Tawanan Cinta Big Bos

Happy reading

Ruangan yang tadinya berisik karena ada perdebatan kecil kini sunyi sepi karena kedatangan seseorang yang sangat tidak terduga, berbagai fikiran melayang dibenaknya masing-masing apalagi melihat pria tampan tersebut duduk di sofa yang sama dengan sang mommy membuat wanita paruhbaya tersebut tubuhnya menegang kaku.

"Kok...ka...kamu pulang sayang?" setelah mengusai kegugupannya maria mencoba bertanya kepada sang putra.

"Alex pulang karena kastil milik alex didatangi orang tak dikenal." jawabnya dingin dengan tatapan lurus menatap tiga orang dihadapannya tersebut secra bergantian.

Dirinya mendapat kabar dari jonathan bahwa ada satu keluarga yang sedang berkunjung, bahkan selama jonathan kerja kastil milik alex ini hanya diperbolehkan keluarga inti yang bisa datang dan pergi sesuka hati namun tidak dengan orang asing jika sampai ada orang asing yang bisa masuk kesini tentu sudah ada ijin alex seperti luna yang walau tanpa ijin namun jonathan mengerti bahwa bos nya itu tertarik dengan sosok gadis cantik yang sederhana seperti lup.

Mata tamara membelalak mendengar kata orang tidak dikenal.

"Ya ampun nak alex, sebentar lagi kita ini jadi keluarga loo bukan orang tak dikenal." protes tamar membuat maria semakin gemetaran.

"Ckkk...bagiku kalian orang asing, jadi apa tujuan kalian datang kemari?" tanyanya tanpa basa-basi.

Mike hanya bersandar disandaran sofa duduk diam tanpa berniat untuk membuka suara.

"Tujuan kami kemari jelas ingin kalian saling mengenal sebelum pernikahan." tamara berucap dengan rasa percaya dirinya yang tinggi, bahkan sejak tadi wanita paruhbaya tersebut yang berbicara.

"Pernikahan siapa?" suasana kembali hening saat suara alex semakin terdengar datar dan dingin.

"Emmm...apa kamu tidak mengingatku?" suara lembut seorang wanita terdengar membuat alex menoleh bukan karena terpesona melainkan telinganya seolah terasa gatal mendengar suara yang dibuat-buat itu.

"Aku tidak perlu mengingat sesuatu yang tidak penting." sarkasnya menatap dingin kearah wanita yang duduk disofa sebrangnya.

Eve meredupkan binar bahagianya berganti dengan mimik sendu menatap seorang pria yang sedang menatap tajam kearahnya.

"Emm...bisakah kita ngobrol berdua." pintanya dengan memohon.

"Jika kalian sudah tidak lagi ada kepentingan lebih baik segera angkat kaki dari sini, karena saya tidak ingin milikku didatangi oleh orang asing." ucapnya dengan tegas membuat satu keluarga tersebut membelalak matanya mendengar usiran secara jelas dan itu melukai hati mereka.

"Dan mommy, alex tidak pernah meminta ini dan itu tapi kali ini alex minta tolong selesaikan masalah ini karena mommy tahu sendiri kalau alex akan menikah dengan gadis yang alex cintai sebentar lagi." alex lalu berdiri dan merapikan jasnya kemudian berjalan menuju keluar untuk segera pergi, moodnya sudah buruk saat mendengar berita dari jonathan bahkan semakin buruk moodnya saat tau ternyata mommy nya diam-diam menjodohkannya dengan orang yang bahkan tidak dia kenal sama sekali.

"Maria pokoknya aku nggak terima perjodohan ini harus tetap berjalan." tamara memekik kesal setelah kepergian alex.

"Mara, bukankah aku sudah minta maaf untuk tidak melanjutkan perjodohan ini, putraku akan menikah dengan gadis pilihannya sebentar lagi, tolong jangan mempersulit diriku mara, aku minta maaf sebesar-besarnya." lirihnya.

"Kamu yang memiliki ide ini maria, bahkan putriku menyelesaikan dengan cepat pekerjaannya agar bisa bertemu dan membicarakan tentang pernikahan tapi kamu malah membatalkan seenaknya sendiri." ocehnya.

"Tapi kan kamu juga sudah mengiyakan pembatalan itu mara." maria tidak terima dengan perkataan tamara yang terus menyudutkannya.

