My Beloved Presdir
Istituto Marangoni, Milano, Italia.
Seorang gadis keluar dari pelataran kampusnya dengan langkah lesu dan wajah yang tampak murung, sangat kontras dengan apa yang ia dapatkan di ruangan wisuda tadi.
Dua piagam penghargaan berhasil ia bawa pulang. Sebagai wisudawan terbaik Program Studi Fashion Business, dan sebagai lulusan terbaik jenjang sarjana pada wisuda tahun ini.
Nadira Indriani Tengker nama gadis ini, biasa di panggil Rara. Gadis cantik dengan postur tubuh ideal ini biasanya selalu ceria.
Namun, kali ini Rara terlihat meratap. Sebabnya tak lain adalah ketidakhadiran orangtuanya di hari yang sangat penting ini, padahal Rara sudah menghubungi keluarganya sejak dua minggu sebelum hari wisuda.
Pada saat itu sang ibunda berjanji akan datang ke Milan untuk hadir merayakan kelulusan Rara. Namun, beberapa hari sebelum hari-H, sang ibunda tercinta kembali menelpon dan memberitahu bahwa ia berhalangan untuk hadir.
'Mengapa tidak ada yang datang untuk merayakan kelulusanku?' lirih Rara sedih.
Rara berjalan dengan langkah gontai menuju parkiran, sambil sesekali menghela napas berat. Bukan hanya orang tuanya yang tidak hadir di hari wisuda ini, kekasih yang selama dua tahun kebelakang ini menemani hari-harinya juga tidak hadir dengan alasan yang tak masuk di akal.
Rara melajukan mobilnya meninggalkan kawasan kampus, ia menuju sebuah gedung apartemen. Saat tiba di depan apartemen tersebut, mulai tampak secercah senyum dari bibir Rara.
Yang Rara bayangkan saat ini, meskipun orang tuanya tidak jadi datang, setidaknya ia masih dapat merayakan hari bersejarah ini bersama kekasihnya.
Rara memasukkan password smart lock dengan penuh semangat, dan langsung menuju kamar kekasihnya.
Cklek!
Ketika pintu kamar terbuka, dua orang yang sedang memadu kasih di dalamnya tersentak kaget, begitu juga dengan Rara yang tak kalah terkejut.
Sungguh pemandangan yang sulit dipercaya, kedatangan Rara ke apartemen ini, malah disambut bukti perselingkuhan kekasihnya.
Rara menggelengkan kepala dan terdiam mematung. Air mata pun tak lagi terbendung, dan mengalir deras di pipinya.
Pria yang tak lain adalah kekasih Rara turun dari ranjang dengan gelagapan, dia melilitkan handuk ke tubuh dengan tergesa-gesa lalu menghampiri Rara. "Ra ... Aku bisa jelasin!"
"Apa lagi? Apa semua ini kurang jelas?" desis Rara dengan suara serak.
Plaak ... plaak!
Dua tamparan mendarat mulus di pipi pria durjana, yang selama ini dianggap Rara sebagai malaikat di hidupnya.
"Harusnya dari dulu aku percaya sama Luna, tapi aku buta! Aku lebih percaya sama bajingan macam kamu!" geram Rara seraya berjalan mendekati ranjang.
Di sana seorang wanita dengan tubuh yang hanya berbalut selimut, menatap Rara dengan tubuh gemetar.
"Tega kamu!" hardik Rara seraya melayangkan tamparan.
Sungguh sakit rasanya, wanita yang menjadi selingkuhan kekasihnya, tak lain adalah sepupunya sendiri. Padahal selama ini keluarga Rara lah menanggung semua biaya pendidikan sepupunya itu, hingga bisa bersekolah di luar negri.
Dengan tangis tersedu Rara pergi meninggalkan apartemen tersebut. Dia tak lagi menghiraukan pria bajingan yang berusaha untuk mencegahnya pergi.
Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia bagi Rara, kini telah berganti menjadi hari yang penuh duka cita.
Rara kembali ke apartemennya dengan perasaan hancur. Rara menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Luna!" Untuk saat ini hanya nama itu yang ada di pikiran Rara, yaitu sosok sahabat yang selalu ada untuk Rara.
Selanjutnya Rara mengeluarkan ponsel dari dalam tas, kemudian menelpon sahabat karibnya tersebut.
"Lun ...." Tangis Rara kembali pecah, saat sahabatnya itu menjawab panggilan.
"Rara ... kamu kenapa?" tanya Luna khawatir.
Rara tidak menjawab, dia terus menangis terisak, bibirnya gemetaran. Yang Rara tahu saat ini hanyalah menangis sekeras mungkin, agar bisa terlepas dari rasa sesak yang memenuhi dadanya.
Di seberang sana, Luna menghela napas panjang, ia dapat memahami sesuatu yang buruk sedang menimpa sahabatnya, meskipun Rara belum menceritakan apa pun.
"Yang tenang, Ra. Kamu nangis aja sepuasnya, aku bakal dengerin, kok. Setelah itu baru cerita," ujar Luna mencoba menenangkan sahabatnya.
