NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku, Kak

Ambil Saja Suamiku, Kak

Status: tamat
Genre:Dokter / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Puji170

Riana pikir kakaknya Liliana tidak akan pernah menyukai suaminya, Septian. Namun, kecurigaan demi kecurigaan membawanya pada fakta bahwa sang kakak mencintai Septian.

Tak ingin berebut cinta karena Septian sendiri sudah lama memendam Rasa pada Liliana dengan cara menikahinya. Riana akhirnya merelakan 5 tahun pernikahan dan pergi menjadi relawan di sorong.

"Kenapa aku harus berebut cinta yang tak mungkin menjadi milikku? Bagaimanapun aku bukan burung dalam sangkar, aku berhak bahagia." —Riana

Bagaimana kisah selanjutnya, akankah Riana menemukan cinta sejati diatas luka pernikahan yang ingin ia kubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

“Tian… maaf sudah merepotkanmu menjaga Lira,” ucap Liliana pelan begitu membuka mata, ia tak lagi berpura-pura tidur. Suaranya terdengar lemah, tapi senyum samar terbit di bibirnya.

“Lili, kamu sudah bangun?” Septian menoleh cepat, nada suaranya lembut. “Oh, ini tidak merepotkan. Aku sudah janji padamu untuk memberikan keluarga yang lengkap. Lira juga anakku.”

Septian sendiri tidak tahu, apakah kata-kata itu keluar dari hatinya atau hanya bagian dari rencana kebohongan yang ingin ia ciptakan demi satu tujuan, membuat Liliana percaya, agar sandiwara pernikahan itu bisa berjalan sesuai rencana dan Riana kembali padanya.

Rahayu yang sedari tadi memperhatikan keduanya hanya bisa menggeleng perlahan. Ada sesal yang menyesak di dadanya. Ia menatap Septian, lalu Liliana, dengan pandangan yang berat. Dulu, mungkin ia memang pernah memihak, terlalu sering membandingkan Riana dengan Liliana. Kini, ketika Riana tak lagi di sisinya, barulah ia menyadari ada yang benar-benar hilang. Dan yang lebih menyakitkan, anaknya kini terlihat semakin tersesat dalam pikirannya sendiri.

“Terima kasih, Tian,” ucap Liliana lirih seolah membiarkan Septian melakukan apapun yang lelaki itu inginkan, karena mau bagaimanapun nantinya ia akan memastikan dirinya akan berakhir menjadi istrinya.

Tapi ucapan sederhana itu justru membuat dada Rahayu bergemuruh.

Ia menatap Liliana tajam. “Sekarang kamu sudah baikan, Lili? Aku dengar kamu sampai melukai diri sendiri hanya supaya bisa bersama anakku.” Nada suaranya bergetar antara marah dan kecewa. “Kamu tahu kan, Septian itu suami adikmu sendiri? Dulu aku memang sempat mendukungmu dengan alasan kamu lebih dewasa, lebih perhatian… tapi setelah melihatmu seperti ini, Ibu jadi ragu. Masih pantaskah kamu menjadi bagian dari keluarga Prawira?”

Ruangan mendadak hening.

Septian menatap ibunya tak percaya. Kata-kata Rahayu barusan terasa aneh di telinganya, seolah ibunya bukan menolak, tapi diam-diam masih menyisakan ruang harapan untuk Liliana.

“Bu… ini—” suara Septian tercekat, tak tahu harus menjelaskan dari mana.

"Kepala ibu pusing Tian, Ibu mau pulang," sela Rahayu yang tak ingin mendengar lagi pendapat sang anak.

Liliana mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia bisa merasa Rahayu sekarang tidak menyukainya. Ia sudah sejauh ini tidak ingin semua gagal karena ada kerikil yang menghalanginya, sementara batu besar sudah ia singkirkan.

"Tian, kamu antar Ibu saja. Biar Lira sama aku," ucap Liliana mencoba untuk menunjukkan pengertiannya.

"Kamu serius?" tanya Septian.

"Iya, sini Lira nya."

Septian langsung menyerahkan Lira pada Liliana. Ia langsung menggandeng Rahayu dan mengantarkannya pulang, sambil berbisik, "Bu, jangan bertingkah seperti ini kamu ingin Riana kan?"

Rahayu hanya menarik napasnya dalam-dalam tak ingin menjawab ucapan anaknya. Ia lebih memilih segera meninggalkan ruangan itu.

Sementara di dalam ruangan, Liliana menatap pintu yang baru saja tertutup. Tatapannya berubah tajam, senyum tipis yang sebelumnya lembut kini perlahan berubah menjadi sinis.

Ia menatap bayi kecil di pelukannya dan mengelus pipinya pelan. “Lira sayang… sebentar lagi kita punya keluarga yang utuh, ya. Calon Papa kamu cuma butuh sedikit dorongan buat sadar.” Suaranya lembut, tapi nada di baliknya terdengar dingin dan penuh perhitungan.

