Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Luna masih berusaha untuk mendapatkan nomor telepon Olivia yang baru. Namun sampai satu jam pun dia tidak mendapatkan apa-apa.
"Sekeras apapun aku berlatih, tetap tidak bisa mengalahkan Olivia. Sampai saat inipun, Olivia tetap unggul," gumam Luna.
Tiit ... Tiit ... Tiit ... Tiit. Luna panik karena laptop miliknya menimbulkan suara peringatan. Di laptopnya tertulis WARNING berwarna merah yang artinya peringatan bahaya.
Luna segera menutup laptopnya. Kemudian dia menghela nafas lega karena laptopnya tidak sampai rusak.
Namun Luna salah. Beberapa menit kemudian dia membuka kembali laptopnya untuk memastikan laptopnya baik-baik saja.
Namun Luna terkejut, karena laptopnya sudah tidak bisa digunakan. Luna mencoba untuk menghidupkan laptopnya, namun gagal.
"Keparat! Sialan kau Olivia!" Maki Luna marah lalu membanting laptopnya ke lantai hingga pecah.
"Hanya dengan kamu mati baru aku bisa tenang," ucap Luna sambil mengepalkan tangannya.
Sementara di tempat Olivia.
"Sudah selesai?" tanya Dewa.
"Hmm. Aku yakin dia akan membanting laptopnya karena sudah tidak bisa digunakan," jawab Olivia.
Dewa tersenyum, kemudian dengan cepat mengangkat tubuh Olivia. Olivia memekik lalu dengan cepat melingkarkan tangannya di leher Dewa.
"Kita buat adik untuk triple A yuk," bisik Dewa.
Olivia menggeleng. "Masih siang sayang. Lagipula semalam sudah melakukannya."
"Sekali saja oke."
Olivia hanya terdiam. Kemudian pasrah saja saat Dewa membawanya ke tempat tidur dan membaringkan nya.
"Apa kamu siap?" tanya Dewa. Olivia tidak menjawab. Jika dia bilang tidak siap pun Dewa tetap melakukannya juga.
Perlahan tapi pasti Dewa memulai pemanasan. Beberapa detik kemudian Olivia mulai terbawa suasana yang diciptakan oleh Dewa.
"Dewa ah...." Olivia melenguh. Matanya terpejam, namun Dewa malah semakin gencar bermain-main pada Olivia.
Hingga akhirnya Olivia sudah tidak tahan dan ingin segera melakukan pendakian. Dewa sudah tahu titik-titik kelemahan Olivia. Jadi Dewa tidak ragu untuk menyerang titik-titik itu.
"Bersiap ya," kata Dewa. Olivia hanya mengangguk.
Namun saat hendak memulai, pintu kamar mereka di ketuk. Dewa dan Olivia yang sudah siap mendaki pun akhirnya gagal.
"Siapa sih ganggu momen penting ini?" gerutu Dewa dalam hati.
"Cepat pakai baju, buka pintunya," kata Olivia.
Keduanya segera berpakaian. Dewa dengan perasaan kesal pun segera membuka pintu. Saat pintu di buka ternyata ketiga anaknya yang datang.
"Happy birthday Mama." Mereka secara bersamaan mengucapkan selamat kepada Olivia.
Ternyata triple A diam-diam memesan kue ulang tahun. Bahkan Olivia sendiri pun lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"Astaga, ternyata sudah 18 November," ucap Olivia sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Sungguh. Olivia benar-benar lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri. Bahkan Dewa pun yang tadinya kesal pun berubah menjadi senyum manis.
"Ayo Ma, Oma, Opa, dan nenek sudah menunggu di bawah," kata Arden.
"Sayang, kamu ulang tahun?" tanya Dewa.
"Aku sungguh lupa sayang. Ternyata anak-anak tetap mengingatnya," jawab Olivia.
Olivia meminta mereka untuk keluar duluan. Sementara Olivia ingin merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Setelah rapi, Olivia dan Dewa pun menyusul mereka ke bawah. Keduanya berjalan bergandengan tangan menuruni tangga.
Mia dan triple A juga Adelia dan Robinson tersenyum melihat keduanya yang seperti orang sedang pacaran.
"Ayo Ma tiup lilinnya," kata Arjun.
"Kalian yang menyiapkan semua ini?" tanya Olivia.
"Iya dong. ini pertama kalinya kita merayakan ulang tahun mama bersama papa, oma dan opa," jawab Archer.
