yang lain iri melihat saya," protes Sauza.

     "Jangan pikirkan yang lain atau karyawan lain. Saya bos di restoran ini. Dan saya berhak menentukan kamu masuk kerja atau libur. Mereka tidak akan berani mencampuri urusan saya." Pak Kendra menegaskan. Akhirnya Sauza mau tidak mau mengikuti arahan Pak Kendra yang sebentar lagi akan bergelar suami.

     "Besok kita akan fitting baju pengantin di sebuah butik. Kamu mau pilih gaun pengantin seperti apa, terserah. Atau mau memilih baju pengantin adat daerah kamu, misalnya, terserah. Di butik, ada banyak pilihan baju adat pengantin," ujar Pak Kendra sembari menatap Sauza penuh cinta.

     "Baiklah Pak, biar besok saya melihat dulu," balas Sauza. Pak Kendra senang, lalu mereka melanjutkan makan malam mereka. Setelah itu mereka kembali. Pak Kendra mengantarkan Sauza pulang ke mess.

     Besoknya, Pak Kendra menjemput Sauza di mess. Sauza merasa risih, jika kebersamaan mereka diketahui oleh karyawan restoran maupun Asmi.

     "Masuklah. Kamu jangan takut atau risih seperti itu. Semua karyawan di restoran ini sudah saya bilang tidak akan usil atau ikut campur dengan urusan saya. Jadi, kamu tidak perlu bersikap seperti itu," bujuk Pak Kendra seraya meraih lengan Sauza lalu mengantarnya ke pintu mobil dan membiarkan Sauza masuk.

     "Terimakasih banyak, Pak," ucap Sauza. Pak Kendra manggut-manggut, kemudian ia menyusul memasuki mobil.

     Mobil Pak Kendra segera melaju, keluar dari area restoran. Ketika mobil itu mulai melaju, ada sunggingan senyum bahagia dari seseorang.

     "Nah, begitu dong, Za. Kamu tidak akan rugi dan menyesal karena sudah menerima pinangan Pamanku. Dia lelaki baik dan tanggung jawab. Semoga kalian berbahagia, walaupun aku tahu, kamu belum siap menerima Pak Kendra sebagai lelaki pilihan hatimu," bisik Asmi lega.

     Mobil Pak Kendra kini sudah berada di sebuah butik. Pak Kendra dengan sigap keluar dari mobil lalu berlari kecil menuju pintu mobil yang diduduki Sauza.

     "Silahkan," ucap Pak Kendra seraya membuka pintu itu lebar-lebar.

     "Terimakasih banyak, Pak." Kaki Sauza mulai menapaki halaman parkir butik itu. Di depan pintu butik, kedatangan mereka sudah disambut oleh seorang pegawai butik yang dengan ramah menyambut kedatangan mereka berdua.

     "Silahkan," ujar Pelayan butik itu.

     "Terimakasih," ucap Sauza dan Pak Kendra kompak. Keduanya saling lempar tatap saat mengetahui membalas Pelayan itu dengan bersamaan.

     "Ayo." Pak Kendra mengajak masuk lebih dalam ke dalam butik.

     "Pak Kendra, ada berita apa Anda mendatangi butik langganan almarhumah istri Anda setelah berpuluh tahun?" ujar seseorang yang diperkirakan usianya seumuran dengan Pak Kendra.

     Pak Kendra tersenyum seraya membalas uluran tangan perempuan setengah abad itu. Dia Amara, sahabat almarhumah istri dari Pak Kendra, yang ketika masih ada, selalu memesan gaun apapun dari butik ini.

     "Amara, bagaimana kabarmu dan suamimu, sehat?" Pak Kendra tidak menjawab, ia mengalihkan tanya tentang kabar Bu Amara dan suaminya.

     "Seperti yang Anda lihat Pak Kendra, saya masih diberikan kesehatan. Suami saya juga alhamdulillah sehat. Lalu, apa gerangan kedatangan Anda bersama gadis muda ini, apakah ini Mira? Tapi, rasanya wajahnya berbeda?" Bu Amara menatap Sauza yang diduganya Mira, akan tetapi wajahnya beda.

     "Bukan, ini bukan Mira, tapi calon istriku." Kalimat yang diucapkan Pak Kendra barusan, sontak membuat Bu Amara tersentak, ia kaget mendengar bahwa Pak Kendra akan menikah lagi, terlebih dengan perempuan muda yang seumuran Mira.

     "Serius?" yakinnya lagi.

     "Serius. Ini calon istriku. Ayolah Mara, tolong carikan gaun pengantin untuk calon pengantinku. Kami akan menikah sebulan lagi, itupun kalau tidak ada halangan," ungkap Pak Kendra lagi-lagi membuat Bu Amara tidak percaya.

     "Baiklah, akan aku tunjukkan gaun pengantin adat maupun nasional untuk calon pengantin Anda yang muda dan cantik ini." Bu Amara membawa Sauza ke sebuah ruangan yang khusus memajang gaun pengantin berbagai daerah maupun nasional dan internasional, meskipun hatinya masih belum yakin kalau suami dari almarhumah istrinya itu kembali akan menikah dengan perempuan muda.

