Ayo Kita Bercerai

Ayo Kita Bercerai

Bab 1

Malam itu, Eiser meneguk racun yang sama seperti racun yang istrinya minum untuk mengakhiri hidupnya. Baginya tidak ada alasan lagi untuknya hidup didunia ini, semuanya telah lenyap, tepat disaat istrinya telah meninggal membawa janin pertamanya.

'Apa begitu menyakitkan hidup dan tinggal bersama denganku?' tanya Eiser diambang kematiannya, dalam pandangan yang mulai memudar itu, Eiser melihat seorang wanita cantik menggendong bayi, disamping wanita itu pula ada seorang pria yang terlihat bahagia, mengusap pelan rambut wanita itu.

'Andai saja kita bisa seperti itu.. betapa beruntungnya aku hidup, aku sangat ingin menggendongnya, bayi kecil yang bisa saja mirip denganku atau mirip dengan dirimu, atau bisa saja mirip kita berdua, tapi.. kau tidak akan pernah mau kalau bayinya mirip denganku, jadi.. bayinya mirip denganmu saja.. aku tetap sayang dan mencintai bayi itu, namun kenyataannya kau tidak pernah menginginkannya.. maafkan aku, maafkan aku, Kalea.. semua ini terjadi karena aku.. kau nekad bunuh diri dengan meneguk racun ini.. Kalea Fransikar, sekali lagi.. maafkan aku.. aku akan menanggung rasa sakit yang sama seperti yang kau rasakan..' tamat.

"Heh! masa sih? cuman gara gara satu wanita, dia rela meneguk racun itu!" protes seorang gadis, dia terlihat kesal dan tidak puas.

"Padahal dia seorang Panglima perang yang disegani rakyat beserta bawahannya, mengapa dia harus mati karena cinta yang tak terbalas? Ah dasar payah!" gadis itu kembali protes.

Rasya namanya, gadis yang memiliki bakat menulis dan menghafal sesuatu dengan cepat. Dia berbaring sambil memeluk novel yang berjudul 'Ayo kita bercerai' dengan perasaan gelisah.

'Eiser.. Pemeran utama yang paling aku suka, andai saja aku wanita yang dicintainya, pasti aku menjadi wanita yang paling bahagia..' ucapnya di dalam hati.

Rasya kembali duduk dan menatap buku itu. 'Dan aku akan membuat Eiser hidup bahagia!'

Sringgsss.. cahaya terang bersinar dari buku itu, mata Rasya membulat ketika melihatnya, ditambah buku itu terbuka sendiri dan mulai menariknya masuk, seolah buku itu menjadi medan magnet yang sangat kuat tak terkalahkan.

Dalam sekejap, Rasya menghilang bersama buku itu. Cahaya yang bersinar terang tadi kembali redup dan menghilang. "Apa yang terjadi?" tanya Rasya, dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Disekitarnya tidak ada pijakan sama sekali. 'Aku terbang seperti di angkasa tapi disaat bersamaan, aku juga seperti mengapung di atas air.. ini luarbiasa..'

"Rasya.." suara memanggil namanya.

Rasya menoleh ke arah suara itu, namun tidak ada sesiapapun disana. "Siapa itu?" tanya Rasya, dia sedikit takut karena tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali.

"Syukurlah kau bisa mendengar suaraku.." ucapnya, berhenti sejenak kemudian kembali berkata. "Ini aku, Kalea.. Pemeran utama wanita yang telah mati.."

"Kalea..?" Rasya sedikit syok mendengarnya.

"Ya, Kalea.." jawabnya, meyakinkan Rasya sekali lagi, dia berjalan mendekati Rasya. "Jiwamu masih disini bersamaku, itu artinya kau belum sepenuhnya masuk ke dalam tubuhku.."

"Apa maksudmu?" tanya Rasya.

"Seperti yang kau tau.. aku meminum racun untuk mengakhiri hidupku, tubuhku harusnya tidak dapat lagi menahan racunnya, dan aku pastinya akan mati tak lama lagi.."

"Kau sudah mati Kalea, itu yang aku tau.." ucap Rasya dengan tegas. Dia mencoba menggerakkan tangannya, dan itu mulai menunjukkan hasil.

Kalea tersenyum melihatnya. "Itu benar.. aku harusnya mati dan ceritanya ini pun berakhir, tapi ada satu yang aku sesali.." ucapannya menggantung, langkahnya pun menjadi pelan.

"Apa lagi yang kau sesali? Mati meminum racun atau baru menyadari betapa tulusnya cinta Eiser padamu?" tanya Rasya dengan nada kesal.

"Itu.." Kalea terlihat ragu.

"Eiser sangat mencintaimu Kalea dan jika benar kau sudah tau akhir dari cerita ini, kau pasti juga tau.. Eiser akan mati karena meneguk racun yang sama!"

Mata Kalea membulat, dia kembali ingat kilas balik kehidupan sebelum kematiannya. Beberapa tahun yang lalu, Eiser Lee ialah Panglima perang dari negara musuh, dia berhasil menaklukkan Isyarh, dan itu ialah tempat dimana Kalea hidup bersama keluarganya.

Karena kejayaannya, Eiser diberi pilihan oleh rajanya yang mulia. "Eiser, aku ingin memberimu hadiah, tapi itu agak sulit karena kau tidak pernah meminta dan selalu menerima saja apa yang aku berikan, kali ini.. aku ingin kau sendiri yang memilih hadiahmu.." ucap Raja Sorya.

