BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Lamaran dari Om Bucin
Kedua pria yang usianya hampir setengah abad itu mempersilakan Nio untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Bima juga ikut masuk. Dia menyerahkan tumpukan hadiah di tangannya kepada Papa dan juga Omnya Dara.
"Duh, Pak, jadi ngerepotin, nih." cengir Papanya Dara.
Nio tersenyum senang, merasa diterima oleh calon Papa mertua.
" Mau teh, kopi, atau jus?"
Kini giliran Om nya Dara yang bertanya.
"Apa saja tidak masalah. Terimakasih ya, Om." Jawab Nio.
Akhirnya, mereka bagi tugas. Papanya Dara menemani tamunya, sementara Om nya pergi ke dapur untuk memberi tahu yang lainnya mengenai kedatangan tamu penting mereka yang tak terduga.
"Mbak, Mbak kesini deh!"
Sasmita---Mamanya Dara, langsung menoleh pada adik laki-lakinya. Dia pun segera meninggalkan pekerjaannya membalur bumbu dan mendekati adik laki-lakinya itu.
"Apa toh?" tanyanya.
Om nya Dara nyengir.
"Mbak, itu ada pacarnya Dara di depan. Kayaknya mau ada omongan serius, deh. Sampe ngejar kesini, loh." katanya.
Lagi, cerita ini semakin ngawur.
Mamanya Dara mengerutkan dahi. Dia tak pernah tahu Dara punya pacar selama ini. Putrinya itu setahunya hanya pergi kuliah, lalu tidur, makan, tidur lagi, hanya seperti itu saja setiap hari. Darimana dia bisa tiba-tiba punya pacar?
"Yang bener kamu," Mamanya Dara masih tak percaya.
"Bener, lihat aja ke depan. Mas Miko lagi ngobrol tuh sama dia." Om nya Dara berusaha meyakinkan.
Mendengar itu, Mamanya Dara segera mengintip dari pintu dapur. Benar saja, dia melihat suaminya tengah berbincang hangat dengan seorang pria yang memakai jas, rambut rapi, benar-benar seperti orang kelas atas.
Anggota keluarga yang lain, istri si Om, Pak De dan Bu De, para sepupu, bahkan Nenek, semuanya langsung ikut nimbrung setelah mendengar sekilas ucapan Om nya Dara.
"Eh, Dara punya pacar?"
"Kok enggak pernah lihat dia nge-spill pacarnya?"
"Apa dia sengaja diem-diem biar pas sebar undangan langsung DUAR, gitu?"
Bisikan-bisikan mereka pun mulai terdengar.
Oomnya Dara menyuruh kakaknya untuk menemui tamu mereka, sedangkan dia meminta istrinya membuatkan beberapa cangkir teh dan membawa kudapan ringan yang ada di rumah untuk menyambut tamu mereka, sembari menunggu sampai ayam bakar mereka siap disajikan.
Papanya Dara segera meminta istrinya untuk duduk di sampingnya saat melihat wanita itu datang mendekat. Sasmita menatap pria itu, masih percaya tidak percaya dengan apa yang adiknya katakan. Di pintu dapur, anggota keluarga yang lain masih mengintip-ngintip. Nio yang sadar akan hal itu langsung tersenyum.
"Yang disana boleh diminta kemari saja, Om." katanya.
Menyadari bahwa mereka ketahuan---yang sebenarnya memang terlihat jelas, seluruh keluarga Dara pun akhirnya beramai-ramai langsung menuju ke ruang tamu.
Dara menempelkan telinga ke pintu kamar saat mendengar suara derap kaki ramai di depan pintu kamarnya. Dia bertanya-tanya apa yang mereka lakukan pada Oomnya Acha itu.
'Mereka mau gebukin Oomnya Acha rame-rame, ya?' batinnya.
Seluruh keluarga besar kini berkumpul di ruang tamu. Sebagian bahkan duduk di lantai karena sofa yang ada di rumah tak cukup untuk menampung semua orang. Suasana terasa agak tegang, lalu Nio akhirnya angkat bicara setelah berdeham sekali.
"Om, Tante, Nenek, dan semuanya, perkenalkan nama saya Antonio Wijaya. Mungkin kalian sudah mendengar perkenalan singkat saya tadi." ujar Nio.
Ia tersenyum sopan, menampilkan citra calon menantu baik kepada semua yang ada di sana.
Lalu, dia pun kembali menggunakan hipotesanya yang ngawur namun terdengar meyakinkan itu kepada keluarga Dara.
"Maksud kedatangan saya kesini, saya ingin melamar putri Om dan Tante, yaitu Adara Putri Sasmiko. Saya sangat menghargai niat baik Dara yang ingin lamaran ini dilakukan secara resmi dan khidmat di hadapan seluruh keluarga besar dari pihak Ibunya. Karena itu, saya datang kemari untuk menunjukkan keseriusan saya."
Meskipun sudah dengar bahwa pria itu adalah pacarnya Dara, tetap saja seluruh anggota keluarga merasa syok. Pasalnya, mereka benar-benar tidak pernah tahu bahwa Dara sedang dekat dengan seseorang, apalagi sudah dalam tahap serius seperti ini. Sementara Papanya Dara yang tahu jelas siapa Antonio Wijaya merasa bangga atas pencapaian putrinya yang luar biasa.
Ini Antonio Wijaya, loh. Salah satu penguasa bisnis di negara mereka. Dan orang sehebat itu akan menjadi menantunya. Bagaimana mungkin dia tidak merasa bangga?
"Kamu kerja apa, nak?" Neneknya Dara yang sedari tadi diam ikut bicara.
Dia melihat pakaian Nio tampak rapi dan formal, jadi sudah pasti dia bukan petani seperti mereka.
Nio tersenyum pada Neneknya Dara.
"Saya menjalankan perusahaan keluarga. Insyaa Allah dari situ saya bisa menghidupi Dara." katanya.
Neneknya Dara ber-oh ria. Perusahaan keluarga, pasti dia masih harus bagi hasil dengan anggota keluarga yang lain. Meskipun mungkin bukan perusahaan yang besar, tapi semoga saja cucunya benar-benar tidak kelaparan jika bersamanya. Begitu pikirnya.
"Apa nama perusahaannya?" sepupu Dara ikut bertanya.
Nio kembali tersenyum.
"Wijaya Group." jawabnya singkat, namun penuh percaya diri.
Jelas, siapa yang bisa tahan setelah mendengar nama perusahaannya ini?
Seperti yang Nio duga, baru mendengar nama itu saja otak sepupu Dara langsung berputar keras. Dia kenal sekali dengan nama perusahaan yang Nio sebutkan tadi. Matanya pun seketika melotot menatap Nio.
"Maksudnya, Wijaya Group yang punya banyak anak perusahaan itu?! Yang bisnisnya hampir menguasai semua aspek---Wijaya Group yang itu?!"
***
Author suka nih yang sat-set gini 😂
Kalau kalian jadi Dara, gimana respon kalian liat keluarga kocak macam gini? 🤣
Oke, ikutin terus kisah absurdnya Dara dan Nio.
Jangan lupa like, komen, dan subscribe nya biar enggak ketinggalan bab terbaru.
See you~
btw, Dar kuatin punggung lu aja ya, pria umur segitu masih ke itung muda. 🤣
ga semua sih cuma seuprit laki laki