NovelToon NovelToon
Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Laras Sagita, gadis kampung yang polos, lucu, dan blak-blakan, merantau ke kota untuk mengubah nasib. Di hari pertamanya melamar kerja sebagai sekretaris, ia tanpa sengaja menabrak mobil mewah milik seorang pria tampan yang ternyata adalah calon bosnya sendiri, Revan Dirgantara, CEO muda yang perfeksionis, dingin, dan sangat anti pada hal-hal "tidak teratur"—alias semua yang ada pada diri Laras.

Tak disangka, Revan justru menerima Laras bekerja—entah karena penasaran, gemas, atau stres akibat energi gadis itu. Seiring waktu, kekacauan demi kekacauan yang dibawa Laras membuat hari-hari Revan jungkir balik, dari kisah klien penting yang batal karena ulah Laras, hingga makan siang kantor yang berubah jadi ajang arisan gosip.

Namun di balik tawa, perlahan ada ketertarikan yang tumbuh. Laras yang sederhana dan jujur mulai membuka sisi lembut Revan yang selama ini terkunci rapat karena masa lalu kelamnya. Tapi tentu saja, cinta mereka tak mudah—dari mantan yang posesif,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Belum habis drama, datang juga emak-emak RT dari komplek Mama Revan. Ternyata mereka penggemar Laras yang sering nulis quotes kocak di Facebook.

“Ini toh si Laras yang nulis: Jangan cari pasangan sempurna, cukup yang sabar kalau kamu drama. Hihihi!”

Ujar salah satu ibu ibu disana dan itu membuat Laras kaget.

“Ibu-ibu baca postingan saya?!” tanya Laras

“Iya dong! Kamu itu inspirasi kami semua! Kami doain kamu sama Revan langgeng yaaa. Eh, foto dulu boleh?” jawab ibu ibu disana

Akhirnya Laras terjebak dalam sesi foto 35 kali dengan filter kupu-kupu dan stiker "calon manten kece".

Setelah kehebohan tadi, Laras dan Revan duduk di teras rumah, sambil makan bakso tusuk sisa acara.

Revan menatap Laras.

“Kamu masih waras, setelah semua ini?” tanya Revan

Laras menjawab sambil ngunyah,

“Belum tahu. Tapi yang jelas, aku gak nyangka nikah tuh... begini.”

Revan ketawa. “Tapi kita hadapi bareng.”

Laras tersenyum. “Dan kalau Clara datang lagi, aku tusuk dia pakai tusuk sate”

Revan pegang tangan Laras.

“Dan kalau keluarga mulai chaos, kita kabur aja ke KUA.”

Laras melongo. “kamu serius?”

Revan nyengir. “Enggak... tapi bisa jadi plan B.”

Dan mereka tertawa bersama

...----------------...

Pagi itu, Laras bangun dengan semangat Bukan karena mimpi atau Revan ngilang, tapi karena orangtuanya ayah Arman dan ibu Yuli serta adik satu-satunya, Lila, akan datang dari kampung.

“Revan, jangan ngelawak aneh-aneh hari ini,” bisik Laras sebelum keluarga datang.

Revan, yang sedang nyoba dasi, malah tersenyum bandel.

“Tenang, aku siap tampil sopan, elegan, dan... sedikit charming.”

“Jangan charming ke ibu Bisa salah fokus.”

"Hati hati walau ayah dari kampung tapi ayahnya terkenal di kampung menjadi orang yang sangat di hormati disana karena ketegasannya dan hati hati pertanyaan ayah bisa menjebak" jelas Laras

Mobil hitam berhenti di depan rumah Revan. ayah Arman turun duluan, lengkap dengan baju batik batik dan tatapan penuh radar. Ibu Yuli menyusul, kalem tapi mata tajam, dan terakhir si Lila yang langsung berlarian ke arah Laras.

“Kak! Gila rumah calon suami Kakak kayak vila Korea! Ini kebun apa katalog IKEA?!” tanya Lila

Laras tertawa gugup.

“Ya... agak beda dikit dari rumah kontrakan kita, sih.”

Revan langsung menyambut dengan senyum manis.

“Selamat datang, Pak, Bu, Lila. Saya Revan.”

menatap Revan dari ujung kaki sampai rambut yang disisir terlalu rapi.

