Nilam rela meninggalkan panggung hiburan demi Indra, suaminya yang seorang manager di sebuah pusat perbelanjaan terkenal. Sayangnya, memasuki usia dua tahun pernikahan, sang suami berulah dengan berselingkuh. Suaminya punya kekasih!
Nilam yang kecewa kepada suaminya memutuskan untuk kembali lagi ke panggung hiburan yang membesarkan namanya dulu. Namun, dia belum mampu melepaskan Indra. Di tengah badai rumah tangga itu, datang lelaki tampan misterius bernama Tommy Orlando. Terbesit untuk balas dendam dengan memanfaatkan Tommy agar membuat Indra cemburu.
Siapa yang menyangka bahwa lelaki itu adalah seorang pengusaha sukses dengan masalalu kelam, mantan pemakai narkoba. Mampukah Tommy meraih hati Nilam yang terlanjur sakit hati dengan lelaki dan bisakah Nilam membuat Tommy percaya bahwa masih ada cinta yang tulus di dunia ini untuk lelaki dengan masa lalu kelam seperti dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Orang
Mobil Indra terus melaju dan memasuki sebuah kos-kosan elit yang memang banyak dihuni oleh pekerja kantoran. Nilam mengepalkan tangannya, dia yakin setelah ini Indra pasti akan keluar dari mobil dan masuk ke dalam kos bersama gadis itu. Namun, ternyata dugaan Nilam salah.
Perempuan itu turun sendiri setelah itu dia melambai ke arah Indra yang segera melaju. Apa mungkin Indra segera pulang ke rumah dan sengaja tak ikut turun seperti biasanya? Kalau Indra melaju lagi, Nilam malah tetap berhenti. Dia sekarang sudah turun dan berjalan mendekat ke arah pintu kos perempuan yang tadi bersama suaminya di dalam mobil.
Ketukan pertama tidak dijawab, ketukan kedua terdengar langkah kaki, tepat setelah ketukan ketiga, benda itu terbuka. Nilam merangsek masuk dengan gadis itu yang belum sempat menghalanginya.
"Maaf, Mbak ini siapa kenapa masuk tempat orang sembarangan?!" tanya gadis itu tak terima. Nilam memperhatikannya dari atas sampai bawah, benar gadis inilah kemarin yang dia lihat bergelayut manja di lengan suaminya. "Eh, Mbak ini kok gak asing ya? Apa Mbak ini artis?" tanyanya kemudian dengan tampang menyelidik.
"Aku gak butuh basa basi dan rasa penasaranmu itu! Mengaku saja, ada hubungan apa antara kau dan suamiku?!" tanya Nilam kepada perempuan berambut pirang kemerahan itu.
"Loh-loh, Mbak, jangan asal tuduh dong. Memangnya suami Mbak siapa?"
"Indra itu suamiku! Jangan pura-pura bodoh, kau sudah selingkuh dengan suami orang! Celana dalammu juga kan yang ada di mobil suamiku?! Lalu foto-foto tak senonoh yang semalam kau kirimkan! Mengakulah, kalau tidak aku akan mengadukan kalian ke atasan!"
Mendengar hal itu, gadis di depan Nilam jadi melotot. Dia menggeleng.
"Mbak, betul saya memang sering mendekati pak Indra karena dia sendiri mengaku lajang walaupun saya sering melihat dia berteleponan video dengan perempuan yang sering dia panggil sayang, tapi bukan Mbak. Sungguh, saya bukan siapa-siapa pak Indra. Kalau saya tahu dia sudah punya istri juga saya tidak akan mau dekat dengannya."
Tunggu, jadi Nilam salah orang kah? Perempuan ini bukan selingkuhan suaminya tetapi hanya perempuan genit yang mengira bahwa Indra adalah pria lajang? Dan siapa perempuan yang sering video call dengan suaminya?
"Bohong! Mana ponselmu, aku tak percaya!"
"Ya ampun, sumpah, Mbak. Sebentar."
Gadis itu menuju ke meja yang terlihat oleh Nilam. Lalu dia menyerahkan benda itu kepada Nilam.
"Silahkan Mbak cek sendiri apa saya memang sering berkirim pesan dengan pak Indra."
Nilam segera meraih benda itu lalu memeriksanya. Memang tak ada hal yang mencurigakan, bahkan tak ada pesan apapun di antara gadis itu dengan suaminya. Nilam terduduk lemas sembari menyerahkan benda itu.
"Duduk saja dulu, Mbak. Biar saya buatkan minuman."
Nilam hanya mengangguk. Dia memang sudah salah orang, tapi dia yakin seratus persen, suaminya memang berselingkuh. Tapi dengan siapa kalau bukan gadis ini?
"Minum dulu, Mbak."
Nilam mengangguk, menyesap minuman dingin itu perlahan.
"Nama saya Selly, Mbak. Saya pegawai baru satu bulan di tempat yang sama dengan pak Indra tapi kami beda divisi. Saya kira dia lajang karena dia pun memang mengaku lajang kepada saya. Tadi kebetulan, saya minta diantar pulang. Saya minta maaf ya, Mbak. Sungguh tak tahu jika pak Indra ternyata sudah punya istri. Tapi saya memang beberapa kali sering melihat pak Indra bervideo call bersama perempuan, hanya saja ... itu bukan wajah Mbak yang saya lihat."
"Jadi itu siapa?" tanya Nilam putus asa.
Gadis bernama Selly itu menggeleng pula.
"Saya gak tahu, Mbak, tapi memang katanya pak Indra selalu lewat jalan yang sama jalurnya dengan saya. Terus lagi dari area ini memang ada kompleks perumahan elit. Memangnya, rumah Mbak di sana?" tanya Selly hati-hati.
Nilam menoleh, kemudian dia menggeleng. Tentu saja lokasi kediamannya berlawanan arah dengan daerah itu.
"Baiklah, maaf aku sudah salah melabrakmu. Aku betulan sedang kalut. Dan boleh aku minta tolong kepadamu?" tanya Nilam.
"Tentu, Mbak. Saya juga merasa bersalah karena sudah genit dengan suami Mbak. Saya pasti akan menuruti Mbak."
"Jangan katakan kepada Indra kalau aku membuntuti kalian."
Perempuan itu tampak berpikir sebentar lalu akhirnya mengangguk.
"Mbak bisa percaya kepada saya."
Nilam mengangguk kemudian dia pamit. Setelah keluar dari tempat itu, Nilam kembali masuk ke dalam mobil sewaannya. Entah mengapa, dia yakin ada jawaban di komplek perumahan elit itu. Mungkin dia memang harus sampai ke sana dan memecahkan teka teki yang dibuat oleh suaminya sendiri itu.
Sayangnya, kompleks perumahan itu dijaga oleh security. Nilam tidak bisa masuk, dia belum menemukan alasan yang tepat untuk menerobos ke dalam. Jadi dia menunggu di luar hingga hampir dua jam. Sekitar pukul tujuh lewat, mobil Indra keluar dari portal kompleks, kacanya memang gelap, tapi Nilam bisa melihat siluet bayangan perempuan di dalamnya.
Kali ini dia tak salah orang lagi!
