NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Gedubrak

Di dalam markas WALKER, ada dua anggota yang datang. Mereka tampak asyik bermain kartu.

"Akhhh! Kalah lagi gue anjib!."

Temannya mengulurkan tangannya dengan senyuman miring di bibirnya. "Ayo kasih gue black card Lo. "

"Yang lain aja bisa kan? Misalnya motor atau mobil gue gitu. Jangan black card lah. " Laki-laki itu menolak dengan lembut.

Temannya menggelengkan kepala. "Nggak bisa. Itu udah perjanjiannya. Yang bikin perjanjian juga Lo sendiri. "

Brak

Reflek kedua laki-laki itu berdiri dan waspada. Mereka saling melemparkan pandangan satu sama lain.

"Temen kita bukan sih?."

"Gue gak tahu pasti. "

Gedubrak

Kedua anggota WALKER itu terkejut melihat kedatangan ketua HORIZON dan anggota inti.

"Siapa yang bunuh anggota gue? Kasih tahu gue sekarang. Gue gak punya banyak waktu!." Tukas Kaiser dengan ekspresi dingin.

"Mati atau ngaku hah?." Alaska melangkahkan kakinya maju.

"Anggota Lo? Emang siapa dah! Gue gak tahu apa-apa sumpah!." Si rambut panjang berujar dengan mengernyitkan dahi.

Sementara itu, temannya memegangi kepala. "Gue emang bagian dari WALKER tapi gue gak pernah nyari masalah duluan sama anggota Lo. Kecuali anggota Lo yang mulai. "

Tentu saja geng HORIZON tidak percaya.

"Tahan mereka dan ambil hp mereka. " Perintah Kaiser segera dilaksanakan oleh anggota yang lain.

"Lepasin gue! Gue gak tahu apa-apa!."

"Sialan Lo pada! Gue gak terima dipaksa kek gini!."

Mereka berdua berusaha untuk memberontak namun hasilnya nihil.

Alaska tampak memeriksa ponsel milik salah satu diantara mereka berdua. Laki-laki itu terkekeh geli. "Badan macho tapi takut Mami!. "

"Gak usah dibaca! Gue malu anjing!." Wajah rambut botak di tengah itu tampak memerah padam. Resek! 

Elang melotot melihat ponsel yang satunya lagi. Laki-laki itu memberikan ponselnya pada Kaiser. "Mereka juga dalang dari pembunuhan Devano, Kai!."

Rahang Kaiser mengeras. Wajahnya memerah karena emosi. "Jadi Lo juga punya rencana bunuh ketua kita? Maksud Lo apa hah?."

Laki-laki itu mendekat dan mencekal dagu si rambut panjang. "Pecundang kaya Lo, gak pantes gabung sini! Culun!."

Dia seketika terkekeh geli mendengarnya. Dia menatap datar Kaiser. "Gue pecundang? Hah, konyol. Anggota Lo itu yang pecundang. Beraninya main dari belakang! Gue tahu siapa!."

"Emang siapa?." Chika bertanya dengan berpikir.

Bug

"Arghhh!." Rival memegangi kepalanya yang terkena tinjuan dari belakang. Belum sempat dia membalas, tubuhnya kembali ambruk.

Terjadilah aksi saling menendang, memukul dan meninju satu sama lain.

Bug

Wajah Kaiser tertoleh ke samping. Pinggangnya ditendang dengan kuat. Melihat adanya yang hendak menjegal kakinya, dia pun melompat. Dengan cepat meninju wajah pelakunya.

Bug

Rafael kembali melakukan aksinya. Dia tidak memberikan kesempatan kepada Kaiser untuk berdiri tegak.

Bruk

Tubuh Rafael terhantam oleh sofa. Ketika dia hendak bangun, kaki Kaiser mau menginjaknya dengan kaki. Reflek dia berguling dan melemparkan batu pada Kaiser.

Kaiser menghindari batu tersebut dan dengan cepat dia menendang dada Rafael. Menarik kerah jaket kebanggaan WALKER. Wajahnya kini terlihat dingin dan terluka.

Sudut bibirnya robek, hidungnya mengeluarkan darah. Meludahkan darah sembarang. Begitu juga dengan Rafael. Mereka sama-sama terluka di beberapa bagian tubuh.

"Siapa pelaku pembunuh anggota gue? Ngaku nggak Lo? Gue bisa tuntut Lo ke penjara!." Nafas Kaiser memburu.

"Cih!." Rafael berdecih dengan senyuman meremehkan. "Gue juga bisa tuntut Lo atas kecelakaan hari itu. Lo pikir gue bego hah?!."

Kaiser semakin menarik kerah laki-laki itu. "Cepetan ngaku atau anggota Lo terbunuh malem ini! Cepetan anjing! Jangan bikin gue emosi!."

Rafael menarik kerah jaket kebanggaan HORIZON. Dia menatap dengan tajam dan penuh kebencian. "Gue gak takut! Lo itu cuma bocah nggak tahu apa-apa! Dia adik gue satu-satunya dan anggota Lo bikin dia mati!."