Olivia mengucapkan terima kasih kepada triple A. Kemudian memeluk dan mencium mereka satu persatu.
"Kami tidak menyiapkan hadiah apa-apa, karena kami benar-benar tidak tahu," kata Adelia.
"Tidak apa-apa Ma, aku juga lupa jika hari ini hari lahir ku," kata Olivia.
Sebenarnya Olivia tahu hari lahirnya yang sebenarnya. Hanya saja, tanggal 18 November adalah hari dia ditemukan.
"Apa permintaan Mama?" tanya Arden.
"Mama hanya ingin kita hidup rukun dalam satu keluarga. Dan mama juga ingin mengunjungi panti tempat Mama dibesarkan," jawab Olivia.
"Akan kami laksanakan," kata Dewa.
Olivia sudah lama tidak mengunjungi panti asuhan. Tapi dia diam-diam selalu membantu ibu panti dengan mentransfer sejumlah uang untuk keperluan ibu panti dan anak-anak lainnya.
Olivia kemudian meniup lilin. Dewa kemudian membaca doa selamat untuk mereka semua dan di Aamiin kan oleh mereka yang ada di situ termasuk penjaga dan pelayan di rumah ini.
"Bersiaplah, kebetulan belum terlalu sore. Kita sempat mengunjungi panti asuhan," kata Dewa.
"Tapi aku belum belanja untuk anak-anak panti," kata Olivia.
"Sekarang serba mudah Ma, tinggal klik saja dan sertakan alamat yang di tuju semuanya beres," kata Arden.
Mereka pun berbelanja online sebelum pergi ke panti. Banyak keperluan anak-anak panti yang dibeli oleh triple A. Bahkan Adelia dan Robinson ikut berbelanja untuk anak-anak.
"Beres, kan?" tanya triple A serentak.
"Mama dan papa juga ingin ikut," kata Adelia.
"Boleh, semakin ramai akan semakin menyenangkan," kata Olivia.
Walaupun di usia 15 tahun Olivia sudah keluar dari panti asuhan. Namun Olivia tidak pernah sakit hati karenanya.
Dia sempat terlunta-lunta di jalan. Namun Olivia tidak dendam kepada ibu panti. Olivia mengerti, pasti ibu panti memiliki alasan tersendiri sehingga mengusir nya dari panti.
Di saat Olivia memiliki uang, Olivia tidak melupakan jasa baik ibu panti yang merawatnya sejak kecil.
Olivia pun memotong kue terlebih dahulu lalu menyerahkan nya kepada mereka. Tapi ada yang lupa, karena sejak tadi mereka tidak menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
"Ma, kita belum menyanyikan lagu selamat ulang tahun," kata Arjun.
"Ah iya, aduh lupa lagi deh," kata Olivia. Mereka semua tertawa karena ikut-ikutan lupa tentang itu.
"Ah sudahlah, yang penting sudah diperingati," kata Olivia akhirnya.
"Selamat hari lahir sayang," ucap Dewa lalu mengecup kening Olivia. "Hadiahnya menyusul belakangan," tambahnya.
"Iya Pa, tidak apa-apa," kata Olivia.
"Mama dan papa juga belum kasih hadiah. Jadi hadiahnya nanti saja," kata Adelia.
Dewa menyerahkan kartu hitam kepada Olivia. Dewa meminta Olivia untuk menggunakan kartu itu sesuka hati. Mau beli apapun silakan.
Olivia mengangguk lalu menerima kartu tersebut. Sebenarnya Olivia juga tidak kekurangan uang. Dewa juga sudah membuatkan kartu untuk anak-anaknya.
"Ini untuk kalian, di dalam kartu ini masing-masing ada satu miliar. Nanti papa akan tambah lagi," kata Dewa.
"Terima kasih Pa," ucap triple A serentak.
Triple A juga tidak kekurangan uang. Apalagi mereka tidak terlalu boros dalam menggunakan uang. Hanya seperlunya saja dan membeli untuk keperluan mereka saja.
Sejak kecil, Olivia sudah mengajarkan mereka untuk menghargai uang. Daripada belanja yang tidak perlu, lebih baik bersedekah kepada orang memerlukan.
Setelah memakan kue ulang tahun, mereka pun berangkat dengan menggunakan dua buah mobil.
lanjut thor semngat💪💪💪
lanjut thor semngat💪💪💪