"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Celeste, negara yang dianggap musuh dan dibenci oleh rakyat Isyarh. Sejak dulu, Celeste selalu menerobos masuk dan membuat keributan. Bahkan mereka menutup paksa dagangan kecil yang berjualan ditepi jalan.
Pernah sekali, Celeste mendorong seorang anak kecil hanya karena memegang kudanya. Sejak saat itu, tak ada satupun rakyat Isyarh yang menyukainya. Baginya, mereka hanyalah penjajah yang ingin berkuasa.
Tidak terkecuali Keluarga Fransikar, mereka sangat membenci Celeste. Saat itu, Nyonya Countess sedang hamil besar dan akan melahirkan, Tuan Count terus memohon didepan prajurit Celeste, memohon untuk membiarkannya keluar dari gerbang Isyarh menuju ke wilayah lainnya.
"Tolong! Biarkan istriku lewat! istriku sedang kesakitan dan akan melahirkan! Tolong sir!!" Count Fransikar terus memohon.
Tapi, semua prajurit itu hanya diam dan acuh tak acuh pada mereka. Bahkan menganggap mereka seolah tak ada disana, Count Fransikar merasa frustasi dan tidak karuan, kemudian suara jeritan terdengar dari dalam kereta kuda yang ditumpangi istrinya.
"Akhh!! Sakitt.. aku tidak tahan lagi!" teriak Countess.
"Istriku.. Istriku!" Count Fransikar berlari ke arah kereta kuda itu dan melihat keadaan istrinya.
"Kalian lihat!! Istriku benar benar kesakitan!!" teriaknya
Namun sekali lagi, semua prajurit itu diam. Mereka tidak menoleh maupun memberikan sedikit perhatian pada keluarga itu. Tak lama kemudian, seseorang datang dengan baju zirah lengkap mendekatinya, dia menatap Count dengan tatapan tajam.
"Apa yang kau lakukan disini Hah?!" tanyanya dengan nada suara tinggi.
Mendengar suara itu, semua prajurit serentak bergerak dan berlutut disana."Saat ini istriku sedang berjuang melahirkan seorang anak untukku, itu artinya.. semua kejayaan Celeste akan diberkati dengan kelahirannya!"
"Semoga kelahirannya lancar!" seru prajurit itu.
Count, memotong perkataannya dengan berani. "Tapi kejayaan kalian akan menjadi kutukan bagi keluarga kami! Istriku sedang bertaruh nyawa sekarang, hanya karena kalian menutup jalannya, istriku bisa saja mati bersama anakku!"
"Apa?"
"Karena semua dokter di Isyarh telah kau jajah untuk kelahiran anakmu, anak yang lainnya harus menunggu dan bisa saja mati karena kehabisan waktu.. aku ingin pergi dan keluar mencari dokter!" tegasnya.
Hening. Suasana menjadi hening seketika, kemudian orang itu berjalan mendekat dan melihat ke dalam kereta kuda. Dia melihat seorang wanita kesakitan dan terus berjuang untuk melahirkan seorang anak. Hanya ditemani satu orang pelayan, dia berusaha melakukan yang terbaik.
"Seharusnya kau bangga pada istrimu.." ucapnya lagi, kemudian berjalan menjauh dari kereta kuda itu dan mengabaikan Count Fransikar.
Tak lama dari itu, terdengar suara tangisan bayi dari dalam kereta kuda. Count berlari dan mendapati istri dan juga anaknya selamat. "Isrtiku!"
Tepat setelah anak mereka lahir, tanah Isyarh juga resmi bekerjasama dengan Celeste. Setiap tahunnya, Celeste akan mengirim pasukannya, rumah ke rumah setiap keluarga di Isyarh, untuk meminta anak lelaki yang ada untuk ikut bersama ke medan perang.
Dan disetiap tahunnya juga, ada kabar yang buruk dan menyedihkan. Setiap anak lelaki yang kembali dari medan perang, mereka hanya kembali dengan nama keluarga dan ada juga yang kembali dalam keadaan cacat. Semua itu menambah kebencian dihati rakyat Isyarh.
Banyak penentangan dan pemberontakan dari rakyat, namun Raja Isyarh hanya mampu mengatakan semua yang terjadi akan kembali baik baik saja. Semuanya terlihat dusta, setelah putra mahkota Celeste dewasa, dia menaklukkan tanah Isyarh dan menjadikan Isyarh miliknya.
Bahkan Raja Sorya memilih keluarga Count Fransikar sebagai aliansi yang kuat untuk hubungan mereka. Setelah Kalea Fransikar dan Eiser Lee menikah, tanah Isyarh akhirnya bebas walaupun tanah itu masih milik Eiser Lee.
Cipp.. Cipp.. Suara burung berkicau..
Kalea menggerakkan tubuhnya dengan begitu nyaman, dia tersenyum dengan mata yang masih tertutup, lalu mulai menyadari hangatnya mentari pagi yang mulai menyengat kulitnya.
Matanya membulat besar. Dia bangun dan melihat ke depan. Disana Kalea sudah ditunggu beberapa orang yang tak lain ialah penjaga dan juga pelayannya. Kalea mulai sadar akan kesalahannya. Tersenyum kaku dan berhati hati saat merangkai kata kata.
"Itu.. Itu benar benar malam yang menyenangkan ya.. Haha.. Haha.. Ha..?" Kalea tertawa canggung.
