NovelToon NovelToon
Sang Legenda: Naga Langit

Sang Legenda: Naga Langit

Status: tamat
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Tamat
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Sang_Imajinasi

Xiao Chen selalu dianggap murid terlemah di Klan Xiao.

Tidak punya bakat, selalu gagal dalam ujian, dan menjadi bahan ejekan seluruh murid.
Namun tidak ada yang tahu kebenaran sesungguhnya bahwa tubuhnya menyembunyikan darah naga purba yang tersegel sejak lahir.

Segalanya berubah saat Ritual Penerimaan Roh Penjaga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Kemenangan Xiao Chen

Sorak-sorai yang memekakkan telinga memenuhi langit di atas Klan Xiao. Nama "Xiao Chen" diteriakkan berulang kali, terutama oleh para murid luar yang melihatnya sebagai perwujudan dari keajaiban. Di atas panggung yang hancur, Xiao Chen berdiri dengan tenang, membiarkan gelombang suara itu menyapu dirinya.

Patriark Xiao Zhan melangkah ke atas panggung, gerakannya sedikit gemetar karena emosi yang ia tahan. Dia berjalan melewati puing-puing, matanya tidak pernah meninggalkan putranya. Saat dia berdiri di depan Xiao Chen, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meletakkan tangannya yang berat di bahu putranya.

"Ayah bangga padamu," bisiknya, suaranya serak, cukup untuk didengar oleh Xiao Chen saja.

Tiga kata sederhana itu menghantam Xiao Chen lebih keras daripada pukulan mana pun dalam pertarungan. Beban dan kepahitan selama empat tahun seolah mencair pada saat itu. Dia mengangguk, tenggorokannya tercekat. "Terima kasih, Ayah."

Di depan seluruh klan, upacara penghargaan segera dilangsungkan. Xiao Yanli dipanggil sebagai juara ketiga. Xiao Long, yang masih pingsan dan wajahnya pucat karena penghinaan, diwakili oleh ayahnya, Tetua Kedua, yang menerima hadiah juara kedua dengan ekspresi gelap sebelum pergi dengan tergesa-gesa.

Akhirnya, Xiao Zhan menghadap kerumunan. "Dan sebagai juara pertama Turnamen Tahunan Klan Xiao..." Dia berbalik menghadap putranya. "Xiao Chen!"

Dia secara pribadi menyerahkan hadiah kepada Xiao Chen. Yang pertama adalah sebuah kantong berat berisi seribu poin kontribusi dalam bentuk token giok. Yang kedua adalah sebuah kotak brokat yang indah. Saat dibuka, sebutir pil seukuran ibu jari yang memancarkan cahaya lembut dan aroma obat yang kaya terungkap. Pil Pembangunan Fondasi. Napas iri terdengar dari seluruh penjuru arena.

"Dan yang terpenting," lanjut Xiao Zhan, suaranya kembali menggelegar, "Xiao Chen, Xiao Long, dan Xiao Yanli akan membawa panji-panji Klan Xiao kita ke Kompetisi Tiga Kota!"

Setelah upacara selesai, saat Xiao Chen berjalan menuruni panggung, kerumunan itu secara otomatis terbelah, memberinya jalan. Tatapan yang ia terima kini penuh dengan kekaguman, rasa hormat, dan sedikit ketakutan. Para murid inti yang dulu memandangnya rendah kini menundukkan kepala, tidak berani menatap matanya. Kekuatan telah mengubah segalanya.

Malam itu, Xiao Chen tidak kembali ke halaman barunya. Dia dipanggil ke ruang kerja ayahnya. Ini adalah pertama kalinya dalam empat tahun mereka duduk berdua dalam suasana yang tenang.

Xiao Zhan menuangkan secangkir teh untuk putranya, sebuah gestur yang terasa canggung namun tulus. "Chen'er," dia memulai, suaranya masih dipenuhi keajaiban. "Bagaimana... bagaimana kau melakukannya? Kekuatanmu yang luar biasa itu..."

Ini adalah pertanyaan yang ingin diketahui oleh seluruh klan. Xiao Chen sudah menyiapkan jawabannya. "Ayah, selama ini dantian-ku sepertinya tidak benar-benar rusak. Menurut dugaanku, ia hanya berada dalam kondisi tersegel atau tertidur. Beberapa bulan yang lalu, segel itu terbuka dengan sendirinya. Semua energi yang coba kukumpulkan selama empat tahun seolah-olah meledak keluar pada saat bersamaan."

Ini adalah setengah kebenaran yang paling masuk akal. Di dunia kultivasi yang penuh keajaiban, fenomena seperti itu, meskipun sangat langka, bukanlah hal yang mustahil.

Xiao Zhan menghela napas lega, matanya berkaca-kaca. Dia lebih memilih untuk percaya pada keajaiban daripada rahasia gelap apa pun. "Langit tidak buta! Bakatmu akhirnya kembali!"

