NovelToon NovelToon
Suamiku Om Om

Suamiku Om Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Lastari

Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Welcome home

...Mari menikmati semua harta yang berlimpah ini, huhuuuuu...

...🍒🍒🍒...

•Masih di situasi terkejut dengan kedatangan seokjin secara tiba tiba, apalagi dia datang dengan membawa senj*ta.

"Aaa sayang kenapa kamu lama banget datangnya, aku takut." Nada bicaranya dibuat semenyedihkan mungkin.

"Lihatlah mereka semua, mereka galak banget sama aku." Tunjuk Alena kepada para komplotan itu.

Seokjin lalu menatap tajam kearah mereka.

"Eh tuan seokjin," akhirnya suaminya sela merasa ketakutan.

Sela langsung berdiri karena kesal.

"Kamu menganggu ketenanganku, siapa kamu." Teriak sela sambil menunjuk nunjuk kearah seokjin.

Plakkk, suami sela langsung memukul tangan istrinya yang kurang ajar itu kepada bossnya.

"Tuan Kim seokjin, mohon maaf tuan." Suami sela langsung berlutut di depannya.

"Sayang baj*Ngan itu membawa senjata*. Cepat haj*r dia." Ucap sela terus menggelendoti suaminya yang sudah pucat pasi

Plakkkkkkk

Dia lalu menamp*r pipi istrinya dengan keras.

"Diam dan jangan banyak bicara lagi, atau kita akan mat*sekarang juga." Ancam suaminya

"Sayang kamu, kamu pukul aku?."tanya sela tidak percaya, sambil memegang pipinya yang panas.

Suami sela langsung berlutut kembali di depan seokjin.

"Tuan, tuan seokjin tolong maafkan saya dan istri saya." Mohon suami sela

"Dimas, istrimu sudah menindas istriku. Lalu menurutmu, bagaimana solusi untuk masalah ini?." Nada seokjin dingin dan penuh penekanan.

"Ini semua salahku tuan, hukum saja aku."

"Kamu seharusnya tidak meminta maaf padaku, tapi pada istriku." Seokjin melepaskan pelukan Alena sambil mengusap pipinya.

"Nyonya, maafkan kami nyonya." Suami sela makin berlutut

"Aku sih bisa saja memaafkan kalian, tapi seingatku tadi kalian berjanji. Jika aku berhasil membuktikan tuan seokjin adalah suamiku, maka kalian akan berlutut dan meminta maaf padaku dan Irene. Lalu kemudian mengaku kalau diri kalian sendiri b*doh, oke kalian sudah boleh mulai." Ucap Alena sedikit angkuh

"Cihhh, jangan harap!." Tegas sela

Plaakkkkkkk

Suaminya kembali memuk*lnya.

"Diam, dan cepat minta maaf padanya. Kalau tidak, kita cerai." Ancam suaminya.

"Tidak, tidak. Sayang tolong jangan katakan itu, baiklah aku akan meminta maaf." Sela memohon

Dia lalu mulai berlutut dan meminta maaf kepada Alena dan juga Irene.

"Maafin aku, aku memang orang bod*h. Tolong maafin aku." Ucap sela sambil terus menunduk.

"Tuan seokjin, nyonya. Bagaimana, apa sudah cukup hihi." Ucapnya sambil mencoba mencairkan suasana

"Bagaimana denganmu?.." tanya Alena sinis, dia pun langsung buru buru ikut berlutut juga.

”aku juga nyonya, aku juga. Tolong maafkan aku.“ ucap pria itu

"Bagaimana, apa sekarang kamu sudah tidak marah lagi?." Tanya seokjin

"Hm."Alena mengangguk cepat

"Gak ada gunanya juga marah sama orang orang seperti mereka, ayo pergi." Alena mengajak seokjin pergi dari sana.

Dia lalu berjalan lebih dulu dengan irene.

"Alena kamu enak banget om seokjin bisa bersikap baik sama kamu, dulu dia gak gini." Bisik irene

Alena hanya tersenyum bangga, itu berati seokjin sepertinya berpihak padanya.

"Tuan, mereka mau diapakan setelah ini?." Tanya jeon

"Pecat saja." Ucap seokjin dengan santai lalu pergi dari sana.

Suami sela buru buru berlutut dan memegang kaki jeon, memohon agar dia tidak dipecat.

"Tuan jeon, tolonglah aku. Buat tuan seokjin tidak memecatku." Pintanya

"Siapa suruh kalian menganggu istrinya tuan seokjin, aku tidak bisa membantu." Jawab jeon tegas dan ikut pergi juga

"Tuan jeon tunggu." Dia berteriak.

Setelah merasa sudah tidak ada harapan, dia lalu melihat kearah istrinya dengan amarah yang meluap luap.

Sela lalu mundur ketakutan melihat ekspresi suaminya, dan benar saja saat jarak mereka sudah semakin dekat.

Plakkkk

Plakkkkk

"Dasar j*Lang gila, semua ini jelas adalah salahmu. Kenapa kamu menindas istrinya tuan seokjin!." Teriak suaminya

Dia terus memuk*l dan menend*Ng sela dengan kencang sampai dia kesakitan

"Sayang aku tidak tahu kalau dia adalah istrinya tuan seokjin, tolong jangan puk*l aku lagi." Pinta sela

//

☘️☘️

Karena di hari itu, Alena dan seokjin sudah berjanji untuk pergi ke kantor pernikahan agama, jadi mereka berdua langsung pergi kesana setelah dari hotel.