Ia kemudian menoleh ke arah cermin kecil di sisi tempat tidur, merapikan rambutnya yang kusut dengan jemari. “Ibu mertua itu memang susah didekati,” gumamnya sambil mendengus pelan. “Tapi aku tahu cara meluluhkan hatinya. Orang seperti dia cuma butuh lihat aku jadi korban, pura-pura lemah, pura-pura sabar. Dan Septian? Dia terlalu bodoh buat sadar aku cuma main peran.”

Liliana tersenyum miring, senyum yang tak lagi menyimpan kelembutan, melainkan kepuasan licik. Dalam hatinya, Riana hanyalah bayangan yang harus disingkirkan sepenuhnya dari hidup Septian, tak boleh ada sedikit pun ruang tersisa untuk wanita itu.

“Sekarang,” gumamnya pelan sambil menatap bayi kecil di pelukannya, “kita bantu tantemu itu untuk segera pergi jauh dari calon papamu.”

Nada lembutnya terdengar manis, tapi matanya menyala dengan kebencian yang dingin. Ia segera meraih ponselnya dari meja, jarinya menekan layar dengan cepat. Nada sambung berdering beberapa kali sebelum akhirnya suara Riana terdengar di seberang.

“Riana,” sapa Liliana datar, seolah tak terjadi apa-apa di antara mereka.

Suara di seberang terdengar dingin. “Apa yang kakak inginkan?”

Liliana tersenyum tipis, puas mendengar nada kesal itu. “Kita perlu bicara. Aku tunggu di belakang taman rumah sakit X.”

“Tidak ada yang perlu dibicarakan,” balas Riana cepat, nada suaranya menahan marah. Ia bahkan tak ingin mendengar suara kakaknya lebih lama dari itu.

Namun Liliana tahu cara menekan tombol yang tepat. Ia mencondongkan tubuh sedikit, seolah bisa menatap Riana dari jarak jauh. “Datang saja, Riana. Kalau tidak…” suaranya merendah, tajam seperti pisau, “kamu tahu betul sifat kakakmu ini, kan?”

Panggilan berakhir. Bunyi beep yang tersisa di telinga Riana membuatnya merinding, karena ia tahu, Liliana tak pernah main-main dengan ancamannya.

"Ada apa?" tanya Alif saat melihat wajah Riana menegang.

"Em... Tidak ada apa-apa," jawab Riana singkat sekali lagi ia tidak ingin merepotkan Alif.

"Kalau ada yang bisa aku bantu, kamu kasih tau aja. Ingat kamu gak sendirian, Riana," ucap Alif meyakinkan.

"Dok—"

"Kamu harus belajar panggil aku aa, jangan dok terus, bagaimana aku bisa secepatnya meminta kamu balas budi bertemu dengan nenek, kalau kamu saja belum terbiasa," sela Alif membuat Riana hanya bisa mengusap tengkuknya dengan canggung, wajahnya pun memanas.

Seolah senang melihat ekspresi di wajah Riana. Alif langsung mencondongkan tubuh sedikit, nada suaranya dibuat ringan tapi menggoda. “Kalau Aa terlalu susah, kamu bisa ganti kok… misalnya sayang.”

1
Nur Aliya
Karna cowok yang tampan tidak layak untuk mu.
Nur Aliya
aku setuju dengan ayatmu mas!!
Yus Nita
waxoohh..
maduk orang stress, mabok janda kaya orang2 dulu 😁😁😁
💞DARRA💞💖
seru
💞DARRA💞💖
lagi kak😍
Yus Nita
syukuriin...
Yus Nita
klu kau butuhhiduo harus by krrja, percumasarjana. bukan malah ngerusak rumah tangga orang. yh sakit ny rmh tngga adik ny sendiri yg di hancur kan ny.
anda waras jadi kakkak...
Yus Nita
syukurin kau pecundang. masuk perangkap si jalang lo kan 😀😀😀
Yus Nita
kamu yh jalang sialan Riana
Yus Nita
mikuti sajaapamau ny si liliput, hbs tu baru di hancur kan hingga takbersisa.
jangan ksh ampun lggi, kesabaran seseorang itu ada bayas ny
Yus Nita
dadar jalang...
suami adek sendri di embat.
kategoei Ioar adalah maut Real ada ny.
Yus Nita
percayalah..
mereka yg merevut dan merampas milik orang lain, akn menerima akibat ny.
karma itugak pernahsalahalamat.
dan kau lelaki pecundang, tunggu lah ke hanxuran muSrotian
Yus Nita
perlu di beri sok terapi si Srotian sama si liliana. biar tau rasa.
Yus Nita
owalah Riana..
beetindak lah dengan tegas,, tanpa harus berpyra2. mereka manusua2 unafik. yg harus di hancur kan denngan tindak kn tegas
Yus Nita
lsuami sama ioar, sama2 gak afa otak ny
dasar iblis berwujud kan manusia.
Yus Nita
waduh berarti sctv juga y si Liliana.
udah buasa tidur bareng sama srprian, meng atas nama kan sahavatan.
satu utk semua dong 😁😁😁
Yus Nita
ipar adalahmsut itu fakta.
Didin Wahidin
karna elu dokter paling gampang dikibulin
Siti Maulidah
ceritanya menarik
Didin Wahidin
ya Alloh... dokter koq cengeng bgt... Thor, jadiin sedikit kuat donk, Riana kan dokter
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!