NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GENGSI BISA MEMBUAT GILA

"Kamu gila, Bhumi!"

Satu kalimat yang tidak enak didengar itu keluar begitu saja dari mulut dokter cantik di depan Bhumi.

Beberapa waktu lalu, saat Aji sampai di depan kamar, Bhumi segera membawa Thalia ke klinik Regina. Meskipun ia membenci Thalia, bukan berarti ia akan membiarkan wanita yang sering menatapnya tanpa minat itu pingsan begitu saja.

Kini di tempat inilah mereka berada. Ruangan serba putih yang harus dibuka karena Bhumi yang meminta. Lebih tepatnya, Regina yang seharusnya cuti itu harus datang ke klinik karena paksaan teman lamanya itu.

"Tubuhnya bahkan nggak baik-baik saja sejak semalam. Kamu malah melakukannya dengan kasar. Itu berbahaya, Bhumi!" Regina menatap Thalia dengan iba.

Sesampainya di ruang perawatan, Regina dibantu dua perawat mulai melakukan penanganan.

"Saya mabuk," jawab Bhumi jujur.

Mata Regina berkilat marah. "Sejak kapan kamu jadi gila begini? Aku bisa melihat ada bekas luka di inti tubuhnya. Dan semalam kamu bahkan memaksanya? Aku juga bisa melihat bekas kekerasan di tangannya!"

'Dia yang membuatku seperti ini!' batin Bhumi melihat Thalia yang masih pucat di bed pasien tersebut.

Meski begitu, Bhumi juga menyesal karena menyentuh Thalia dalam keadaan mabuk.

"Biarkan dia di sini beberapa hari. Aku janji akan menyembunyikan masalah ini dari keluargamu." Perkataan Regina begitu serius.

Bhumi menggeleng. Kemudian, mengalihkan tatapannya ke arah Regina.

"Resepkan saja obatnya. Dia akan saya bawa pulang."

Regina memutar bola matanya malas. "Bahaya, Bhumi! Jangan keras kepala. Kondisi istrimu itu belum stabil."

"Perintahkan satu stafmu untuk bekerja dengan saya. Berapa pun itu akan saya bayar. Saya malas harus terus ke sini kalau dia di sini." Bhumi masih keukeuh dengan keinginannya.

Lagipula ia yakin rasanya pasti aneh pulang dari kantor Thalia tidak ada di rumah.

"Kamu nggak perlu ke sini setiap hari, Bhumi. Biar aku yang urus semuanya. Kecuali jika kamu sekarang memang mulai perhatian pada istri kecilmu itu." Seringaian licik muncul di wajah Regina.

Bhumi berdecih. Kemudian, menyunggingkan senyum tak kalah licik. "Jangan harap itu terjadi. Cepat urus saja yang saya minta. Kamu tidak mau saya batal jadi investor untuk klinikmu ini, kan?"

"Brengsek!" Regina mengumpat begitu saja. Tangannya dengan cepat menuliskan beberapa di atas kertas. "Jangan sentuh dia sampai benar-benar sembuh."

"Hmmh...." jawab Bhumi sekenanya.

Regina berdecak kesal. "Kurang lebih satu bulan, Bhumi. Aku serius. Kalau sampai kamu paksakan aku takut akan membuatnya semakin trauma mendalam dan membuat proses pemulihannya lama."

"Terlalu lama, Re," protes Bhumi dengan wajah masam. "Berikan obat yang paling bagus. Itu terlalu lama."

Regina mendesis kesal. Bhumi yang sekarang terlihat berbeda dengan Bhumi yang dulu ia kenal.

"Jangan gila, Bhumi. Kali ini tolong dengarkan aku. Akan lebih berbahaya jika kamu memaksakan ini padanya."

Bhumi terdiam. Kemudian, mengangguk tanpa minat. "Atur saja. Yang jelas saya akan membawanya pulang."

"Iya-iya. Dasar keras kepala!"

...***...

"Aargh...!" pekik Thalia dengan suaranya yang serak saat merasakan ada yang aneh di perut bagian bawahnya.

Rasa nyerinya membuat Thalia terkejut. Apalagi saat ia memaksakan diri untuk duduk, meski pelan.

Kepalanya tiba-tiba jadi pusing. Mata Thalia menyapu sekelilingnya. Ia berada di kamarnya. Hingga ia mendengar suara seseorang mendorong pintu kamarnya.

