NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Badboy / Balas Dendam
Popularitas:277.9k
Nilai: 5
Nama Author: yadah elek

Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.

bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?

jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mimpi

"Irina,Nadia." panggil seorang pemuda yang tampan.

mereka menoleh saat tahu siapa yang tengah memanggil mereka,dia Alvaro salah satu cowo yang populer di kampus ini.

"oh...hai." jawab mereka serempak.

Alvaro berjalan mendekati kedua gadis itu,lalu duduk di kursi yang sedang berhadapan dengan mereka

"makanan kalian kok udah habis,kalian dari tadi ya?" ucap Alvaro saat sudah duduk di depan mereka.

"iya nih,habisnya aku laper banget." ucap Nadia.

"ya udah kalau gitu aku makan dulu ya."

kedua gadis itu mengangguk dan melanjutkan obrolan mereka. sesekali Alvaro ikut tertawa ketika mendengar lelucon dari kedua gadis itu.

mereka bertiga itu sahabat baik. tetapi ya begitu tidak ada kata sahabat antara laki-laki dan perempuan. Alvaro menyukai Nadia,Nadia pun sebaliknya dan Irina menyukai Alvaro.

tetapi dari mereka bertiga tidak ada yang berani menyatakan perasaan mereka. awalnya Alvaro ingin mengatakan perasaannya kepada Nadia tetapi tidak pernah ada waktu yang tepat untuk mengutarakannya.

hingga suatu hari Irina mendapatkan pesan dari Nadia,

Ting...suara pesan masuk di ponsel Irina.

"Rin...kita ketemuan di cafe tempat biasa kita nongkrong ya." isi pesan dari Nadia pagi itu. kebetulan hari ini hari Minggu,biasanya dia akan menghabiskan waktunya dengan nonton bareng bersama kedua sahabatnya itu.

"ok..." setelah membalas pesan dari Nadia Irina bergegas bersiap untuk menemui Nadia dan Alvaro.

Irina mengendarai motor maticnya membelah jalanan yang cukup padat. ia pergi menuju cafe tempat biasa dia nongkrong. setelah sampai ia mencari tempat duduk yang kosong di pojok ruangan.

setelah ia duduk ia memesan minuman, sambil menunggu kedua sahabatnya itu datang.

setelah menunggu hampir setengah jam,ia memutuskan untuk pulang karena tiba-tiba ia merasakan pusing yang sangat hebat.

ia berjalan gontai menuju parkiran dimana motornya berada.

"duh....kepalaku pusing banget ya?" gumamnya

saat ingin menaiki sepeda motornya tiba-tiba kepalanya berputar dan ia limbung tetapi ia merasa ada dua lengan kokoh yang menangkap tubuhnya sehingga ia tak jatuh di atas tanah yang keras. ia samar - samar melihat sosok lelaki yang mengangkat tubuhnya,tetapi ia tidak begitu jelas melihat wajah lelaki itu,matanya buram dan lagi pria itu menggunakan masker.belum sempat ia bertanya ia sudah tak sadarkan diri.

🥀🥀🥀🥀🥀

sore hari menjelang malam Irina terbangun di sebuah hotel,ia memegangi kepalanya yang berdenyut. ia berusaha membuka matanya yang terasa berat. setelah terbuka Irina melihat ke sekeliling,dilihatnya sebuah kamar yang begitu mewah dan nampak asing baginya.

"ini dimana?" ucapnya. dikamar itu tak ada siapa-siapa hanya dirinya sendiri yang ada disitu.

saat ingin bangun ia merasakan tubuhnya pegal di seluruh tubuhnya. dan ia merasakan hawa dingin yang menusuk sampai ketulang.ia memeluk tubuhnya sendiri,tetapi ia merasakan ia seperti tak mengenakan pakaian lalu Irina melihat pada tubuhnya betapa terkejutnya ia melihat tubuhnya toples,tanpa sehelai benangpun yang menutupinya selain selimut tebal yang senantiasa ia pegang erat.

"kenapa aku telanjang,lalu bagaimana aku bisa sampai disini sebenarnya apa yang terjadi."

ia melihat pakainya berserakan di lantai,ia ingin beranjak mengambil bajunya.

"akhhhhh..." ia merasakan perih di area sensitifnya,perlahan ia berdiri ia melihat noda darah yang mengering.

"akkhhhh.... sebenarnya apa yang terjadi,siapa yang sudah melakukanya terhadapku?"

ia memaksa dirinya untuk bergerak dan mengambil bajunya lalu memakainya.

ia melihat sekeliling ruangan,matanya tak sengaja melihat secarik kertas.

"terima kasih atas pelayananmu,sungguh aku sangat puas tak sia-sia aku membayarmu mahal."

isi surat itu sungguh membuatnya terkejut,ia meremas surat itu untuk menyalurkan rasa marahnya.

"siapa yang sudah tega melakukan ini terhadapku?ah iya bukankah tadi Nadia mengajak bertemu?"

kemudian Irina mencari ponselnya,saat menemukan ia melihat apakan Nadia ada menghubunginya lagi? tetapi Nadia maupun Alvaro tak ada yang berusaha menghubunginya.

"apa jangan -jangan ini ada hubungannya dengan mereka?"

tak ingin berprasangka buruk,ia lebih memilih meninggalkan tempat terkutuk itu.

saat hendak keluar bunyi ponsel membuyarkan lamunannya.

