Wanita introvert itu akhirnya berani jatuh cinta, namun takut terlalu jauh dan memilih untuk berdiam, berdamai bahwa pada akhirnya semuanya bukan berakhir harus memiliki. cukup sekedar menganggumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NRmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
usaha cinta
Ketika bola sampai di tim 2, bola di pukul kencang oleh Emil yang mengarah pada tim 1.
Dukkkk...
Bunyi keras yang berhasil membuat semua mata terbelalak kaget. Memusatkan puan, Laura. Membuat Teman se-tim Laura lekas menuju kearahnya panik.
Arya dengan sigap menggendong Laura menuju UKS. Di tim lawan, Emil hanya mematung. Jantungnya berdetak kencang melihat pukulannya melukai orang yang ia sukai.
"Mil, ayo ke UKS lihat Laura." Suara Dinda menyadarkan Emil. Merekapun segera berlari ke UKS.
Dengan terjadinya peristiwa tersebut, pertandingan pun ditunda. Akan dilanjutkan kembali minggu depan.
**********
UKS
Laura masih terbaring tidak sadarkan diri. Sedangkan di sebelahnya, berdiri guru yang bertanggung jawab di ruangan itu dan Arya. Guru itu sedang memeriksa kondisi Laura.
"Laura hanya kaget saja. Sedikit lagi dia siuman. Siapa nama kamu?" Tanya guru itu.
"Arya, bu!" Jawab Arya.
"Oh iya, Arya kamu di sini temani Laura sampai dia siuman ya!"
"Baik, bu!"
Guru itu pun beranjak pergi meninggalkan UKS. Tidak lama kemudian, datang Dinda dan Emil panik.
"Gimana kondisi Laura?" Tanya Dinda kepada Arya.
"Dia hanya kaget saja. Sebentar lagi siuman." Jawab Arya.
"Syukurlah..." kata Emil menghela nafas.
Arya menepuk pundak Emil menenangkan. Ia tau, temannya itu sedang khawatir dan panik merasa bersalah karena bola itu berasal dari dirinya.
Tidak lama kemudia, Laura sadar. Ia melihat ke sekelilingnya lalu mencoba duduk yang sigap dibantu sahabatnya, Dinda.
"Laura, aku minta maaf ya." Kata Emil menatap Laura memelas sedih.
"Gak apa-apa, Mil. Aku juga yang salah kok gak terlalu fokus tadi." Kata Laura tersenyum.
"Kamu yang bawa aku ke sini, Dinda?" Lanjut Laura bertanya menatap Dinda.
"Bukan aku, Ra. Tapi Arya." Jawab Dinda.
Laura pun menatap ke arah Arya yang juga sedang menatapnya tersenyum.
"Maaf ya, Ra. Aku tidak seharusnya menyentuhmu." Kata Arya.
"Aku yang harusnya terima kasih Arya." Ucap Laura membalas senyum Arya.
Emil menatap Laura dalam. Memastikan Laura memang dalam kondisi yang sudah baik-baik saja.
**********
Langit sore begitu indah memberikan kesan hangat pada penghuni Taman. Tawa, canda dan larian kecil anak-anak menambah suasana damai.
Angin sepoi-sepoi membuat gadis bergamis panjang yang sedang membaca buku sendirian di kursi taman jatuh lebih dalam kepada tiap kata dan baris di buku itu. Tawa, sesekali ia keluarkan.
Sebuah bola kecil mengenai kaki gadis bergamis itu. Membuatnya mengalihkan pandangan dari buku miliknya ke arah bola itu. Ia pun segera mengambil bola itu. Tak jauh dari tempatnya, terlihat anak laki-laki kecil berlari ke arahnya. Gadis bergamis pun tersenyum ke arah anak itu.
"Kakak, maaf itu bola aku." Ujar anak laki-laki itu.
"Oh iya. Ini ambil." Gadis bergamis memberikan bola itu dan tersenyum.
"Makasih kak." Anak laki-laki itu berlari meninggalkan gadis bergamis.
"Laura!" Teriak seseorang memanggil gadis bergamis tadi.
Ya, Laura adalah gadis bergamis yang sedang membaca buku sendirian di taman.
Laura mencari asal suara teriakkan itu. Dari sisi kanannya, terlihat pria yang sebaya dengannya sedang berjalan ke arahnya.
"Eh Emil." Kata Laura tersenyum.
"Kamu sendirian, Ra?" Emil kemudian duduk di samping Laura dengan memberikan jarak.
"Iya. Seperti yang kamu lihat sekarang."
"Dinda kemana? Biasanya kalian selalu bersama seperti ketempelan."
"Dia sedang menemani ibunya berbelanja." Kata Laura kemudian kembali membuka buku miliknya lagi ingin melanjutkan membaca.
Emil yang paham bahwa Laura tidak ingin di ganggu hanya terdiam memperhatikan gadis itu. Ia tersenyum tipis, lalu melihat ke arah handphonenya yang berbunyi singkat.
Pesan whatsapp masuk dari teman baiknha, Arya.
Arya
Istighfar..
Jangan dilihatin terus..
Ntar tu mata jatuh dari tempatnya hahaha..
Emil tertawa kecil membaca pesan whatsapp dari Arya. Ia menengok ke arah Arya yang juga sedang menatapnya sembari tertawa. Arya duduk tidak jauh dari tempat Emil dan Laura duduk sekarang.
"Maaf, Mil. Kamu sedang apa di sini? Tidak bareng Arya?" Tanya Laura tidak mengalihkan pandangan dari buku miliknya.
"Aku sedang jalan sore aja sendirian. Gak sengaja liat kamu makanya aku samperin."
"Oh iya. Aku minta maaf sama kamu. Tapi, aku gak enak kalau cuma berduaan saja begini. Kalau mau, kamu bisa kembali lanjut aktivitas kamu. Maaf sekali lagi. Aku benar-benar gak nyaman." Laura menatap Emil dengan tersenyum sebentar lalu kembali menatap bukunya.
"Eh iya, maaf Laura! Kalau gitu aku pamit!" Kata Emil lalu beranjak dari duduknya.
"Assalamu'alaikum..." Emil pun meninggalkan Laura.
"Wa'alaikumsalam..." Laura menatap punggung Emil.
Arya menatap kebingungan ke arah Emil yang berjalan ke arahnya.
"Kok lu balik ke sini sih?" Tanya Arya ketika Emil duduk di sampingnya.
"Laura tidak ingin diganggu. Katanya, gak pengen berduaan saja." Jawab Emil lesuh.
"Iya sih. Bukan muhrim juga. Lu suka banget nih sama dia?" Arya merapatkan duduknya dan merangkul pundak Emil.
"Bangetlah. Rasanya pengen cepat-cepat lulus terus halalin dia." Kata Emil dengan suara yang kembali bersemangat.
Bersambung...
Baguus yaa diksinya banyaak bangeet 😍