Hening beberapa saat. Mereka saling menarik nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkan perlahan.

"Cowok itu udah bikin motor gue ancur dan dia nggak mau tanggung jawab. Yang kedua, cowok brengsek itu juga udah rebut cewek gue. Ketiga, bajingan itu juga pergi tanpa minta maaf sama gue. Puas Lo?!." Rafael berujar dengan ekspresi kesal.

"Ck!." Kaiser berdecak dengan ekspresi kesal. "Tapi nggak usah sampe bikin anggota gue mati bangsat!."

Rafael terkekeh geli. Menepuk pundak Kaiser dengan tangan memegang perutnya. "Emang itu resikonya kalau Lo masuk geng motor. "

"Lo kan kaya, kenapa nggak beli lagi aja? Kayak bocah aje!." Celetuk Alaska dengan senyuman puas.

"Otaknya ada di dengkul tuh! Hahaha. " Elang bercelatuk dan tertawa terbahak-bahak.

Bug

"JAGA UCAPAN LO ANJING!. " Umpat laki-laki itu dengan memberikan bogeman mentah pada wajah Elang.

"Kalau Lo kalah, Lo harus minta maaf ke Jackson. Itu perjanjiannya. Gimana?." Kaiser teringat dengan balapan yang sebentar lagi diadakan.

Rafael mengangguk kepala dan tersenyum miring. "Kalau Lo yang kalah, cewek Lo buat gue aja. "

Kaiser mengepalkan tangannya kuat. Dia menatap menantang Rafael. "Gue gak bakalan kalah sama Lo pecundang!."

•••

Plak

"Kamu berantem lagi?." Wandi menampar keras wajah anaknya.

Krisna dan Selena sampai menoleh dengan ekspresi terkejut. Lalu mereka menghela nafas berat.

"Kamu ada masalah apa lagi sekarang hm?." Selena bertanya dengan lembut.

Kaiser memegangi pipinya memerah karena bekas tamparan. Laki-laki itu menatap sebal Ayahnya. "Iya. Aku berantem belain temenku sendiri. Kenapa? Salah?."

Wandi menatap tajam pada putra keduanya. "Besok adalah acara pernikahan kamu dengan Diandra. Cepat bersihkan lukamu itu. Bisa malu Ayah dengan yang lain. "

"CK!." Kaiser kemudian pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kearah kamarnya. Dia menoleh pada seorang wanita paruh baya. "Bi, bawakan saya air hangat!."

Wanita itu menoleh. "Baik, Tuan muda. " Bergegas melaksanakan tugasnya.

Kaiser melanjutkan langkah kakinya menuju kearah kamar tidur. Laki-laki itu melepaskan jaket dan sepatunya. Menatap dirinya di pantulan cermin setinggi tubuhnya.

Gue gak boleh kalah. Gue gak mau kehilangan Vanesa. Vanesa cinta pertama gue. Dia berharga bagi gue. 

Tok tok tok

"Masuk. " Kaiser menyahut. Dia mendudukkan dirinya di sofa nyaman.

Bibi masuk ke dalam dengan membawa baskom berisi air hangat dan kain. "Mohon maaf ya, Tuan muda. Saya obati sebentar. "

Kaiser tidak menyahutinya.

Bibi segera mengobati luka di wajah Kaiser dengan pelan dan lembut.

"Ash!." Kaiser meringis pelan. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya. Memilih aplikasi galeri lalu mencari foto Vanesa.

"Cantik. " Bibirnya berucap dengan senyuman merekah. "Aw! Pelan-pelan, Bi. "

"Ma maaf tuan muda. Bibi mengantuk. " Wanita itu tetap mencoba untuk tetap terjaga karena jam sudah menunjukkan pukul 22:45 WIB.

Kaiser seketika menoleh dan menghela nafas berat. "Kalau Bibi mengantuk, kenapa tadi masih mengepel lantai? Ini sudah malam. "

Wanita itu menghentikan aksinya. Dia menundukkan kepala dalam. "Maaf, Tuan muda. Saya tadi dengar Brina muntah-muntah. Jadi saya mengepelnya. "

"Brina sakit Bi? Kenapa nggak bilang langsung sama saya?." Tiba-tiba Selena menyelonong masuk ke dalam kamar Kaiser.

"Arghhh! Sakit bego!." Kaiser kesal karena tiba-tiba Krisna menekan lukanya dengan sengaja.

Sementara itu pelakunya justru tertawa. "Masih bisa ngerasain sakit juga Lo. Dasar bocah!."

"CK! Your cangkem! Ya sakit lah. " Kaiser mendengus sebal. "Pergi Lo dari kamar gue!."

"Sudah, jangan tertawa lagi! Udah malem juga." Selena melerai pertengkaran mereka berdua.

"Maaf, Nyonya. Saya pergi dulu!." Bibi pun pergi dengan terlebih dahulu tanpa menjawab pertanyaan dari Selena.

"Ingat! Besok Sabtu kamu nggak usah sekolah dulu. Langsung KUA aja. " Selena berujar dengan tegas.

"Iya-iya, Bun. " Kaiser memutar bola matanya jengah.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!