My Hot Gigolo

Arion merasa malu dengan para tamu, terutama keluarga Lunoxs saat putranya dikabarkan pingsan di toilet. Dia ingin marah tapi Elle berhasil meredamnya.

"Ayah, bukan waktunya untuk marah. Kita harus mengurus Kak El."

Dan disinilah Ellard berada, di salah satu kamar hotel yang sudah dipesan Arion sebelumnya. Pria itu terbaring dengan mata yang tertutup, tidak sadarkan diri.

Elle sudah menghubungi Dokter keluarga, tapi sudah setengah jam menunggu Dokter itu tak kunjung nampak.

Jasmine juga ada disana, dia berusaha untuk menyadarkan Ellard tapi sepertinya pria itu memang tidak ingin bangun.

Arion terus memperhatikan Jasmine dia sangat senang karena tidak salah memilih calon menantu. Jasmine begitu perhatian pada Ellard.

"Maaf, saya datang terlambat." ucap seorang pria berbadan subur dan berkepala plontos, lengkap dengan sepotong jas putih yang melekat di tubuhnya.

Tatapan semua orang terpusat padanya yang sedang terengah-engah, nafasnya terasa pendek setelah berlarian di lorong hotel.

"Dokter, minumlah dulu." tawar Elle yang menyodorkan segelas air.

"Terima kasih, Nona Muda."

Setelah dirasa membaik Dokter itu langsung memeriksa keadaan Ellard.

"Tidak ada masalah, Tuan Muda baik-baik saja." terangnya.

"Lalu kenapa putraku sampai pingsan seperti itu?"

"Benar Dokter, dan katanya Kak El juga mual muntah."

Dokter itu terdiam sesaat, karena memang tidak ada masalah di tubuh Ellard, "Mungkin Tuan Muda salah makan atau kelelahan."

"Kau bilang putraku baik-baik saja, bicara yang benar!" kesal Arion dengan nada suara yang sedikit meninggi.

"Eh?!"

...---...

Sejak sore suasana hati Arabelle sudah tidak menentu. Dia tiba-tiba merasa cemas tapi tidak tau apa yang harus dicemaskan.

Dia mencoba untuk tidak peduli dengan menyibukan diri, mulai dari merawat taman bunganya dan membaca buku novel tetapi rasa cemasnya tak kunjung hilang.

Parahnya lagi di malam harinya Arabelle sampai tidak bisa tidur, entah kenapa kedua matanya tidak merasakan kantuk sama sekali. Wanita itu hanya diam memperhatikan langit-langit kamarnya.

"Makanan mungkin bisa membuatku tidur." pikirnya.

Wanita itu beranjak dari ranjang dan keluar menuju dapur untuk mencari makanan ringan. Tapi bukannya tidur, Arabelle malah menonton film di ruang tv sampai dini hari dan tertidur saat pagi menjelang.

Kebetulan ini weekend dan pelayan yang biasa bekerja di rumahnya diliburkan. Jadi Arabelle baru terbangun saat siang hari.

"Astaga, kenapa aku ketiduran disini."

Arabelle langsung membersihkan diri, dia lupa kalau mempunyai janji dengan Seren. Pasti wanita itu sudah menunggunya.

Mobilnya sudah selesai diperbaiki. Saat itu karyawan bengkel menghubunginya supaya Arabelle segera datang mengambil. Tapi saat Arabelle akan membayar jasanya, mereka malah menolak. Katanya pria yang bertemu dengannya tempo hari sudah membayar lunas.

Tidak ingin memperpanjang, Arabelle cuek saja. Toh bukan dia yang meminta.

Selesai berdandan Arabelle bergegas pergi, tak lupa dia juga mengirim pesan singkat pada Seren untuk menunggunya. Dia akan menjemput Seren di rumahnya.

"Aku sudah menunggumu satu jam!" kesalnya saat Arabelle datang.

"Semalam aku tidak bisa tidur, jadi aku kesiangan."

"Astaga, kau ini.."

"Sudahlah berhenti mengomel. Ayo cepat, aku sudah mereservasi salon. Kali ini aku yang akan mentraktirmu."

Sebagai ibu hamil yang tidak mempunyai pekerjaan mereka memilih untuk memanjakan diri di salon dengan perawatan kulit dan wajah.

Seren juga mempercantik kuku-kuku lentiknya. Sementara Arabelle mengubah tatanan dan warna rambutnya. Sehingga wanita itu tampak berkali-kali lebih cantik dari sebelumnya.

"Astaga, kau lebih cocok menjadi mahasiswi, Ara." kagum Seren saat melihat perubahan Arabelle.