NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Hidup Baru

Pagi harinya Rara sudah bersiap-siap, ia akan berangkat menuju beberapa perusahaan untuk memasukkan lamaran, Rara meninggalkan kontrakan dengan penuh semangat.

Rara bahkan rela berpanas-panasan, di tengah teriknya matahari ibukota. Rara sengaja tidak memesan taksi, ia lebih memilih menggunakan jasa ojek, agar lebih hemat. Rara datang ke satu perusahaan, lalu pergi ke perusahaan lainnya.

Cukup banyak perusahaan yang Rara datangi, tanpa terasa hari mulai petang. Rara kembali ke kontrakan setelah selesai mengantarkan satu-persatu surat lamaran yang di bawanya.

Setibanya di kamar, Rara menghempaskan tubuh lelahnya di atas tempat tidur.

"Tuhan ... Semoga ada salah satu dari perusahaan itu, ada yang menerima lamaranku," pinta Rara dalam hati.

Di saat matanya mulai terpejam, Rara teringat Luna sahabatnya, sebelum pulang ke Indonesia, Rara sempat mempercayakan apartemen dan juga mobilnya, untuk dijual. Tapi sampai saat ini belum ada kabar dari Luna.

Rara meraih ponselnya di atas meja nakas, ia menghubungi nomor Luna, Rara mendesah pelan karena tidak tersambung.

"Mengapa nomornya tidak aktif," lirih Rara.

Banyak hal buruk yang terlintas di pikiran Rara, bahkan ia sempat berpikir Luna juga akan mengkhianati dirinya, seperti orang-orang terdekatnya yang lain, tapi hati Rara membantah dengan tegas prasangka buruknya tersebut.

Rara kenal baik siapa sahabatnya, ia yakin Luna tidak akan mengkhianatinya, hanya saja ponsel Luna yang tidak aktif, membuat Rara dihantui prangsaka buruknya sendiri.

***

Kini sudah seminggu sejak Rara memasukkan lamaran ke berbagai perusahaan, tapi sampai saat ini ia belum mendapat panggilan, bahkan untuk sekedar interview.

Rara sedang berkutat di dapur, ia memasak seadanya untuk makan malamnya, biaya hidup di ibukota memang tidak murah, padahal Rara sudah sangat berhemat. Rara menyantap makan malam dengan perasaan pilu.

Setelah selesai makan malam, Rara kembali ke kamarnya, ia mengambil ponsel, untuk mengecek saldo tabungannya melalui M-banking. Rara mendesah berat saat melihat jumlah saldo, yang tersisa di dalam rekeningnya.

Uang yang ada di rekeningnya sudah menipis, kira-kira hanya cukup untuk biaya hidup satu bulan saja. Rara benar-benar bingung, sementara saat ini ia belum mendapat pekerjaan.

Rara merebahkan dirinya di tempat tidur, ia hanya bisa berdo'a semoga hidupnya baik-baik saja. Rara baru saja hendak memejamkan matanya, tapi dering ponsel di atas meja nakas kembali membangunkannya.

Rara melihat panggilan yang sedang berlangsung, Rara tidak menjawabnya, karena tidak tertera nama pemanggilnya. Tapi karena orang itu menghubunginya berulang-ulang, Rara pun menjawab panggilan tersebut.

"Ra ...." Suara seorang perempuan terisak di seberang sana.

Rara mengernyitkan dahinya, ia sangat mengenal suara penelpon ini. "Luna ...."

"Iya, Ra! Ini aku Luna, aku sedang ada masalah, Ra!" adu Luna.

Deg ... Rara tersentak takut, pemikiran buruk kembali menghantuinya. Meskipun pikiran dan hati Rara berlawanan, hati Rara tetap yakin, dan tidak ingin berprasangka buruk pada sahabatnya itu.

Rara mengehela napas pelan. "Masalah apa Lun? Tarik napas pelan-pelan, baru setelah itu kamu cerita sama aku!"

"Bisa nggak Ra, ceritanya nanti aja! Aku mau minta bantuan kamu," ujar Luna.

"Bantuan apa Lun?" tanya Rara.

"Ra aku mau pulang ke Indonesia, bisa kan di Indonesia nanti aku tinggal sama kamu,"

"Iya Lun! Kita kan sahabat, kamu bisa datang kapan pun kamu mau!" sahut Rara cepat.

Rara bahkan tidak tega menanyakan kabar tentang Apartemennya. Apalagi sepertinya masalah yang sedang dihadapi Luna cukup berat, sampai Luna tidak ingin menceritakannya melalui telepon.

