Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.
Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.
Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?
Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Lamaran
Rumah Surya saat ini tengah kental dengan suasana kekeluargaan. Saat ini keluarga surya tengah menyambut kedatangan keluarga Alex, karena hari ini akan diadakan acara lamaran untuk Lensi.
Semua hantaran sudah tersusun rapi. Bisa dipastikan barang-barang yang mereka bawa adalah barang-barang branded yang pasti sangat mahal harganya.
Alex terlihat sangat tampan dengan baju batik berwarna maroon. Vega yang lebih dulu turun sempat dilirik Alex, karena dia pernah bertemu dua kali dengan gadis sexy itu. Dimata Alex vega tidak hanya cantik dan sexy, tapi juga memiliki kepribadian yang lembut.
"Apa itu putrimu yang akan di jodohkan dengan Alex?" tanya Subrata.
"Oh bukan. Itu adiknya, namanya Vega. Yang akan di jodohkan dengan Alex kakak tertuanya, namanya Lensi." Jawab Surya.
"Lensi lagi berdandan. Maklum anak gadis kalau dandan suka lama. Apalagi mau menyambut calon suami, dia harus bisa membuat Alex sampai tidak berkedip bukan?" timpal Marini.
Alex tersenyum malu mendengar ucapan Marini. Alex memang menyetujui perjodohan itu. Sebenarnya dia bukan tidak mampu mencari sendiri, tapi karena kesibukkanya dia tidak punya waktu untuk mencari jodoh. Saat Subrata bilang akan menjodohkannya dengan anak Surya, Alex berpikir itu adalah Vega. Dia langsung setuju, karena merasa sudah pernah bertemu dengan Vega yang cukup baik dimatanya.
"Kalian tidak akan menemukan Lensi yang cantik bak bidadari, karena anak itu sama sekali tidak mengerti caranya berdandan," batin Marini.
Tidak berapa lama kemudian, Lensi yang di tunggu-tunggupun turun kebawah. Dengan langkah anggun gadis itu menapaki tangga satu persatu, dan benar saja Alex sampai tidak berkedip saat melihat kecantikan Lensi.
Subroto dan istrinya saling senggol, karena mereka tahu, putranya menyukai Lensi pada pandangan pertama.
"Sial. Kenapa Lensi bisa secantik itu?" batin Vega.
"Ada apa dengan anak ini? apa dia sedang kesurupan? tapi tidak perduli dengan hasil akhirnya, yang pasti dia akan keluar dari rumah ini sebentar lagi," batin Marini.
Lensi memang tampil dengan pakaian berbeda. Karena biasa ikut pemotretan dengan baju muslimah, dirinya terbiasa mengaplikasikan hijab di kepalanya, dan cara berdandan minimalis ala muslimah.
"Aduh...cantik sekali calon mantuku," ujar Mely.
"Kamu benar-benar beruntung mendapatkan anak pak Surya Alex. Anaknya sangat cantik," timpal Subrata.
Alex mencuri-curi pandang kearah Lensi, sementara Lensi berpura-pura tidak melihat, meski dia bisa melihat dengan ekor matanya.
"Mereka benar. Lensi sangat cantik. Matanya, hidung dan bibirnya sangat indah. Bahkan aku tadi sempat mengira dia ini seorang model," batin Alex.
"Maafin gue bro. Untuk sementara nikmati saja dulu kecantikan gue ini. Tapi saat pernikahan nanti, gue terpaksa harus kabur. Bukan apa-apa, gue belum ada pikiran buat menikah. Loe bukan cowok idaman gue, loe belum bisa menggetarkan hati gue," batin Lensi.
"Untuk mempersingkat waktu, kami langsung bertanya saja pak Surya. Apa kiranya lamaran kami ini diterima?" tanya Subrata.
"Kalau saya semuanya diserahkan pada putri saya Lensi. Walau bagaimanapun dia yang akan menjalani ini semua kedepannya." Jawab Surya.
"Benar juga. Jadi bagaimana nak Lensi? apa lamaran Alex kamu terima?" tanya Subrata.
Lensi berpura-pura melirik dengan malu-malu kearah Alex. Bisa dibilang jahat memang, tapi dia harus melakukan itu agar semua tujuannya tercapai.
Sementara itu Alex tampak harap-harap cemas. Pria itu sepertinya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Lensi.
"Diterima." Jawab Lensi dengan suara lembut, selembut kue tiramisu.
"Alhamdulillah." Jawab mereka serempak.
Alex kemudian mengenakan cincin di jari Lensi. Cincin berlian yang mempunyai mata cukup besar.