Penjaga dan pelayan terus menatapnya. Mereka yakin semalam bukanlah malam yang menyenangkan. Tapi malam yang sangat cepat untuk dilewatkan!
"Bagaimana bisa kami tidur bersama sama didapur?" tanya Fiona, dia bercekak pinggang dan kerutnya berkerut.
Kalea menyentuh bagian kerut kening Fiona, kemudian melepaskan tangan Fiona satu persatu dari pinggang rampingnya. "Itu.. Jadi ceritanya begini.. kita sedang main tidur tiduran disana.. kemudian siapa yang paling lama tidurnya, dia yang jadi pemenang!" ucap Kalea serius.
"Ohh?? Bukan karena obat tidur ya..?" tanya Fiona polos.
"Tentu saja bukan.." jawab Kalea yakin.
Fiona tersenyum dan berkata. "Heh! kalian dengarkan.. Nona Kalea tidak mungkin melakukannya, kita tidak boleh menuduhnya sembarangan, ohh~ nona yang baik.." ucap Fiona, kemudian memeluk Kalea dan berkata lagi. "Ngomong ngomong suara nona sudah kembali ya.."
"Sudah sudah, ah! Fiona yang polos memang selalu percaya padaku.." balas Kalea, mereka pun berpelukan sambil balas membalas tepukan dipunggung.
Semua orang hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah mereka. Hal yang mereka syukuri sekarang, badan mereka terasa lega dan nyaman, berkat obat tidur yang nona berikan, mereka bisa tertidur dengan pulas semalam. Belakangan ini, mereka tidak bisa tidur karena harus menjaga Kalea.
Saat mereka bangun, mereka mendapat kabar yang baik dan selalu mereka harapkan. Tuan Eiser dan Nona Kalea akhirnya tidur bersama lagi, ini kali kedua Nona Kalea tidur dikamar Tuan Eiser. Kejadian itu menjadi sesuatu yang sangat beharga bagi mereka.
Jam makan siang pun tiba, Kalea bersiap siap menuju meja makan. Kali ini Eiser tidak menolaknya. Mereka akan bertemu setiap jam makan siang dan jam makan malam. Tapi Kalea sedikit serakah. 'Mengapa harus bertemu pada saat jam makan siang dan jam makan malam saja? Kita kan suami istri, kita harus sering bertemu dong!'
Disana Kalea melihat Eiser yang duduk begitu jauh darinya. Dengan jarak meja panjang itu, dia hanya bisa melihat Eiser dari kejauhan. Kalea menarik kursinya mendekat ke kursi Eiser, hal tersebut membuat semua orang terkejut.
Ini sangat berbeda dengan tata karma yang tertulis, ini sesuatu yang baru terjadi disana. Eiser melirik ke arah istrinya, seolah bertanya. 'Apa yang kau lakukan?'
Kalea menolak untuk peduli, kemudian menyantap makanannya dengan tenang. 'Masa bodoh pada tata karma disini, aku hanya ingin makan disamping suami sekaligus orang yang ku suka!'
Melihat Kalea tetap tenang dan menyantap makanan, Eiser juga kembali fokus pada makanannya. Namun pikirannya mulai tertuju pada Kalea. 'Sebenarnya, apa yang kau mau Kalea? Mengapa kau berubah dalam waktu sesingkat ini?' tanya Eiser didalam hati.
Hidangan yang disediakan Karmila tidak akan pernah kalah enaknya. Dengan keahliannya, Karmila bisa saja menjadi koki terbaik dimasa depan. Kemudian Kalea menoleh ke arah Eiser, mata itu ternyata sedang ikutan melirik ke arahnya, namun saat mereka sama sama ketahuan melirik satu sama lain, mereka merasa malu dan sedikit panas.
"Aduh, panas.. sepertinya musim panas akan segera datang.." ucap Kalea santai.
"Ya, kemungkinan minggu ini.." jawab Eiser.
Kemudian mereka kembali hening. Kalea menghela nafas karena situasinya menjadi canggung dan kaku, Kalea berpikir, setelah berhasil menghentikan Eiser dari meminum racun, dia ingin membuat Eiser hidup bahagia.
'Tapi.. bagaimana caranya?' tanya Kalea dalam hati, dia menggerutu dalam hati. 'Ah payah! Padahal aku membuat keinginan seperti itu, tapi aku sendiri tidak tau cara mewujudkannya! dasar payah!'
"Malam ini aku sibuk, aku harus menyelesaikan tugas dan laporanku.. kalau kau ingin tidur dikamarku, kau bisa melakukannya.." ucap Eiser.
Ting! Suara lampu yang menyala. Kalea akhirnya tau cara paling mudah untuk membuatnya bahagia. "Eiser, mulai sekarang, kita akan tidur bersama! aku.. ingin punya anak secepatnya!" ucap Kalea penuh semangat.
Beberapa pelayan yang mendengarnya langsung kaku dan membeku ditempat. Seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar, begitu juga Eiser, pipi dan juga telinganya menjadi merah.
Eiser berdiri tegap, namun terlihat tegang. "Ka- kalau begitu, aku akan memikirkannya!" balas Eiser, berjalan cepat meninggalkan meja makan.
Kalea berkedip melihat kepergiannya. "Apa lagi yang harus dipikirkan? Bukankah itu sesuatu yang Eiser inginkan sebelumnya?" Kalea berbicara sendiri.
.
.
.
Bersambung!