NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:78.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dekret Kaisar

Beberapa hari kemudian.

Pagi itu, desa Pao mendadak geger. Suara derap kuda dan roda kereta berhias emas terdengar menggema dari arah gerbang desa. Para warga yang sedang menjemur hasil panen langsung menoleh, saling bertanya dengan wajah penasaran.

“Lihat! Itu kereta istana!”

“Utusan dari kekaisaran Giok Surgawi!”

“Untuk apa mereka datang ke desa terpencil seperti ini?”

Tak butuh waktu lama, jalan utama desa dipenuhi oleh warga yang berbondong-bondong mengikuti iring-iringan megah itu.

Di barisan paling depan tampak Jenderal Ying, mengenakan baju zirah hitam berlapis bordir naga perak.

Di sampingnya, di dalam kereta terlihat Kasim Han, kasim kepercayaan Kaisar Zhu, dengan baki berlapis kain merah di tangan, di atasnya tergeletak gulungan emas berhias lambang naga kaisar Dekret Kaisar.

Di belakang mereka, Kepala Desa Song dan istrinya ikut berjalan dengan langkah penuh hormat.

Beberapa bangsawan lokal pun tampak mengiringi dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

Dari kejauhan, keluarga Qing termasuk Tetua Qing, Nyonya Lao, dan kedua putrinya, Qing Fu serta Qing Rao, ikut muncul, terburu-buru ingin tahu apa yang terjadi.

Meski nyonya Lao dan putrinya mengalami diare, mereka tetap bersikeras untuk mengikuti iring-iringan itu karena tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

Kereta berhenti tepat di depan rumah sederhana milik keluarga Qing Rong.

Jenderal Ying turun dari kudanya dan berseru lantang, “Dekret Kaisar untuk nona Qing Mei, putri dari Qing Rong, telah tiba!”

Suara itu bergema di seluruh desa, membuat semua orang ternganga.

Qing Rong yang sedang menyapu halaman langsung terkejut. “Dekret Kaisar? Untuk Mei’er?”

Ia segera memanggil anak-anaknya. Qing Mei dan kedua kakaknya, Qing Dao dan Qing Wei, keluar dari dalam rumah dengan wajah terkejut namun segera bersujud hormat.

“Hamba Qing Mei, bersama keluarga, menyambut Dekret Kaisar!”

Kasim Han melangkah maju, membuka gulungan emas, dan membacakan dengan suara lantang.

“Atas nama Langit dan Bumi, Aku, Zhu, Kaisar Kekaisaran Giok Surgawi, memberikan penghargaan kepada Nona Qing Mei yang telah menemukan sumber kehidupan baru dan menyelamatkan rakyat dari kelaparan panjang. Diberikan tiga peti besar berisi emas, pakaian sutra istana, dan perhiasan kebesaran. Serta plakat emas kaisar simbol kepercayaan tertinggi dari takhta Giok Surgawi. Selain itu, Nona Qing Mei beserta keluarganya diundang menghadiri jamuan kekaisaran sebulan mendatang.”

Kepala desa Song dan seluruh warga langsung berbisik kagum. Mereka sudah melongo mendengar hadiah mewah itu, tapi mereka lebih terkejut saat Qing Mei diberikan plakat kekaisaran.

“Astaga, hadiah kaisar!”

“Lihat! Itu emas sungguhan!”

“Beruntung sekali keluarga Qing Rong ini!”

Kasim memberi isyarat, dan beberapa prajurit membuka peti-peti itu di depan umum. Cahaya emas berkilau memantul ke wajah-wajah desa, membuat semua mata membelalak.

Qing Mei yang masih menunduk hormat berjata, “Hamba menerima Dekret Kaisar!”

Kasim Han mengangguk, lalu dia berjalan memberikan gulungan Dekret Kaisar itu. Tapi, mendadak terhentu oleh suara nyaring.

“Berhenti!”

Semua kepala serempak menoleh. Dari kerumunan muncul Nyonya Lao, Qing Fu, dan Qing Rao dengan langkah tergesa namun penuh percaya diri, wajah mereka terlihat pucat.

“Salam hormat kami, Kasim Han, Jenderal Ying!” seru Nyonya Lao sambil menunduk pura-pura hormat.

“Ada apa, Nyonya Qing?” tanya sang Kasim.

Nyonya Lao semakin tersenyum lebar, sambil melirik ke arah hadiah-hadiah itu. “Maafkan kami, tapi tidakkah ada kesalahan dalam pemberian Dekret ini?”

Kasim Han menatap dengan alis berkerut. “Apa maksudmu, Nyonya Qing?”

Qing Fu ikut menimpali cepat, “Kasim, seharusnya semua hadiah itu dibawa ke kediaman keluarga Qing. Bukankah Qing Mei juga bagian dari keluarga Qing?”

Qing Rao menambahkan dengan nada manis, “Benar, semua itu tetap milik keluarga besar kami. Lebih pantas disimpan di tempat yang aman dan terhormat, bukan di rumah kecil seperti ini.”

