NovelToon NovelToon
HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Murid Genius / MLBB / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Persahabatan
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: Amil Ma'nawi

"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"

"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"

"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"

~Erika Aura Yoana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minggu

HARBY KELABU

Keesokan harinya, Haura di jemput oleh Erika, saat dirinya telah di beri izin oleh oma. Kini Haura telah berada di depan rumah yang begitu besar, bak istana. "Rumah Erika, besar banget ya?" Kepala Haura menengadah, melihat ke rumah yang sangat tinggi itu.

"Biasa, aja. Yuk, masuk" Erika menarik tangan Haura dengan lembut dan membawanya masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum, ma?" Saat masuk, Erika langsung mencari Ami untuk memperkenalkannya dengan Haura.

"Mama, ini Haura udah datang" Erika tersenyum sambil tangannya yang masih menggenggam tangann Haura.

Dengan kesopanannya, Haura mencium tangan Ami dan tersenyum tipis. "Masyaa allah, kamu cantik banget, nak? Apa kabar?" Tanya Ami sambil membelai pipinya.

"Alhamdulillah baik, tante"

"Yasudah, sekarang lakukan apa yang ingin kalian lakukan" Lalu Erika pergi menuju kamarnya, rencananya hari ini ia akan bermain makeup dengan Haura dan juga skincare ran.

Beberapa menit berlalu, kini apa yang sudah Erima rencanakan sedang ia lakukan bersama Haura. Terlihat Haura yang sedang melihat sesuatu dan penasaran dengan gunanya.

"Ini? Buat apa?" Haura menunjukkan maskara pada Erika, dengan tatapan yang penuh dengan penasaran.

"Oh, ini? Ini maskara, ini di pakenya di bulu mata" Ujar Erika menjelaskan.

"Hah? Emang bisa?" Haura nampak terlihat kebingungan setelah mendengar penjelasan dari Erika.

"Ya bisa dong, kamu mau coba?" Haura mengangguk cepat.

"Emm,,, coba deh kamu yang pake sendiri"

"Tapi, Haura malu kalo pakenya di liatin Erika"

"Yaudah, Erikanya gak liat dulu" Erika langsung memutar tubuhnya dam membelakangi Haura. Sedangkan Haura, ia masih bingung bagaimana cara menggunakannya.

"Erika punya lakban?"

"Ada di laci, buka aja" Jawab Erika tanpa melihat ke arah Haura. Erika menunggu Haura selesai menggunakan maskaranya, cukup lama tapi Erika memaklumi, mungkin saja itu adalah pertama kalinya Haura memakai itu, jadi agak lama.

"Udah" Seketika itu, Erika langsung memutar tubuhnya. Erika terdiam saat melihat hasilnya, dan berakhir tertawa dengan sangat keras.

"Haha!!! Haura,,, hahaha!!!" Sedangkan Haura merasa aneh melihat ekspresi Erika seperti itu, Haura sudah merasa kalau dia menggunakannya dengan tidak benar.

"Kenapa Erika tertawa?" Erika sungguh tertawa sampa terpingkal-pingkal.

"Kenapa kamu malah lakban itunya di mata? Hahaha!!!" Erika benar-benar tidak bisa berhenti, ia terus saja menertawakan Haura tanpa henti.

"Salah, ya?" Tanya Haura dengan polosnya.

"Gini ya, Haura. Hhha, aduh, bentar. Ekhmm,,," Erika mengatur nafasnya terlebih dahulu, sebelum ia kembali mengakak.

"Gini, caranya buka dulu, ya? Terus olesin pake brushnya. Bukan malah ininya di lakban di mata, haha!!!" Erika kembali tergelak.

"Oh, iya"

"Udah deh, mendingan sekarang kita bersihin muka kita dan kita maskeran" Haura hanya iya iya saja, lalu ia mengikuti Erika ke kamar mandi.

"Kita maskerannya pake masker penutup wajah itu?" Tanya Haura saat berada di dalam kamar mandi.

"Ya bukan, atuh. Beda lagi, ini skincare" Setelah selesai mereka kembali ke tempat asal mereka berada.

"Ih, ih kok muka Haura jadi gini? Ih jijik" Haura terlihat panik saat melihat wajahnya yang sudah berubah.

"Gak papa, ini bukan apa-apa kok, tenang aja. Ini itu, bakalan bikin wajah kamu lebih sehat, lebih cerah dan terawat" Erika mencoba untuk menjelaskannya kembali.