"Sudah sadar?"

Deg!

Suara berat dan tegas itu membuat Thalia tersentak. Bayangan malam buruk itu membuat tubuhnya kembali tegang. Jantungnya berdegup lebih cepat. Thalia takut. Namun, ia tidak mungkin menunjukkan ketakutan itu di hadapan Bhumi.

Bhumi melangkah mendekat sembari membawa segelas air. Pria rupawan itu laksana malaikat berhati iblis.

Bhumi duduk, tepat di samping Thalia. Kemudian, membantu Thalia untuk duduk.

"Jangan dipaksakan. Nanti semakin sakit," tegur Bhumi, datar.

Thalia diam. Ia bahkan enggan menanggapi apapun yang berkaitan dengan Bhumi.

Tangan Bhumi hendak menyentuh kening Thalia. Namun, tanpa suara wanita itu dengan cepat menghindar. Ia tak sudi menatap mata Bhumi. Mulutnya pun terkatup rapat.

Bhumi menahan diri agar tidak marah. "Minum dulu. Saya akan minta Hanum membawakan makanan untukmu."

Usapan lembut Bhumi daratkan di kepala Thalia. Kemudian, barulah ia keluar kamar.

"Bhumi brengsek! Aku janji setelah aku berhasil membayar utang-utangku, aku akan benar-benar pergi dari hidupmu," gumam Thalia menatap Bhumi yang sudah menghilang itu.

Tak lama kemudian, pintu kamarnya kembali terbuka. Seorang wanita muda berpakaian layaknya perawat datang dengan wajah ramah. Di susul oleh Bhumi yang terlihat santai dengan kaos biru dan celana panjang itu.

"Dia Naya. Perawat yang akan merawat kamu sampai sembuh." Tanpa diminta Bhumi memperkenalkan Naya kepada Thalia.

"Malam, Bu Thalia. Bisa saya periksa dulu keadaannya?" Ners Naya tersenyum ramah pada Thalia, lalu duduk di tepi ranjang dekat Thalia.

Thalia tidak menjawab apapun. Ia membiarkan Ners Naya melakukan tugasnya. Ners Naya segera mengecek tekanan darah Thalia.

"Tensinya masih rendah ya, Bu. Tapi sudah mulai stabil."

Thalia mengangguk. Ia sama sekali tidak melihat ke arah Bhumi. Kebenciannya pada pria itu semakin memuncak.

"Apa masih ada yang nyeri?" tanya Ners Naya hati-hati.

Thalia mengangguk pelan. "Perut bawah saya cukup nyeri."

Ners Naya mengulas senyum lembut. "Boleh saya lihat? Saya juga izin bersihkan yang bawah, ya. Hanya bagian luarnya saja, Bu. Khawatir akan ada darah yang baru."

Thalia menggeleng cepat. Ia juga dengan cepat menahan pergerakan Naya sehingga membuat nyerinya kembali datang.

"Aargh!" pekiknya sembari menggigit bibir bawahnya. Rasa sakit itu membuat tubuhnya gemetar.

Bhumi dengan wajah datarnya menghampiri Thalia. Tanpa rasa sungkan apalagi peduli dengan sikap dingin Thalia, ia lekas duduk di samping Thalia.

"Jangan ngeyel, Thalia. Lakukan saja apa yang perawat itu minta." Tangannya mengusap lengan Thalia agar wanita itu tenang.

Thalia menepis tangan Bhumi dengan kasar. Ners Naya sampai dibuat kaget. Wajah Bhumi mengeras. Kalau bukan karena sedang sakit, Bhumi tidak akan bisa sesabar ini menghadapi Thalia.

"Jangan banyak gerak. Nanti semakin sakit!" tegur Bhumi, lebih lembut.

Thalia tidak merespon apapun. Kemudian matanya menatap Naya yang menunduk sopan.

"Ners, obati saya. Tapi hanya berdua. Saya tidak mau ada orang lain di sini."

Bhumi menggeram kesal. Secara tidak langsung Thalia mengusirnya. Namun, kali ini ia akan mengalah. Lagipula ia sendiri yang akan kesusahan jika pemulihan Thalia memakan waktu lama.

Ners Naya terkejut. Mana bisa ia mengusir Bhumi dari kamar. Namun, tanpa diminta Bhumi bangkit. Dua tangannya terselip di saku celana.

