Berawal Dari Perselingkuhan Berakhir Di Pelaminan

Leta tengah berdiri di depan sebuah gedung tinggi dan besar, gedung ini adalah kantor tempat Nagara bekerja.

REJASKI GROUP

Begitu lah tulisan yang tertera di atas gedung tinggi itu.

"Gilaaa,"  gumam leta takjup, "ini sih bukan perusahaan ecek ecek lagi."

Lalu leta berjalan pelan masuk ke dalam nya, dia langsung menghampiri resepsionis di sana.

"Sore mbak," sapa leta .

"Iya sore,"  jawab nya, "ada yang perlu saya bantu" ? tanya nya.

"Pak Nagara nya ada" ? tanya balik leta, " saya mau bertemu."

"Oh, mbak nya sudah punya janji" ? tanya balik pegawai itu,

Leta menggeleng,

"Maaf mbak, tapi untuk bertemu pak gara harus sudah punya janji dulu,"  jawab nya.

"Ya sudah", jawab leta, "saya mau titip ini aja boleh "? tanya leta.

"Boleh," jawab pegawai itu, "atas nama siapa" ? tanya nya.

"Aleta,"  jawab leta menyebut kan nama nya.

"Baikk, nanti saya berikan kepada pak gara," jawab pegawai itu.

Leta mengangguk sebagai jawaban,

"Gak jadi deh ketemu nya,"  gumam leta sambil berbalik badan,

Leta pun melangkah keluar dari gedung megah itu,

Saat kaki leta baru menginjak ruang depan, gara baru keluar dari dalam lift, membuat resepsionis itu langsung menghampiri CEO itu.

"Permisi pak,"  ucap nya,  "ini ada titipan untuk pak gara,"  ungkap nya.

"Dari siapa "? tanya gara sambil mengambil paper bag itu.

"Nama nya tadi Aleta,"  jawab nya membuat gara langsung mendongkak.

"Aleta" ? tanya ulang Nagara.

"Iya pak,"  jawab pegawai itu,

"Terus sekarang orang nya kemana "? tanya gara sambil melihat sekeliling.

"Orang nya baru saja keluar,"  jawab pegawai itu bingung,

"Kenapa gak di suruh ke ruangan saya" ? tanya gara melotot, membuat pegawai itu menunduk takut.

"Maaf pak,"  jawab nya.

Pria itu menghela nafas kasar, lalu dia langsung berlari keluar untuk mencari leta.

Gara melihat sekeliling mencari leta, gadis yang baru baru ini selalu mengganggu tidur nya.

"Kemana sih "? gumam gara .

Lalu gara berlari ke depan lagi.

Leta gadis itu tengah berdiri di depan sana, seperti nya tengah menunggu taxi.

Lalu gara berlari kecil menghampiri nya, dan langsung menepuk pundak leta , membuat leta menoleh terkejut.

"Astagaaaa," kaget leta memegang dada nya, membuat gara tertawa.

"Ngagetin banget sih ", dumel leta memukul bahu gara.

"Kagetan banget, dasar cewek ," ucap gara masih terkekeh.

"Bodoooo," ketus leta.

"Kenapa tadi gak langsung masuk aja" ? tanya gara sambil menarik lengan leta untuk mengikuti nya.

"Kan kata nya harus sudah punya janji dulu," jawab leta sambil berjalan mengikuti gara.

Nagara menoleh, "aku gak tau kalau kamu mau kesini," ucap nya.

"Sebenar nya gak di rencanain juga sih,"  jawab leta, "cuman karna tadi ada janji di daerah sini, jadi nya sekalian kesini."

"Buat "?  tanya gara, "ketemu sama aku "?

Leta tertawa, "pede banget mas nya," ucap leta membuat gara tertawa.

"Aku mau nganterin jaket kamu yang waktu itu,"  jawab leta.

"Ohhh kirain,"  jawab gara menggoda, membuat leta tertawa.

Mereka pun berjalan berdampingan, dengan gara yang menggenggam lengan leta, mereka masuk ke dalam kantor itu,

"Nggak papa aku masuk "? tanya leta merasa tak enak, apa lagi sepanjang mereka berjalan semua orang disana melihat ke arah nya.

"Nggak papa ,"  jawab gara menoleh sambil tersenyum, " aku CEO disini."  sombong nya.

"Sombong banget pak gara ini,"  ucap leta terkekeh.

Ceklek

Suara pintu ruangan gara yang Leo buka.

"Masuk,"  ajak gara pada leta  sambil berjalan masuk,

Leta pun masuk ke dalam ruangan gara, aroma khas wangi laki laki begitu mendominasi.