Setelah emosinya mereda, mereka membahas masa depan. Xiao Zhan sangat antusias dengan Kompetisi Tiga Kota, melihatnya sebagai panggung bagi Xiao Chen untuk benar-benar mengumumkan kembalinya Klan Xiao ke puncak kekuasaan.

Namun, Xiao Chen menggelengkan kepalanya dengan lembut. "Ayah, aku akan bertarung demi kehormatan klan di kompetisi itu. Tetapi setelah itu, aku ingin pergi keluar untuk berlatih."

"Pergi?" Xiao Zhan terkejut. "Tapi klan bisa memberimu semua sumber daya yang kau butuhkan sekarang!"

"Bocah ini benar," suara Yao Huang terdengar di benak Xiao Chen. "Klan Xiao terlalu kecil. Pil Pembangunan Fondasi ini memang bagus, tapi fondasimu harus ditempa dengan sempurna. Sebelum menggunakannya, kau harus mencapai puncak absolut dari Alam Pengumpulan Qi dan menyelesaikan tahap kedua Penempaan Tubuh. Untuk itu, kau butuh lebih banyak inti binatang tingkat tinggi dan ramuan obat langka. Kau tidak akan menemukannya di kota terpencil ini."

Mengikuti arahan Yao Huang, Xiao Chen menjelaskan, "Ayah, aku merasa duniaku terlalu sempit. Untuk menjadi benar-benar kuat, aku harus melihat dunia luar, menghadapi bahaya yang berbeda, dan mencari kesempatanku sendiri. Mengunci diri di dalam klan hanya akan menumpulkan taringku."

Dia menyebutkan tujuannya: Kota Angin Perak, sebuah pusat perdagangan besar yang terkenal dengan serikat alkemis dan balai lelangnya.

Xiao Zhan menatap putranya dalam-dalam. Dia melihat sosok yang tidak lagi rapuh, melainkan sosok yang dipenuhi dengan kepercayaan diri dan ambisi yang membara. Dia menyadari bahwa putranya bukan lagi seekor anak elang yang perlu dilindungi di dalam sarang, melainkan seekor naga muda yang membutuhkan seluruh langit untuk terbang.

Dia akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah. Pergilah. Tapi berjanjilah kau akan berhati-hati."

Malam itu, Xiao Chen kembali ke halamannya. Dia berdiri di dekat jendela, menatap bulan purnama. Di telapak tangannya tergeletak Pil Pembangunan Fondasi yang didambakan semua orang, kunci menuju alam kekuatan berikutnya.

Namun, tatapannya tidak tertuju pada pil itu. Matanya menatap ke cakrawala yang jauh, ke arah dunia yang luas dan tak dikenal. Kemenangannya hari ini terasa manis, tetapi dia tahu ini tidak seberapa dibandingkan dunia yang lebih luas diluar sana masih banyak jenius sejati lainnya.

1
Brogan
JENIUS BABI 🤣
Indah Hidayat
ide ceritranya bagus, tdk terduga...
Bolank
hapus saja ini cerita gak masuk akal...
Indah Hidayat
kenapa hrs membunuh kera tsb dgn kadal, toh si mc bisa keluar dr sarang monyet tsb ????
Indah Hidayat
ini novel terjemahan ya.
Indah Hidayat
lho pedangnya utk alas kaki saat terbang tapi kok bisa digunakan menebas burung? apa sj mc tdk jatuh ? juga kayu pengikat petir udah disimpan di cincinnya kok masih cari lagi? si thor sadar nggak ? atau ini ceritra terjemahan???
Indah Hidayat
aneh like yg kuberikan tdk menambah jml like sebelumnya?
Angga Agi ikraswari
jadi bingung in cerita alurnya kemana???? ☹️😒☹️😒🤔🤔🤔🤔👎👎👎👎
j
/Heart//Kiss/
j
🤣
j
/Heart/
Indah Hidayat
adegan2nya keren, pilihan katanya bagus
Indah Hidayat
keren
Indah Hidayat
keren anti klimaks adegannya, jadi ikut terbawa perasaan
Kacca Lima
Menarik dan membuat pembaca penasaran hingga terus.membaca hingga akhir. Menunggu karya baru penulis, yang berbeda dengan karya sejenis yg lain.
Putrakelana
di zaman nya sudah ada pengukur waktu (bisa menghitung sampai detik)., ranah kultivasi mumpuni emang
tirta arya
kebanyakan level thor..kaya pns kanoha🤣🤣🤣🤣
Inara Cantik
proses mendaki anak tangga ini hendaknya berlaku selama 6 bulan, bagi yg gagal boleh mencoba lagi, hasilnya pasti akan terlihat. pondasi dasar dao bagi yg berhasil sampai selesai akan kuat dan kokoh baik fisikaupun mental
Inara Cantik
/Grin//Grin//Facepalm//Facepalm/
Inara Cantik
aku mewek... /Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!