"Itu kemarin sebelum putriku bisa dihubungi." kilahnya padahal pembatalan ini putrinya sudah mengetahui namun eve memaksa untuk meneruskan perjodohan ini dan disinilah mereka berada.

"Ma, sudahlah toh alex juga tidak menginginkan putri kita, ayo lebih baik kita pulang." bujuk pria bernama david tersebut kepada sang istri.

Sungguh dirinya merasa malu saat ini, apalagi mendengar sendiri penolakan alex terhadap putrinya.

"Tapi pa, bagaimana dengan putri kita." ucapnya dengn kesal menatap sang suami, tamara harus bisa menikahkan putrinya dengan pengusaha kaya ini bagaimanapun kehidupannya harus bisa berubah jika dia memiliki menantu kaya raya.

"Ma." tamara seketika terdiam saat mendengar suara tegas suaminya, suaminya ini jarang sekali marah bahkan selama menikah tidak pernah david mengeluarkan nada tinggi hanya saja tamara selalu merasa kurang dengan jatah bulanan dari sang suami yang hanya sebagai GM di sebuah perusahaan biasa walaupun eve juga mengirim uang untuknya namun dia belum bisa bebas untuk membeli barang-barang branded seperti para teman-temannya.

"Maafkan kami tuan mike, jika kedatangan kami mengganggu dan untuk masalah perjodohan tidak masalah untuk dibatalkan, bila seandainya memang mereka berjodoh pasti ada jalannya sendiri." david berujar tulus, dirinya paham yang namanya perjodohan pasti akan sulit apalagi bila salah satunya tidak menginginkan, daripada berujung perceraian lebih baik tidak diteruskan.

Akhirnya keluarga david pergi dari kastil milik alex dan maria tentu saja mendapatkan ceramah dari sang suami tercinta.

Sedangkan didalam mobil mood alex benar-benar buruk begitu keluar dari kastil miliknya.

Edwin sesekali melirik kearah bosnya, dirinya paham jika sang tuan sedang memendam kekesalan dan sepertinya hanya nona luna yang bisa meredakan rasa kesal bosnya itu.

"Ehm...apa bos mau berjumpa dengan nona luna?" tanyanya dengan hati-hati, edwin memang harus membiasakan dari sekarang untuk memanggil calon istri bosnya dengan nona.

"Ya sepertinya itu ide bagus." gumamnya karena jika dipaksa bekerja pun moodnya pasti akan buruk, bahkan dia tadi sampai membatalkan pertemuan penting karena mendengar berita yang membuatnya kesal.

Edwin segera melajukan kendaraan roda empat tersebut untuk menuju ke mall dimana nona luna tadi berada.

Sedangkan orang yang hendak dituju saat ini sedang masuk kedalam sebuah bioskop untuk menonton sudah pasti ada anes yang menemaninya namun sayang diantara mereka ada seseorang yang nimbrung siapa lagi jika bukan kekasih baru anes.

Luna mendengus kesal menatap kesamping dimana anes bisik-bisik dengan kekasihnya yang bernama roland.

Ting.

Luna segera merogoh ponsel miliknya yang ada didalam tas mini, lalu dibuka tombol kunci ternyata calon suaminya yang mengirim pesan.

Mas alex

"Keluarlah, mas tunggu di parkiran."

Mulut luna menganga melihat sederet kalimat yang ada dilayar ponsel miliknya, setelah membalas luna menyimpan kembali ponsel tersebut kedalam tasnya.

Luna mencolek lengan anes membuat gadis tersebut menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Aku pulang ya, ada mas alex dibawah." bisiknya saat dia mencondongkan tubuhnya kearah anes.

"Ohh oke-oke." anes mengangkat kedua jarinya untuk membentuk lingkaran.

Setelahnya luna segera keluar dari bioskop tersebut dan langsung mencari lift untuk segera turun menuju tempat parkiran.

Ting.

Tak butuh waktu lama lift sudah tiba dilantai paling bawah tempat parkiran kendaraan begitu dia keluar bibirnya melengkung saat melihat sosok pria yang sedang berdiri disisi mobil dengan memakai kemeja yang berantakan tak lupa kedua tangan dimasukkan kedalam sisi celana membuat kadar ketampanan alex berkali-kali lipat.

Luna berlari saat alex membuka kedua tangannya sambil tersenyum seolah dirinya ingin luna segera masuk kedalam dekapannya.

Hap.

Jangan lupa tinggalkan jejak😘😘😘