“Revan... hmm, akhirnya kita ketemu. Kamu beneran sayang sama anak saya?” tanya ibu Yuli dengan lembut

Revan mengangguk mantap.

“Lebih dari sayang, Bu. Saya sudah niat nikahin Laras sejak pertama dia nyoret-nyoret agenda saya pakai stabilo pink.”

Ayah Arman menyipit.

“Kerjaannya nyoret agenda, tapi sekarang mau jadi nyonya bos. Gimana ceritanya, tuh?”

Revan nyengir.

“Takdir, Pak. Dan sedikit ketololan dari saya yang bikin jatuh cinta.”

 

Makan Siang dan Interogasi

Di meja makan, Ayah Arman mengeluarkan buku catatan. Ya, literal buku catatan.

“Saya punya 23 pertanyaan untuk Revan.”

Laras melotot.

“Yah, ini calon suami aku, bukan peserta try out!”

Ayah Arman tetap cuek.

“Pertama, kamu bisa masak?”

Revan: “Saya bisa rebus air. Itu langkah awal.”

Lila tertawa ngakak.

“Lumayan, Kak. Cowok rebus air tuh limited edition.”

Ayah Arman melanjutkan:

“Kedua, kamu pernah patah hati nggak?”

Revan melirik Laras sekilas, lalu menjawab tenang.

“Pernah. Tapi luka itu sembuh waktu saya ketemu Laras.”

Laras langsung melempar sendok ke arah Revan.

“Gombal alert!”

Ibu Yuli hanya tertawa pelan.

“Anak saya emang keras kepala, Nak. Tapi kalau kamu bisa jagain dia... kamu kami restui.”

 

Malam harinya, setelah keluarga Laras pamit balik ke hotel yang sudah di siapkan Revan untuk semua keluarga , besok mereka akan bertemu dengan keluarga Revan

Laras bersandar di pundak Revan.

“Makasih udah tahan interogasi keluargaku.”

Revan mengelus kepala Laras. “Worth it. Semua buat kamu.”

Laras terkekeh.

“Semoga kamu kuat.”

...----------------...

Sejak pagi, Laras sudah mondar-mandir seperti ayam tanpa kepala.

“Van, kamu yakin mau ikut nemenin jemput Bibi Nur?”

Revan yang sedang ngaca sambil nyoba gaya rambut baru menjawab santai,

“Yakin dong. Aku penasaran aja gitu… kenapa namanya bisa bikin kamu stres kayak lagi nunggu hasil ujian.”

Laras mendecak.

“Van, ini bukan sekadar bibi biasa. Ini BIBI NUR. The Queen of Judgment. Spesialis komentar dari ujung jilbab sampai motif piring.”

 

Kedatangan Sang Bibi

Di stasiun, kereta dari Surabaya tiba. Seorang wanita dengan tas jinjing warna shocking pink melangkah mantap turun, mengenakan blouse bunga-bunga mencolok dan kacamata kucing.

“LARAS! KAMU INI KURUS AMAT SEKARANG. JANGAN-JANGAN PACARMU BIKIN KAMU STRES?”

Laras langsung senyum kaku.

“Bibi Nur… ini Revan, calon suami aku.”

Bibi Nur menatap Revan dari atas sampai bawah.

“Hmm. Lumayan. Nggak jelek-jelek amat. Tapi kurus juga. Kalian puasa cinta, ya?”

Revan langsung tertawa kecil.

“Enggak kok, Bi. Cuma hemat kolesterol.”

Bibi Nur mendengus sambil angkat alis.

“Lucu juga, ya. Nggak kayak mantan kamu yang dulu pas sekolah dulu... itu siapa? Yang mirip tembok? Datar mukanya.”

Laras langsung ngelirik Revan.

“Bibi tuh suka ngebandingin cowok-cowok di hidup aku kayak lagi review produk di YouTube.”

Interogasi Bibi Nur

Bibi Nur menatap Revan sambil menyeruput teh.

“Jadi, kamu CEO? Pasti sibuk. Punya waktu buat Laras?”

Revan tersenyum.

“Saya sibuk, Bi. Tapi Laras itu prioritas. Setiap hari, meski cuma satu jam, saya usahakan untuk fokus hanya pada dia.”

“Oalah... ngomongnya sih manis. Tapi jangan sampai anak saya ini jadi istri sendirian!”