"Lakukan saja apa yang menurutmu akan membuatnya cepat pulih." Bhumi menatap Ners Naya datar.

Naya mengangguk sopan. "Baik, Pak."

Mata Bhumi menatap kembali pada Thalia. Ia sebenarnya ingin minta maaf. Namun, gengsinya yang tinggi itu membuat niat baik itu lenyap. Apalagi saat melihat Thalia semakin membencinya.

Namun, pada sakitnya Thalia ada satu hal yang Bhumi syukuri.

'Setidaknya dengan begini kamu nggak akan menemui sahabat sialanmu itu, Thalia!' batin Bhumi.

*

*

*

Cowok kalau ketutup gengsi emang gini modelnya. Bikin naik darah dan dia suka naik darah sendiri 🤣

Btw, aku kepikiran sama visualnya mereka. Ada saran? Fyi, aku suka ngedrakor, short/long drama china, sama yang lokal juga. Jadi selama saran dari kalian masih orang Asia, masih bisa ku terima🤣🤣🤣🤣

1
partini
cara nya ya hamil lagi itu paling di antara yg paling
Teti Hayati
weh weh weh... ada yg ketar-ketir... 😄
Teti Hayati
Ini udh ngaku...?? udah gak gengsi lagi ceritanya....??
Rahayu Ayu
Enak banget jadi Bhumi,
selalu menghina Thalia dengan menyebut JALANG, tapi tetep doyan tubuh Thalia, sampai fitnah punya anak hasil hubungan dengan Julian, giliran udah tau kl anak itu anak kandungnya sok pengin di akui ayah.
preet, bergaya mau mengumumkan pernikahan, Kemarin " otaknya ngelayap kemana aja Broo.
Rahayu Ayu: he he he...esmosi kak...🤭
total 2 replies
Teti Hayati
Rekomended..!!
Yuu mampir, nyesel dh kalo gak baca..
maksa bgt yaa, tapi emang ceritanya bagus ko.. diksinya bagus, emosi alur sesuai porsinya, gak lebay gak menye-menye...
Edelweis Namira: kamu jugaa😍
total 3 replies
Bunda
Ga rela banget kalo jalannya bhumi mulus gitu 😤
Edelweis Namira: Gaaak. aku juga gak relaaa
total 1 replies
Suhainah Haris
lalu bagaimana dengan Adelia Bumi,kamu mau poligami?
Teti Hayati
Heeeyyy....
enteng sekali pengakuan anda Tuan,
amnesia kah apa yg kau lakukan sebelum tau tentang Jemia..??
Masiih ingat gak kata ja lang yg sering kau sematkan untuk Thalia..?? dan dg tanpa beban setitikpun bilang Thalia dan Jemia hal yg "paling berharga" dihidupmu.. 😏
Arga Putri Kediri
lanjut kak thor💪💪💪😍😍😍
Arga Putri Kediri
like
partini
mau lovely doply ❤️❤️❤️
sabarrrr
Bunda
untuk bhumi thor....cuma 1.kata " MAMPUS "
Suhainah Haris
siapkan berbagai trik dan usaha ya Bumi, karena gak mudah kayaknya mengambil hati Jemia🤭
Edelweis Namira: Ayahnya udah punya pacar🤣
total 1 replies
Teti Hayati
😄😄..
kurang ka,
Edelweis Namira: Ngakak aku🤣
total 1 replies
Sur Tini
nah lho bhumi gimana tuh🤣🤣
Bunda
ini apk.dr kemarin susah bener dibukanya...giliran kebuka...kebuka,episodnya ga ada...🤣
Suhainah Haris
bisalah bonusnya di double kak😄
Suhainah Haris
jalanmu pasti gak akan mudah Bumi,Mia jelas"gak suka sama kamu,selamat berjuang,dan pastinya Adel gak akan diam
Suhainah Haris
ini baru awal Bumi, siapkan hatimu
Teti Hayati
Eeet... tidak semudah yang kau bayangkan Tuan.. 🤭
coba gimana rasanya ntar pas ketemu langsung, Jemia menolak km sebagai Papanya.. atau reaksimu saat Jemia malah berdoa untuk Papa yg katanya udah di Surga... 🤭
Edelweis Namira: Shock banget deh tu. hahahha
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!