Mereka berdua sekarang sudah memegang akta pernikahan, meski hanya menikah kontrak tapi harus tetap sah secara hukum.

"Tuan seokjin, senang bekerja sama denganmu." Alena mengajak seokjin berjabat tangan

"Ya, senang bekerja sama denganmu juga." Seokjin menjabat tangannya

Tapi tiba tiba Alena langsung menarik tangan itu.

"Karena sekarang kita sudah menikah, lalu kapan kamu akan mengajakku untuk menemui kakek kesayanganmu itu hm?." Tanya Alena sambil mengangkat satu alisnya

Seokjin lalu melepaskan genggaman tangannya dari Alena.

"Sepertinya, niatmu ingin buru buru menemui hadiah 100 miliar mu itu bukan?." Tanya seokjin menerka, yang sudah pasti jawabannya adalah benar.

"Haihhhh, jangan bicara terang terangan seperti itu dong tuan. Aku itu kangen beneran sama kakek, tapi aku juga kangen 100 miliarku itu.", ucap Alena sambil berkhayal

"Besok malam, kakek dan ibu akan merayakan ulang tahunya yang ke 70 tahun. Aku akan mengajakmu menagih janji padanya, sekarang ayo kita pulang dulu." Ajak seokjin

"Huaaa, baiklah." Balas Alena senang

//

☘️☘️

Alena dibawa oleh seokjin ke rumah miliknya, dia sangat terkejut ketika baru saja masuk rumah itu, dia sudah disambut oleh barisan para pelayan yang menunduk hormat padanya dan seokjin.

Dia melihat ke sekeliling isi rumah itu dan merasa cukup terkesima, semuanya terisi dengan barang barang mewah. Tapi bagaimana bisa pria ini bahkan belum mempunyai istri.

"Selamat datang ke rumah nyonya, semoga pernikahan nyonya dan tuan penuh kebahagiaan." Mereka semua mengucapkan kalimat ini secara bersamaan

"Kamu yang mengatur ini semua?." Tanya Alena melihat kearah seokjin

"Semisal aku bilang bukan, apa kamu akan percaya?" Tanya seokjin

Alena hanya tersenyum sambil mengangguk gemas. Tiba tiba ponsel seokjin berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Aku masih ada pekerjaan hari ini, aku pergi dulu. Kamarmu sudah disiapkan, biar kepala pelayan yang akan membawamu berkeliling disini." Ujar seokjin

"Baiklah, kamu kerja dulu saja tidak apa apa." Balas Alena

Seokjinpun lalu pergi dari sana, meninggalkan Alena bersama para pelayannya.

"Eh, halo halo hehe." Sapa Alena ramah namun terlihat seperti menyapa seorang teman.

Lalu ada seorang wanita yang menghampirinya, sepertinya dia adalah kepala pelayan yang dimaksud seokjin tadi.

"Nyonya, kamarmu ada di lantai dua. Kamar pertama yang berada di sebelah kiri, apa aku perlu mengantarmu kesana?." Tanya kepala pelayan itu

"Eh tidak perlu, aku bisa cari sendiri. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian." Jawab Alena tidak enak

"Terimakasih ya."

Alena lalu buru buru pergi, dan dia dengan percaya diri langsung menuju lift yang ada dirumah itu. 

Dia hanya mengandalkan instingnya saja sekarang. Lalu Alena pun sampai di lantai dua sesuai instruksi kepala pelayan tadi.

Disana ada dua kamar, Alena bingung kamar pertama yang mana. Dia pun bolak balik seperti orang linglung karena takut salah masuk kamar.

"Tadi dia bilang tuh kamar pertama sebelah kiri atau kanan ya?." Alena bertanya sendiri

Dia lalu memilih kamar yang sebelah kanan, karena mungkin dia lupa dengan apa yang dikatakan tadi.

Tapi saat dia baru saja membuka pintu, matanya langsung tertuju pada sebuah foto yang terpajang diatas sebuah meja kecil didalam kamar itu.

"Foto itu, kenapa rasanya sangat familiar?." Tanya Alena bingung masih dengan posisi memegang gagang pintu.

Saat dia melangkah masuk untuk memeriksa lebih dekat, tiba tiba tangannya ada yang menarik dari arah belakang.

"Aaaaaa." Alena terkejut dan berteriak

Namun seseorang langsung menutup mulutnya, posisinya sekarang sedang bersender ke tembok

Dan di hadapannya,  ternyata sudah ada seokjin yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kamu?." Tanya seokjin

Karena jarak wajah mereka yang seperti semakin dekat, Alena dengan bod*hnya malah menutup mata dan  memajukan bibirnya seperti hendak mencium orang.

Seokjin terkejut dengan apa yang dilakukan wanita ini.

"Kamarmu, ada di sebelah sana.", ucap seokjin pelan

Alena sontak membuka matanya segera, ternyata dia terlalu percaya diri kalau seokjin akan menciumnya.

Hallo

Selamat hari jum'at.

Maafya gak up semalem, jangan lupa vote, ulasan dan follow 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!