Laras spontan:

“Bi, saya juga kerja. Saya sekretaris multitalenta.”

Bibi Nur mendelik.

“Kerja? Lah, nanti siapa yang nyetrika baju suami?”

Revan cepat menyambar:

“Saya bisa nyetrika sendiri kok, Bi. Dulu pernah hidup susah. Laundry aja nggak afford.”

Laras mendesis bangga. “Itu baru calon suamiku!”

 

Malam itu, Bibi Nur duduk di balkon bersama Laras. Nada bicaranya berubah lebih pelan.

“Laras… bibi tuh julit karena sayang. Bibi takut kamu sakit hati lagi. Dulu kamu nangis seharian pas diselingkuhin, ingat?”

Laras memeluk lengannya sendiri.

“Iya Bi, tapi Revan beda. Dia nggak cuma ngasih rasa nyaman. Dia juga kasih rasa percaya.”

“Hmm…” Bibi mendengus. “Yaudah. Kalau dia nyakitin kamu... bilang ke Bibi. Bibi masih simpen golok warisan.”

 

"Apa ayah kamu sudah interview dia juga?" tanya bibi Nur

"Sudah bi, dapat 23 pertanyaan dan di jawab dengan mulus ibu dan ayah sudah merestui" jawab Laras

Setelah itu bibi akan di antar ke hotel yang sama di aman orang tua Laras berada, sebelum pulang, Bibi Nur sempat bisik-bisik ke Revan.

“Dengar, Nak. Laras itu keras di luar, lembut di dalam. Dia penuh luka. Tapi kalau kamu jagain dia... dia bakal jadi cahaya rumah kamu.”

Revan mengangguk penuh janji.

“Terima kasih, Bi. Saya nggak akan biarkan dia nangis lagi.”

Bibi Nur melengos tapi senyum kecilnya muncul juga.

“Yasudah. Saya pergi dulu. Jangan lupa kasih cucu yang matanya kayak Laras, tapi akalnya kayak kamu. Jangan dibalik!” ujar bibi dan Laras jadi kesal juga sedangkan Revan tertawa mendengar itu

Bersambung

1
LISA
Terimakasih y Kak utk ceritanya..menarik juga koq..malah menjadikan kita makin paham bahwa cinta tidak hanya tentang kesempurnaan tapi dari hal2 yg lucu, menyenangkan..
Susanti Susanti
Luar biasa
LISA
Seru banget cerita ini..ada aj hal yg heboh dalam keluarga mereka..
Nadira ST
ternyata keluarga Laras lebih domplak
Nadira ST
sumpah thor keren banget kok bisa buat karakter kayak Laras bikin semangat kalau gini tukang nyinyir lewat,jalang kabur
Aeriah Kayla
gokil
LISA: Bangett Kak 😊😊
total 1 replies
LISA
Rumah tangga yg harmonis dgn hadirnya si kecil Alethea..bahagia selalu y kalian..
4U2C
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍👍👍👍
4U2C
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍👍👍
LISA
Wah baby girl udh lahir nih..slmt y Laras & Revan udh jadi ortu nih..kompak y dalam mengasuh Alethea..
LISA
Hahaha..msh 3 bln semua pd bingung ngasi nama 😁
LISA
Wah selamat y buat Laras & Revan..ntar lg jdi ortu nih..pasti makin seru nih 😊 ini baru hamil aj semua udh pd heboh 🤭
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Uuuhhhh perang nih /Determined//Determined/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
🤣🤣 Bibi pulang datang lah kelelawar /Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waduh balik jadi sekertaris 😄
Rohmi Yatun
seruuu..
🌹🌹🌹🌹🌹
Rohmi Yatun
ini novel yg gokil.. seruu🤣🤣🤣 next Thor..
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira 𝐸𝓊𝓃𝒳𝒾𝑒💎
/Facepalm//Facepalm/ yaampun bi, mintanya gitu amat tuhh bi /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
LISA
Seru banget..akhirnya mereka menikah..Happy wedding buat Revan & Laras..bahagia selalu y & kompak selalu baik dlm pekerjaan & rumah tangga 😊👍
LISA
Seru banget punya sekretaris seperti Laras..bahkan Revan bisa jatuh cinta sama Laras..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!