NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Sena, gadis tujuh belas tahun yang di abaikan oleh keluarganya dan di kucilkan oleh semua orang. Dia bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan bullying yang setiap hari merampas kewarasannya.

Alih-alih mati menjadi arwah gentayangan, jiwa Sena malah tersesat dalam raga wanita dewasa yang sudah menikah, Siena Ariana Calliope, istri Tiran bisnis di kotanya.

Suami yang tidak pernah menginginkan keberadaannya membuat Sena yang sudah menempati tubuhSiena bertekad untuk melepaskan pria itu, dengan begitu dia juga akan bebas dan bisa menikmati hidup keduanya.

Akankah perceraian menjadi akhir yang membahagiakan seperti yang selama ini Siena bayangkan atau justru Tiran bisnis itu tidak akan mau melepaskan nya?

*

Ig: aca0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Keluarga Calliope makan dengan tenang, tidak ada suara lain kecuali dentingan sendok yang beradu dengan piring porselen.

Siena menyuap makanan enggan, matanya tak henti-henti melirik Thomas. Mungkin karena dulu hidup nya di penuhi dengan pengabaian dan penindasan ia dapat merasakan keberadaan orang-orang yang tidak menyukai nya dan Thomas adalah salah satunya.

Siena tidak tahu apa yang terjadi dengan Thomas dan Siena asli, ia hanya menduga-duga bahwa keduanya tidak memiliki hubungan baik.

"Aku selesai." Suara bernada datar dari Thomas mengalihkan atensi Siena sepenuhnya, matanya bertemu dengan mata Thomas.

"Aku juga," Nicole ikut meletakkan sendok makan diatas piring, ia cukup peka dengan kesuraman di meja makan jadi buru-buru pamit, "aku izin ke rumah Violet, mam, ada tugas kelompok."

"Ya sayang. Jangan pulang terlalu larut."

"Siap mama." Nicole mengangkat tangannya membentuk tanda hormat, mencium singkat pipi sang mama lalu beralih memeluk papa, terakhir ia memberikan satu tepukan ringan di bahu Siena, "semangat kak."

Setelah itu gadis cantik itu segera pergi, berlari keluar dengan semangat.

Siena tersenyum tipis, Nicole sangat manis. Ia bahkan masih menatap pintu dapur ketika punggung Nicole tidak lagi terlihat, melihat Nicole membuat Siena teringat dengan Bella. Adiknya itu tidak pernah bersikap manis padanya, Bella membencinya dan tidak sudi menganggap nya sebagai kakak.

"Makanan nya nggak enak, sie?" Tanya Mama yang melihat siena sejak tadi hanya mengaduk asal makanan nya dan hanya memakan beberapa suap saja.

Erlan melirik Siena sekilas, ia merasa Siena agak berbeda sejak sadar dari pingsan.

Sementara Thomas juga merasakan ada sesuatu yang berbeda dari putrinya. Tidak biasanya Siena hanya diam saja bertemu dirinya, Siena yang Thomas kenal selalu mencari perhatian nya lalu membujuknya untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.

Beberapa waktu lalu Thomas mulai muak dengan tingkah di luar batas Siena yang sudah mencoreng nama baik keluarga Calliope.

"Aku masih kenyang ma." Balas Siena.

"Setelah ini temui saya di ruang kerja." Perintah Thomas, ia berdiri lalu pamit kepada istri dan menantunya.

Tersisa Siena, Erlan dan Elva di ruang makan.

"Aku ke papa dulu ma," Siena buru-buru berdiri dan menyusul ayahnya.

Siena duduk di depan ayahnya. Kepalanya tertunduk, jemari tangannya tidak berhenti menarik-narik ujung baju. Ia sedang cemas.

"Kau tau apa kesalahanmu?" Tanya Thomas dingin.

"A-aku..."Siena semakin menundukkan kepala, tatapan intimidasi itu cukup untuk membuatnya ketakutan. Meski tidak setajam mata ayah kandungnya, tetap saja Siena merasa takut.