"Hahaha...lumayan buat dijual ntar," batin Lensi.
"Jadi dengan ini nak Lensi sudah resmi bertunangan dengan Alex," ujar Subrata yang diangguki oleh Lensi.
"Kalau boleh tahu, apa nak Lensi juga bekerja di SG Group?" tanya Subrata.
"Lensi...."
"Tidak. pekerjaan saya seorang model busana muslim." Lensi memotong ucapan Surya.
"Ngarang aja terus sampai mati. Mentang sekarang pakai gamis, jadi seenaknya saja mengarang cerita," batin Vega.
"Anak ini tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi sekali. Bisa-Bisanya karena malu jadi seorang pengangguran, mengaku jadi seorang model busana muslim," batin Marini.
"Hah...biarlah dia mengaku begitu. Daripada dia mengaku jadi seorang pengangguran. Setidaknya itu bisa menyelamatkan aku untuk sementara waktu," batin Surya.
"Aku sama sekali tidak perduli dengan pekerjaannya. Asalkan itu dia, maka aku akan rela berjuang demi mendapatkannya," batin Alex.
"Perang batinlah sesuka hati kalian. Aku akan membuat kalian percaya dengan kebohongan, dan tidak percaya dengan kejujuran. Nikmatilah permainan yang sudah aku buat ini," batin Lensi.
"Pekerjaan yang bagus. Disaat semua orang ingin bekerja menonjolkan aurat, kamu malah bekerja dengan menutup aurat. Lagipula pekerjaan tidaklah penting, saat kamu menikah dengan Alex nanti kamu diam saja dirunah. Karena Alex yang akan mengucurkan dana untukmu. Iya kan Lex?" tanya Mely.
"Iya ma." Jawab Alex sembari tersneyum.
Alex kembali melirik kearah Lensi, Lensi berpura-pura tersipu. Sementara Vega jadi kesal dibuatnya.
"Enak banget hidup si Lensi. Dari kecil hidup enak, sementara aku di bully sebagai anak haram. Sekarang malah di jodohkan dengan orang kaya raya. Tidak bisa, apapun yang terjadi Alex harus menjadi milikku," batin Vega.
Setelah berbincang panjang lebar, keluarga Subratapun berpamitan pulang. Tidak lupa Alex meminta nomor ponsel Lensi, dan diberikan begitu saja oleh gadis itu.
"Papa senang karena kamu bersikap baik hari ini. Pokoknya kamu tenang saja, papa akan menggelar pesta pernikahanmu dengan Alex semeriah mungkin," ujar Surya
"Terima kasih pa," ucap Lensi.
"Naiklah keatas. Kamu harus dipingit, karena sebentar lagi keluarga Subrata akan memberitahu tanggal pernikahan kalian," ujar Surya.
"Kenapa harus keluarga mereka yang menentukan tanggal pernikahan?" Lensi berpura-pura tidak sabar.
"Karena mereka orang sibuk. Mereka harus menyesuaikan jadwal untuk acara pernikahan kalian nanti." Jawab Surya.
"Oh...kalau begitu atur saja pa. Echi percaya sama papa," ucap Lensi.
Lensi kemudian naik keatas dan segera mengganti bajunya. Tidak berapa lama kemudian Surya dan Marini menyusul naik keatas, karena ingin berbincang-bincang.
"Ah...akhirnya Lensi setuju juga buat menikah pa," ucap Marini.
"Iya. Rasanya beban di pundakku luntur sudah," ujar Surya.
"Lalu bagaimana dengan surat wasiat yang di tulis Lilian itu pa?" tanya Marini.
"Itulah kita harus segera menikahkan Lensi dengan Alex, agar surat wasiat itu segera berlaku. Dengan begitu, pengalihan perusahaan itu cepat kita ambil alih dari tangan Lensi."
"Papa benar. Susah sekali mencairkan seluruh aset Lilian, karena syaratnya dia harus menikah terlebih dahulu, dan kita harus membujuk Lensi untuk mengambil alih perusahaan dan aset-aset itu," ucap Marini.
"Kamu tenang saja. Aku tidak mungkin membiarkan usaha kita melenyapkan Lilian jadi sia-sia begitu saja," ujar Surya.
Tanpa mereka tahu, semua pembicaraan itu di dengar semua oleh Lensi. Tubuh Lensi sampai bergetar. Gadis itu tidak percaya, bahwa dalang dari kematian ibunya adalah papanya sendiri. Mata Lensi memerah, karena diliputi amarah yang membuncah, mata itu sampai meneteskan air, karena letupan didadanya seakan hendak meledak.
males ah klu rebut rebut