"Terima kasih atas kerendahan hatimu yang mulia, ini agak berlebihan, tapi baiklah.. aku akan memikirkan hadiah apa yang ku mau nanti, sebelum itu.. aku ingin berjalan jalan dulu sebentar, katanya Isyarh terkenal dengan bahan kain terbaik yang disukai bangsawan wanita, aku harus beli setidaknya beberapa kain untuk keluargaku.." ucapnya begitu serius.

Eiser akhirnya sampai di toko kain yang terkenal itu, melihat beberapa pakaian yang telah dijahit dengan kain itu juga. Saat pemilik toko itu menjelaskan, dia tampak serius dan mengangguk tanda mengerti, tapi yang sebenarnya terjadi, dia tidak mengerti sama sekali tentang kain itu.

"Ah kau ini! aku pikir kau sudah mengerti setelah aku menjelaskannya dari tadi, kau membuat liurku kering karena menjelaskannya berulang kali!" protes pemilik toko itu.

"Maafkan aku, aku pikir aku hanya perlu membelinya saja, aku tidak menyangka kalau kainnya itu akan dijelaskan secara rinci seperti ini.. apa aku tidak bisa membelinya tanpa harus mendengarkan penjelasan tentang kainnya dulu? aku sedang buru buru soalnya.."

Takk!! pemilik toko itu menepas tangannya ke dinding, dia begitu kokoh dengan pendiriannya, sebelum kain itu dibeli, pelanggannya harus tau tentang kainnya itu. "Kau tidak akan bisa membawa kain kain itu sebelum kau memahaminya!" tegasnya.

"Ba-baik!" jawab Eiser.

Hampir dua jam Eiser ditahan, dia begitu lesu dan tak berdaya, pemilik toko itu terus menjelaskan tentang kain yang akan Eiser bawa pulang itu. Tak lama dari itu, datang seorang wanita dengan seorang pelayan pribadinya.

Wanita itu terlihat cantik mempesona, dia berjalan anggun sambil tersenyum mesra. Eiser tak berkedip saat melihatnya, disaat yang sama juga ada getaran aneh dalam hatinya, seolah menggelitiknya terus menerus.

"Selamat datang Lady Fransikar, apa kau kemari untuk mencoba gaunmu?" tanya pemilik toko itu.

"Ya, tolong siapkan.. aku ingin mencobanya, sebelum itu.. aku ingin melihat desain baru yang kau buat itu."

"Baik, ayo ikuti aku." ucap pemilik toko, dia begitu semangat dan antusias.

"Tunggu, bagaimana dengan kainku? apa aku bisa membawanya sekarang?" tanya Eiser.

"Tidak, tunggu disitu.. aku akan segera kembali kesini."

Eiser kehabisan kata kata, mau tidak mau dia harus menunggu beberapa waktu lagi. 'Jika bukan karena keluargaku, aku tidak akan mau menunggunya!' ucap Eiser didalam hati, Eiser menghela nafas kemudian menoleh ke arah sebelahnya.

Saat itu, dia tak sengaja menangkap pandangan yang begitu indah dari wanita itu. 'Lady Fransikar..?' Eiser terus menatap wanita itu hingga akhirnya sadar saat mata itu menatapnya kembali.

"Ma-maafkan aku.." Eiser gugup dan salah tingkah.

"Apa melihat wanita lain dinegara musuh itu sangat menyenangkan bagimu? aku jadi penasaran dengan penilaianmu tentangnya, apa kau melihatnya sebagai objek hawa nafsumu?" tanyanya dingin.

Pertanyaan itu begitu dingin. Eiser tak menyangka dia akan diberi pertanyaan seperti itu oleh wanita yang baru saja ditemuinya.

"Maaf nona, apa aku terlihat begitu jahat dimatamu?" tanyanya.

Wanita itu menatapnya sinis.

"Apapun itu, musuh tetaplah musuh.. mau dia bersikap baik sekalipun.. semua itu tidak akan pernah tulus dimataku!" ucapnya sinis, kemudian dia berjalan maju, sayangnya dia tak sengaja menginjak potongan kain diatas lantai, wanita itu pun kehilangan keseimbangan badan dan nyaris jatuh di depan pria itu.

Sett! Eiser menahan tubuh itu agar tidak jatuh. Mata itu terlihat tenang dan nyaman. Tidak ada tanda tanda kebencian dari mata itu, Eiser tersenyum. 'Matanya tidak bisa berbohong, kata katanya memang tajam dan menusuk, tapi tatapannya.. Dia ragu dengan apa yang dilihatnya.. Dia tidak benar benar menganggap aku sebagai musuhnya..'

Degup Degup! Suara jantung yang berdegup..

'Ingat Kalea Fransikar, ingat! Dia panglima perang dari negara musuh. Kau tidak boleh menganggapnya baik dan tulus, mereka itu perampas! mereka merampas semua yang ada ditanah Isyarh! Dia musuh yang harus kau benci selamanya, harus!'

.

.

.

Bersambung!

Terpopuler

Comments

Noorjamilah Sulaiman

Noorjamilah Sulaiman

permulaan yg Baik....harap2 smpi tamat ceritanya ok....

2025-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!