Warga desa saling pandang, beberapa mulai berbisik tak nyaman.

Jenderal Ying menatap mereka tajam. “Utusan ini datang sesuai perintah langsung dari Kaisar. Nama yang tertulis dalam dekret adalah Qing Mei, bukan keluarga Qing.”

Sebelum suasana tenang, terdengar lagi suara berat dan berwibawa. “Tunggu dulu.”

Tetua Qing melangkah maju dengan jubah birunya yang berkibar, disusul oleh Qing Shan, anak sulungnya. Ia menangkupkan tangan dan berbicara dengan nada penuh wibawa pura-pura.

“Maafkan saya, Jenderal Ying. Saya Tetua Qing, kepala keluarga Qing. Nona Qing Mei adalah cucu saya. Tapi ia masih terlalu muda untuk memegang tanggung jawab sebesar ini. Demi keamanan, biarkan semua hadiah ini kami simpan di kediaman utama keluarga Qing.”

Kasim Han menatap datar. “Tapi hadiah ini diberikan langsung kepada Nona Qing Mei. Menurut peraturan istana, keputusan ada di tangannya.”

Semua mata tertuju pada gadis muda yang berdiri tenang di samping ibunya. Qing Mei hanya menatap mereka tanpa ekspresi.

Tetua Qing tersenyum lebar, pura-pura lembut. “Mei’er, dengar kata kakek. Hadiah-hadiah ini berharga dan bisa menarik bahaya. Lebih aman jika kami yang menjaganya.”

Nyonya Lao menimpali cepat, “Benar! Nenek tidak mau sesuatu terjadi padamu, Mei’er. Biarkan kami yang menjaga untuk sementara.”

Kasim Han dan Jenderal Ying kini memandang Qing Mei menunggu jawaban. Suasana menegang. Mereka harap-harap cemas menunggu jawaban gadis itu.

Lalu Qing Mei tersenyum lembut, “Baiklah,” katanya pelan. “Hadiah-hadiah itu boleh dibawa ke kediaman keluarga Qing.”

Sorak kecil terdengar dari arah Nyonya Lao dan putri-putrinya. Tetua Qing menegakkan punggungnya, penuh kepuasan. Mereka seolah mendapatkan angin segar dari surgawi.

Namun sebelum mereka sempat bergembira terlalu lama, Qing Mei menambahkan dengan suara dingin, “Tapi plakat emas itu tetap di tanganku. Karena itu adalah simbol kepercayaan kaisar dan hanya aku yang layak memegangnya. Aku tidak ingin Yang Mulia Kaisar kecewa.”

Senyum Nyonya Lao mendadak menegang. Tetua Qing menahan amarah tapi masih berusaha tersenyum.

“Tentu, tentu saja, Mei’er.”

Dalam hati, mereka akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan plakat itu juga dari tangan Qing Mei.

Jenderal Ying menatap gadis itu lama, lalu mengangguk kecil pada Kasim Han. “Baik. Hadiah-hadiah ini akan diantar ke kediaman keluarga Qing. Tapi ingat, semuanya tetap milik Nona Qing Mei. Jika terjadi apa-apa, tanggung jawab ada pada keluarga Qing.”

Tetua Qing menjawab cepat dengan suara lantang, “Tenang saja, Jenderal. Jika ada kerusakan, kami akan menggantinya dua kali lipat! Lagi pula ini bukan milik kami. Saya hanya ingin menjaga milik cucu perempuanku, Mei'er,” katanya seolah sangat menyayangi cucunya.

Qing Mei tersenyum kecil dan menunduk sopan, tapi dalam hati dia merasa mual mendengar ucapan pria tua itu.

“Kalimat itu akan kuingat baik-baik, Kakek.”

Qing Dao sempat hendak berbicara protes, tapi ditahan oleh pandangan tajam adiknya. Ia hanya bisa mengepalkan tangan diam-diam.

Iring-iringan itu pun berbalik arah. Peti-peti besar diangkat oleh para prajurit, menuju kediaman keluarga Qing dengan disaksikan seluruh warga.

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sumpah part ini buat saya emosi tingkat dewa Thor kl mereka ada di hadapan saya akan saya jadiin samsak biar mampus 😤😤😤
Miss Typo
semua pasti karna Mei Lin yg pinter bersandiwara, dan keluarga ini emang bodoh selalu memihak pada yg salah, awas kalian menyesal seumur hidup
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
akhirnya ada jg kisah keluarga Mei di zaman modern 👍👍👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata BESTie nya Mei sama transmigrasi ke zaman kuno ya 😅
Miss Typo
apa akan sedih mendengar Mei Lan kecelakaan, kayaknya sih gak
Miss Typo
Alhamdulillah Mei ketemu kedua sahabatnya, jadi skrg punya teman sahabat dari dunia modern. jadi putri dari jendral juga Kaisar
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!