"apa kau masih percaya dengan sahabatmu itu?asal kamu tahu sahabatmu itu menjualmu kepadaku karena mereka membutuhkan uang itu untuk berlibur berdua karena mereka baru saja meresmikan hubungan mereka."

"gak,gak mungkin Nadia dan Alvaro dalang di balik ini semua." Irina masih tak percaya

sampai akhirnya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Alvaro sedang berjongkok dan memberikan sebuah cincin dan bunga mawar merah yang begitu indah kepada Nadia.

"apa kamu mau jadi pacarku?"

"iya aku mau."

kebetulan hotel dimana lelaki asing yang membawa Irina merangkap menjadi satu dengan restoran. entah kebetulan atau sengaja hotel dan restoran tempat Irina di nodai dan tempat Alvaro dan Nadia meresmikan hubungan mereka sama.

prok...prok...prok...

suara tepuk tangan begitu nyaring keluar dari tangan Irina,wajahnya sudah penuh air mata. ia kecewa sahabatnya dengan tega menjualnya hanya untuk kesenangan mereka.

"Irina kamu kok bisa ada disini?"

"kenapa?kaget?"

mereka berdua gugup melihat Irina yang berada disini,dengan bersimbah air mata.

"hebat ya kalian,menyewa restoran mewah dan berencana berlibur dengan uang hasil dari ngejual sahabat kalian sendiri?"

Alvaro dan Nadia merasa bingung,pasalnya mereka tak tahu apa yang di maksud ucapan Irina.

"kalian tidak usah pura-pura tidak tahu. aku sudah menganggap kalian sebagai saudaraku,dan aku mengesampingkan perasaanku terhadap Alvero agar persahabatan kita tetap berjalan sampai tua nanti.kalaupun kalian saling mencintai aku takkan keberatan,tetapi yang membuat aku kecewa kalian dengan tega menghancurkan masa depan aku dengan cara menjualmu kepada lelaki yang entah siapa? dan parahnya lagi kalian mau bersenang-senang setelah kalian berhasil menghancurkan ku, sebenarnya apa salahku terhadap kalian?"

"Irina ini semua tu gak kayak yang kamu pikirkan,dan soal kami ngejual kamu kami beneran tak tahu menahu itu,percaya sama kami." ucap Nadia mencoba menjelaskan

"sudahlah,mana ada maling mau ngaku. mulai saat ini aku harap kalian tidak usah menganggapku ada,anggap aja aku udah mati."

setelah mengatakan itu,Irina pergi dari tempat terkutuk baginya.sementara Nadia dan Alvaro berusaha mengejar Irina tetapi Irina sudah menaiki taxi dan pergi meninggalkan mereka berdua. Irina menangis tersedu mengingat nasibnya kedepanya,masa depannya hancur dan yang menghancurkannya adalah sahabat dan orang yang paling ia cintai.

hiks...hiks...hiks...

"ma...mama... bangun,Kenapa mam menangis?"ucap Andreas sang suami membangunkanya.

seketika Irina bangun dan memeluk erat suaminya.

"mimpi itu datang lagi pa."

hiks...hiks...hiks...

"kenapa mama masih memimpikan hal itu lagi pa?"

"ssssttt....sudah jangan terlalu dipikirkan,itu hanyalah masa lalu yang kelam tidak baik jika terus mengingatnya.ingat papa akan selalu mencintai dan menyayangi mama apapun masa lalu mama." ucap Andreas menenangkan.

sementara Irina memeluk erat sang suami,ia sangat bersyukur memliki suami sepeti andreas yang mau menerimanya apa adanya dan juga sangat mencintainya.

1
Murtini
Luar biasa
Murtini
Semoga Dita bs menemukan bukti .
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
Nadira Market
kasih taunya ke thor ny bang/Silent//Grin/...
Murtini
dendam pada ibunya Dita
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada
mama yogi
Luar biasa
Tata google
🩵
Nadira Market
ky nya seru neh...
Rafanda 2018
sampai sini aja saya baca novel klo mertuanya jahat jd mls,,maaf
Siska Sutartini
dosanya mama Azka berlipat-lipat nih. pertama mau balas dendam, trus mau pisahin suami istri dg cara adu domba. ini azkanya juga parah. anak orang itu woii, itu sudah termasuk KDRT terlepas apapun alasannya. emangnya rumah orang kaya ga ada CCTV gitu. kan bisa dicek kejadian sebenarnya spt apa.
Siska Sutartini
masa lebih percaya perkataan orang asing daripada temen sendiri ? harusnya selidiki dulu siapa dalang sebenarnya yg ingin menghancurkan masa depanmu irina. ini selidiki nggak main tuduh dan benci aja. kalo pada jaman itu ga ada CCTV-nya kan bisa tanya petugas hotel. gimana sih
Febri Ana
sukses dan tetap semangat terus thor mantaaapppp
Febri Ana
mantaapp lanjuutt thor
Febri Ana
biar tau rasa kerjain terus Abi
Febri Ana
semangat terus kakak dan sukses slalu
Febri Ana
lanjuuttt
Febri Ana
Dita sama yg lain aja thor sebel aku sama suaminya
Febri Ana
jangan bodoh Dita tinggalin aja cari laki yg baik
Febri Ana
jangan mau Dita tinggalin aja cowok kayak gitu
Siti Norsham
👍 thumbs up thor...moga ke depan nya thor diberikan ide yang top untuk berkarya.
d
lanjut part 2 dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!