Thomas menekan pangkal hidungnya lelah, setelah menghembuskan nafas lelah ia berkata, "kau putriku, kau simbol keanggunan Calliope. Kau tidak bisa merusaknya begitu saja, Siena. Dengarkan aku..."

Siena mengangkat kepalanya, menatap sang ayah ragu-ragu.

" Aku hanya ingin kau sedikit menahan diri. Kau mencintai Erlan dan wajar merasa marah ketika ada perempuan lain mendekati nya. Tapi, kau tidak bisa menindas perempuan itu di depan umum, itu mencoreng nama baik keluarga kita." Kata Thomas tegas penuh tuntutan. Dari dulu menjaga nama baik keluarga adalah kewajiban mutlak bagi setiap anak yang lahir dari keluarga Calliope.

"Ini terakhir kali aku mendengar laporan tidak mengenakan mengenai sikap burukmu. Jaga sikapmu dan jangan menambah masalah lagi."

"Maaf pa," lidah Siena terasa kelu, padahal ia ingin mengatakan banyak hal tetapi hanya dua kata itu yang terlontar dari mulutnya. Ia ingin mengatakan bahwa ia bukanlah Siena, ia ingin mengatakan bahwa Siena sudah mati. Tapi...

Siena sedikit mendongak untuk melihat bagaimana ekspresi Thomas. Wajahnya lelah dan kantung mata menghitam, Siena baru menyadari nya.

Siena tidak sanggup mengatakan kenyataan yang tersangkut di tenggorokannya. Ia tidak tega untuk menyakiti Thomas, ayah Siena.

"Tak apa. Pergilah ke kamarmu."Thomas mulai melembut, tangannya terulur untuk mengusap rambut halus Siena.

Siena kembali ke kamarnya. Ia kembali merasa takut ketika Erlan sudah menunggu di ranjang dengan aura otoritas yang kuat.

"Duduk!"Erlan memerintah dengan wajah dingin.

Siena menelan saliva nya gugup, perlahan ia duduk di pinggir raja, berharap tidak menimbulkan suara berlebihan yang dapat menimbulkan kemarahan Erlan.

"Apa lagi yang sedang kau rencanakan?" Tanya Erlan dingin.

" aku tidak merencanakan apapun, sungguh. Aku minta maaf untuk semua kesalahanku yang sudah menyakiti mu, aku bersalah telah memaksamu. Maafkan aku, aku tidak akan mengganggu Cindy lagi. Aku janji."kata Siena sungguh-sungguh.

Erlan memegang kuat kedua bahu Siena, di putarnya gadis itu menghadapnya. Mata gelapnya menghujam tepat di mata cokelat milik Siena yang membuat gadis itu kembali ketakutan.

Wajah mereka hampir bersentuhan, Siena menunduk, tak berani lagi menatap langsung ke mata Erlan. itu perbuatan lancang. Status mereka berbeda dan Siena-

Tapi kan sekarang Sena sudah menempati raga Siena jadi tidak masalah kan kalau ia sedikit berani pada Erlan?

"Aku pegang kata-katamu."Erlan melepaskan Siena lalu pergi keluar kamar meninggalkan Siena yang masih menunduk, menata perasaannya. Bukan perasaan jatuh cinta melainkan perasaan takut.

Setelah mendengar pintu tertutup barulah Siena bisa bernafas lega. Ia berjalan ke balkon kamar, duduk disana memperhatikan langit malam yang di hiasi bintang.

"Hidup yang sungguh ironis," gumam Siena seraya berbaring. Menatap hamparan bintang membuatnya merasa nyaman dan tenang.

Udara disini tidak terlalu panas atau dingin, sesekali angin malam membawa dedaunan kering dari pohon besar yang menjulang di samping kamarnya.

Siena mengambil daun yang jatuh di pipi kanannya. Gadis itu terkekeh senang, disini ia merasa sangat nyaman.

"Aku harus secepatnya menceraikan Erlan agar bisa terus disini." rencana tentang perceraian masih terus memenuhi kepala Siena. Tanpa di sadari, seseorang yang berdiri di pintu balkon mengepalkan tangan mendengar kata perceraian yang keluar dari mulut Siena.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!