"Udah dulu ya, Ra! Aku ada janji ketemu orang yang mau beli apartemen kamu, kalau misalkan deal hari ini, besok aku langsung pulang ke Indo, Ra!" ujar Luna, yang kemudian memutuskan sambungannya.

***

2-hari kemudian.

Luna sudah tiba di indonesia, Rara menjemputnya di bandara, Luna langsung memeluk Rara, airmatanya langsung tumpah begitu saja tanpa bisa dia tahan.

"Lun! Cerita di rumah aja ya, kita pulang dulu!" bujuk Rara sambil melepaskan pelukan Luna.

Mereka segera meninggalkan bandara, satu jam kemudian taksi mereka tumpangi tiba di depan kontrakan, Rara langsung membawa Luna ke kamar untuk beristirahat.

Rara duduk di samping Luna. "Kamu bisa cerita sekarang!"

"Aku diusir, Ra! Papi sama ibu tiri aku, ngusir aku," ujar Luna dengan suara serak.

"Gara-garanya apa, Lun?" tanya Rara sembari mengernyitkan dahinya, sebagai respon agar Luna meneruskan ceritanya.

"Papi selalu manjain ibu tiri aku, perusahaan papi bangkrut karena gaya hidupnya, papi terbelit hutang, dan sebagai gantinya, papi mau menjodohkan aku dengan pria tua rekan bisnisnya. Aku nggak mau Ra! Aku nggak mau nikah sama pria itu, tapi papi terus memaksa, sampai akhirnya aku di usir sama papi," isak Luna.

"Terus kamu diam aja?"

Luna menganggukkan kepala. "Dalam hidup papi, ibu tiri aku nggak akan pernah salah. Apapun yang dia akukan, papi pasti membelanya," ujar Luna yang benar-benar kecewa pada sikap papinya.

Rara terdiam, nasib Luna hampir tak ada perbedaan dengan dirinya. Sumber yang sama, hanya berbeda cerita. Namun, yang di alami Rara mungkin jauh lebih menyakitkan dari pada Luna, karena keluarga Rara justru hancur oleh wanita yang seharus menjadi pelindung keluarganya.

"Kalau kamu, kenapa bisa tinggal di sini, Ra?" tanya Luna.

Sejak tiba di kontrakan ini, Luna sudah heran. Hatinya bertanya-tanya, mengapa Rara bisa tinggal di sebuah kontrakan kecil yang sangat sederhana ini.

Rara menceritakan setiap detail yang di alami keluarganya, sampai akhirnya Rara harus pindah ke ibukota dan tinggal di kontrakan ini.

'Anak sama ibu, sama-sama iblis,' gumam Luna dalam hati.

Ya, anaknya selingkuh dengan mantan Rara, di saat yang sama Maya juga menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri, apalagi namanya kalau bukan Iblis.

Luna menarik Rara ke pelukannya, pelukan hangat itu bisa sedikit mengikis rasa sakit, yang saat ini mereka alami.

Luna melepaskan pelukannya, ia menjauhkan tubuh agar dapat menatap Rara. "Sekarang rencana kamu apa?"

"Kamu bakal tinggal di sini kan, Lun?" Rara balik bertanya.

"Kamu nggak keberatan kan, Ra?"

Rara tersenyum tulus. "Justru aku senang kamu di sini, dengan uang penjualan apartemen di Milan. Kita bisa membeli apartemen di sini, meski tidak semewah apartemen di sana. Jadi sisanya bisa buat bangun butik sendiri, kamu yang urus desain, aku yang urus managemen," seru Rara penuh semangat.

Kini dengan adanya sedikit modal, dan ditambah dengan adanya Luna yang merupakan lulusan fashion design, sudah cukup bagi Rara untuk memulai usaha sendiri.

Rara tak perlu lagi pusing, untuk mencari pekerjaan. Rara ingin ini menjadi titik balik hidupnya.

Keesokan harinya mereka mulai sibuk untuk mencari tempat strategis, untuk di jadikan sebagai lokasi butik. Semua rencana di persiapkan sebaik mungkin.

Rara memang belum berpengalaman, tapi bekal yang ia miliki sudah cukup baik, sebagai lulusan fashion business dengan predikat cumlaude di istituto marangoni. Rara tahu bagaimana cara memulai usaha, bagaimana memasuki  memasuki pasar dan mencari pelanggan.

Hari berlalu, butik milik Rara sudah mulai berjalan. Rara dan Luna tak lagi tinggal di kontrakan. Rara membeli sebuah apartemen, lokasinya tak jauh dari butik miliknya.

Bersambung.

Jangan lupa dukung Author, tinggalkan like, vote dan komen ya!

Terima kasih.

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!