"Dia, Lun ... harusnya aku percaya kalau dia itu bajingan," ucap Rara yang masih diiringi tangisan.
"Yang sabar ya, Ra. Yang penting sekarang, kamu sudah tahu yang sebenarnya. Aku yakin, kamu pasti bisa melewati ini semua. Percaya deh." Luna terus berusaha menyemangati Rara.
"Kamu bisa ke sini nggak, Lun? Aku butuh kamu di sini," pinta Rara penuh harap.
"Maafin aku, Ra. Bukannya aku gak mau ada pas kamu butuh, tapi aku juga sedang ada masalah keluarga, Ra," kata Luna merasa bersalah.
Sebenarnya Luna sangat ingin berada di samping Rara saat ini untuk menghibur sahabatnya, hanya saja ia juga sedang menghadapi masalah yang sangat pelik pada saat bersamaan.
Rara terdiam sejenak, setelah itu keduanya saling menceritakan keluh kesah masing-masing. Rara memang membutuhkan Luna saat ini, tapi Rara juga harus mengerti keadaan sahabatnya itu.
Setelah puas berbagi cerita, meraka pun memutuskan sambungan telpon. Rara mengurung diri di apartemen, berusaha menenangkan hatinya seorang diri.
Namun, dikarenakan rasa sesak itu tidak mau pergi begitu saja, Rara pun memutuskan untuk pergi berkeliling kota Milan, sambil berharap dapat merefresh suasana hatinya yang sedang kacau.
***
Night Club, Milano.
Milan adalah kota favorit Sean, dengan sejuta kemegahan arsitektur kuno dan modern yang berbaur menjadi satu.
Setidaknya dalam satu tahun sekali, Sean pasti datang berlibur ke Kota Milan, sekalian untuk mengunjungi keluarga ontynya di sini.
Setiap kali berkunjung ke kota Milan. Sean Richard selalu menyempatkan diri berkunjung ke sebuah club paling terkenal, menghabiskan malam bersama wanita penghibur adalah hobinya.
Dulu Sean Richard adalah seorang pria baik hati, memiliki mata teduh, dan senyum yang menyejukkan hati.
Namun, semua itu kini sudah menghilang. Bermula saat wanita yang sangat ia cintai bermain gila pria kaya, hingga membuat Sean tidak ingin percaya lagi pada yang namanya cinta.
Sebenarnya kekayaan yang dimiliki Sean jauh lebih besar daripada selingkuhan mantannya itu. Hanya saja pada saat itu Sean memang tidak menunjukkan siapa dia sebenarnya, karena ia berharap dapat menemukan cinta yang tidak memandang kekayaannya.
Sejak mengalami patah hati, Sean berubah menjadi seorang casanova, dan tak pernah lagi membuka hatinya untuk wanita yang lain.
Sudah tak terhitung banyaknya wanita yang datang untuk mencoba mengisi kekosongan di hati Sean, tapi selalu mendapatkan penolakan dari Sean.
Bagi Sean, menghabiskan malam bersama wanita yang sedang kesepian, atau bersama wanita penghibur adalah pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
"Tuan aku rindu untuk menghabiskan malam yang panjang denganmu, kau satu-satunya pelanggan yang bisa membuatku seperti melayang di atas tempat tidur," goda seorang wanita penghibur, jari-jari lentiknya bergerilya menelusuri dada bidang milik Sean.
Sean menatap tajam ke arah wanita penghibur yang duduk manja di sebelahnya. Mulanya gadis itu membalas tatapan Sean dengan tatapan nakalnya, tapi sesaat kemudian tubuh gadis itu langsung gemetar ketakutan, karena menyadari tatapan membunuh Sean.
"Pergilah, murahan! Dasar menjijikkan!" geram Sean dengan suara menggelegar.
Dengan cepat gadis seksi khas eropa itu berdiri, dan menjauh dari tempat duduk Sean.
Sementara itu tak jauh dari tempat duduk Sean. Rara terus meneguk gelas demi gelas wine yang diberikan bar tender.
Saat isi botol winenya habis, Rara kembali memanggil bar tender dengan suara yang terdengar meracau, "Un altro, per favore ...." (Satu lagi, pliiss!)
Sebenarnya bar tender tersebut ingin menolak, karena menyadari Rara yang mulai mabuk, tapi Rara seolah memaksa bar tender tersebut dengan tatapannya yang menghunus.
Di sisi lain, Sean terus memperhatikan Rara dari kejauhan. Lalu dengan langkah pasti ia berjalan menghampiri Rara.
"Haii, cantik!" sapa Sean penuh percaya diri sembari duduk di bar stool yang bersebelahan dengan Rara.
"Hai!"
"Sendirian?"
"Ya, seperti yang kau lihat!" sahut Rara acuh tak acuh.
Bersambung.
Ini karya pertama aku, mohon dimaklumi jika banyak kekurangan ya ....
Terima kasih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-05-31
0
Juan Sastra
biasanya akan seru gadis patahati ketemu casanova yg pernah patahati..
2023-05-23
0
Drake02c
nyimak
2022-10-22
0