Erika hanya tidak habis pikir, ternyata Haura sepolos itu. Dan orangnya itu lucu, ngakak tapi dia lempeng lempeng aja. Garing tapi bikin ngakak, tapi saat kita ngakak dia biasa aja. Aneh tapi lucu. Gak nyangka dia sengakak itu orangnya.

Setelah selesai dengan semuanya, kini Haura dan Erika merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ada beberapa pertanyaan yang ingin Erika lontarkan pada Haura, tapi Haura sudah lebih dulu bertanya padanya.

"Erika bersyukur gak? Ada orang tua di hidup Erika?" Sontak, Erika langsung melihat ke arah Haura. Jika jalur perbincangannya sudah menuju ke jalur ini, Erika takut akan menyinggung Haura.

"Ber-syukur" Jawab Erika, meski perkataannya sempat terputus.

"Kalo Haura, gimana ya? Cara bersyukurnya? Sedangkan orangtua Haura aja gak ada" Raut wajah Haura terlihat begitu sedih, dan menunduk di perkataan terakhirnya.

Sedangkan Erika bingung ia harus menjawab apa, Erika harus menjawab tanpa harus memojokkan Haura dan harus dengan kata-kata yang tepat.

Erika bangun dan duduk menghadap Haura. Ia  menghela nafas berat dan. "Kamu masih bisa bersyukur, Hau. Emm,,, tapi bukannya orangtua kamu ada kan? Katanya mereka kerja?" Erika benar-benar takut, ia mengatakan itu sambil meremas selimutnya.

Tapi tidak ada jawaban dari Haura, hanya tersenyum tipis. Haura tertunduk namun tidak menahan tangis, tapi ia merasa kalau dirinya sudah salah untuk membahas ini pada Erika.

"Hau-" Baru saja Erika akan berkata, tapi Haura sudah memotongnya lebih dulu.

"Udah ya, kita gak usah bahas itu" Sebelah alis Erika terangkat. Ia sedikit heran saja, karena Haura yang memulai dan Haura juga yang tak ingin melanjutkannya. Tapi Erika mengerti apa maksud Haura, ia pun mengangguk dan menyetujuinya.

HARBY KELABU

Jam istirahat, seperti biasa Haura dan Erika pergi ke kantin. Tetapi saat ini Erika sedang menunggu Haura yang sejak tadi pergi ke toilet. Karena khawatir, Erika pun beranjak pergi untuk menyusul Haura, talutnya terjadi sesuatu padanya.

Saat di depan toilet, Erika berpapasan dengan Ophe yang baru saja keluar dari dalam toilet. "Er,,, ngapain lu disini?" Tanyanya yang sudah tau, pasti sedang menunggu Haura.

"Mau ke toilet gw, kebelet ni" Erika cepat-cepat menyerobot masuk kedalam dan melewati Ophe.

"Yaudah, gw duluan ya, Er" Ophe pun pergi setelah Erika menutup pintunya. Erika keluar bersamaan dengan Haura, yang keluar dari toilet sebelahnya.

"Lama banget, Hau? Kamu baik-baik aja?" Haura hanya mengangguk tanpa mengatakan satu patah kata pun, lalu ia pergi duluan meninggalkan Erika.

Gak kayak biasanya. Ucapnya di dalam hati. Lalu Erika menyusul Haura dan berusaha menyejajarkan tubuhnya. Erika tidak mengerti, tapi ia berusaha berfikir positif, mungkin saja Haura sedang badmood, karena sejak tadi mereka berangkat, Haura lebih banyak diam seperti awal mereka belum kenal.

Selama jam pelajaran terakhir, Haura tidak bisa fokus. Pikirannya di penuhi dengan sesuatu yang membuat dirinya gagal fokus, dan kala itu, Haura juga di perintah untuk menjelaskan materi yang sedang di pelajari saat ini.

"Haura, tolong kamu jelaskan di depan" Pinta seorang guru fisika padanya. Tentu saja Haura tidak bisa menolak, ia pun maju dan menjelaskan materi yang cukup rumit itu. Tapi karena Haura itu cerdas, dia bisa menjelaskannya sampai semua siswa bisa memahaminya.

Gurunya pun sampai kagum saat mendengarkan cara menjelaskan Haura. Mudah di mengerti, dan enak di dengar. Sangat jarang ada murid seperti ini, gurunya yakin kalau Haura akan menjadi orang sukses dimasa depan.

Bersambung...

Terimakasih

Jangan lupa follow

1
Mukmini Salasiyanti
Balqis????
Mukmini Salasiyanti
gpp acak acakan, thor..
yg penting bersatu kan?

wkwkwk
Mukmini Salasiyanti
Erika ni cowok ato cewek ya??!
Mukmini Salasiyanti
memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken, Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!