     "Silahkan, Mbak. Dipilih sepuasnya sampai Mbak menemukan gaun pengantin yang cocok untuk Anda. Saya tinggal dulu, supaya Mbak merasa leluasa memilih." Bu Amara memilih membiarkan Sauza memilih secara leluasa gaun-gaun pengantin yang ada di situ. Sementara dirinya, akan kembali menemui Pak Kendra.

     "Terimakasih banyak, Bu," balas Sauza disertai senyuman ramah.

     "Baiklah. Kalau Mbak butuh apa-apa, Mbak bisa panggil salah satu pelayan butik ini. Saya tinggal dulu, ya," ucap Bu Amara seraya meninggalkan Sauza di sana. Sauza mengangguk, lalu melihat satu per satu gaun pengantin yang terpajang di sana.

     Bu Amara kembali menghampiri Pak Kendra, perempuan paruh baya itu masih belum percaya kalau suami almarhumah sahabatnya itu kembali akan menikah setelah sekian lama ditinggal Sely, sang istri.

     "Ini serius Pak Kendra? Kenapa baru sekarang, saya pikir Anda masih mempertahankan cinta Anda untuk almarhumah Sely?"

     "Cinta aku untuk Sely tidak akan luntur Mara, sampai kapanpun. Tapi perempuan muda itu, tiba-tiba saja membuat hatiku selalu gembira dan bahagia. Setiap melihatnya, seakan-akan gejolak cinta ini menyala-nyala. Padahal kamu tahu sendiri, bukan? Sudah banyak perempuan-perempuan muda, perawan bahkan janda yang berusaha memikat hatiku, tapi aku sama sekali tidak tertarik. Aku justru tidak menyukai mereka, karena tidak ada yang sebanding dengan Sely," tutur Pak Kendra.

     "Ya aku tahu, Anda memang tidak pernah jatuh cinta lagi kepada perempuan lain setelah meninggalnya istrimu. Tapi kali ini, Anda sangat berbeda. Gairah mudanya terpancar. Dan benar yang Anda bilang, Anda terlihat sangat bahagia saat berjalan berdampingan dengan perempuan muda itu."

    "Begitulah, Mara. Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali dia datang ke restoran aku. Dia melamar pekerjaan di restoran aku setahun lalu," terang Pak Kendra mengenang kembali saat Sauza datang ke restorannya untuk melamar pekerjaan.

     "Lantas, apa yang membuat Anda jatuh cinta lagi sama perempuan muda itu, pasti dia istimewa. Padahal dia seumuran sama Mira sepertinya," telisik Bu Amara ingin tahu.

     "Selain cantik, dia itu jujur, baik, dan sederhana. Meskipun dia seumuran dengan Mira, tapi aku merasa jatuh cinta padanya, dia bagaikan ...."

     "Pak Kendra, sepertinya saya lebih suka memilih gaun pengantin adat Sunda." Tiba-tiba Sauza datang, menghentikan obrolan Pak Kendra dan Bu Amara.

1
Ira Rachmad
nice story
Derma S
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak....
total 1 replies
Yunita Fuluso
kaya nama ponakanku, Maynard
skrg sdh 25 th, dan sdh punya anak
artinya kuat dan.berani
Nasir: Bagus ya klo begitu.
total 1 replies
Hersa
👍
Priskha
heeeemmmmm kapokmu kpn....
Priskha
wach bagaimana ya klau pak Kendra tau klau anaknya sdh merebut suaminya Sauza...tp disini kok aneh ya bknnya yg ngurus perceraiannya si Sauza itu pak Kendra kok bisa ndak tau nama suaminya Sauza 🤔🤔🤔
Priskha
thor bikin namanya bikin aq ngakak bacanya... Bima Remasol....aq bacanya Bima Remason 😂😂😂😂
Priskha
ihir...asik asik....pak Kendra jatuh cinta lagi 😅😅😅
Priskha
mari kita lihat apakah si Mira tetap bertahan disisi Bima stlh Bima diturunkan jd pegawai biasa.....
Priskha
istri siapa yg tdk jijik klau suaminya sdh nyelup ke lubang yg lain 😁😁😁😁
Priskha
kmu hrs tegas Sauza tunjukkan pd Bima klau kmu bs hidup tanpa dia, jgn buat dia bsr kepala dg kmu tetap disampingnya
Priskha
wis cerai aja Sauza suami spt itu tdk layak utk dipertahankan
dah lia
curiga,,sauza anak kandung pak kendra nih
Endang Werdiningsih
akhir'a piring itu habis tak bersisa...
lhahhh sauza sama suami ternyata pemain kuda lumping...😄
Endang Werdiningsih
bisa jd mira cuma anak adopsi...
Endang Werdiningsih
lebih baik sauza nikah sama orang lain,,kalo sama jamal msh bisa ketemu sma bima yg akan mengingatkan luka masa lalu
Endang Werdiningsih
untung pak kkendra duda setia,,tp anak'a kok malah jd pelakor,,
Endang Werdiningsih
kok sikap pak kendra mencurigakan ya...
janganlah sauza dipertemukan dgn buaya buntung
Mhyta
berani berbuat bima harus berani terima konsekuensi atas perbuatanmu
Helen Nirawan
najis byk.kuman jgn dket2 , isshh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!