Leta melihat lihat isi ruangan tersebut, lalu dia tersenyum melihat photo gara ,  "emang ganteng" batin leta.

"Mau minum "? tawar gara, sambil memberikan satu kaleng soda.

Leta mengangguk lalu mengambil nya.

Nagara memperhatikan leta yang tengah berdiri sambil minum,  "cantik'  batin Leo memuji, lalu dia melihat meja kerja nya dan langsung membelalak.

Gara buru buru mengambil fhoto dia bersama Luna sang kekasih, lalu dia membuang nya ke tong sampah.

"Kenapa "?  tanya leta mendekat membuat gara langsung menoleh.

"Nggak,"  jawab gara sambil duduk di sopa.

"Kamu nggak lagi sibuk "? tanya leta,  "takut nya aku ganggu waktu kamu."

Gara tertawa, "kalau untuk kamu, waktu aku akan selalu free,"  jawab nya menggombal,

entah kemana pergi nya sifat angkuh laki laki ini, dia justru menjadi laki laki hangat jika bersama leta.

"Dasar buaya,"  jawab leta,  "lancar banget gombal nya."

"Siapa yang gombal sihh "?  ucap gara sambil mendekat membuat Leta spontan mundur.

"Kenapa "? tanya gara tersenyum miring, membuat leta berdehem gugup.

"Kenapa apa "? tanya balik leta mencoba menatap balik gara.

Nagara terus melangkah mendekati leta, mengikis jarak antara kedua nya.

DUK

Tubuh leta sudah mentok di tembok, dia tidak bisa lagi untuk meundur,

Gara tersenyum, dan mengurung tubuh leta dengan kedua tangan nya.

"Mau ngapain sih "?  tanya leta mendongkak,   "awass," ucap leta mendorong gara.

Nagara bukan nya mundur, dia justru mendekat kan wajah nya, hingga ujung hidung mereka bersentuhan, membuat leta harus menahan nafas.

"Gemesin banget,"  ucap gara terkekeh sambil menggigit ujung hidung leta.

Leta membelalak terkejut, lalu dia mendorong gara, membuat gara mundur beberapa langkah.

"Apaa sihh," ucap leta memalingkan muka,

Lalu dia melangkah, berjalan menjauh dari gara.

"Gue pulang aja lah," ucap leta sambil mengambil tas nya,

"Mau kemana "?  tanya gara menahan lengan leta,  "elo marah sama gue ?"

Gara memeluk pinggang leta, membuat leta menelan ludah gugup.

"Gue gak tau,"  ucap gara menatap lekat manik mata leta.

"Sihir apa yang elo pake, sampe bisa bikin gue tertarik dari awal bertemu,"  ungkap Nagara.

"Elo selalu mengganggu tidur gue, elo selalu mengganggu mimpi gue, elo selalu ada di pikiran gue," tambah nya.

"Padahal, kita aja baru beberapa kali ketemu. tapi elo langsung masuk di hidup gue."

Nagara menangkup pipi leta,

"Elo siapa sebenar nya "? tanya gara parau,  lalu gara tiba tiba memiringkan kepala nya.

Saat gara akan mencium bibir leta, leta langsung menghalangi nya dengan punggung tangan nya.

Hingga kedua bibir itu hanya terhalang oleh tangan leta.

Namun pria itu tetap mencium nya,

Nagara paham, karna mereka bukan sepasang kekasih.

Tapi dia akan mencoba untuk mendekati nya terus, sampai leta menjadi milik nya.

Karna ini lah jati diri Nagara Rajeski sebenar nya, apa pun yang di ingin kan nya, harus bisa di miliki. tidak bisa di lawan juga tidak bisa di tolak.

Dan Aleta Serarindita sudah masuk ke dalam perangkap nya. jika sudah masuk, dia tidak akan bisa untuk keluar.

Tidak ada pintu ruang untuk Aleta keluar dari hidup gara.

Dan itu mutlak.

Seperti nya, Aleta sudah membangun kan sisi lain dari diri gara.

Nagara masih mencium punggung tangan Aleta yang menghalangi bibir nya, dia tersenyum melihat Aleta menatap nya.

"Lain kali jangan nolak gue, karna gue nggak suka penolakan." Bisik gara membuat Aleta bergidik ngeri.

Gara melepaskan ciuman nya membuat Aleta bernafas lega, lalu setelah nya dia langsung berjalan cepat keluar dari ruangan gara.

Gara terkekeh melihat Aleta seperti itu, "elo bakalan jadi milik gue" desis nya sambil tersenyum miring.

Aleta keluar dari ruangan Leo, dia berjalan di lobi untuk keluar dari kantor megah ini.

"Nyeremin banget sih" gumam Aleta sambil berjalan keluar dari kantor gara.

"Tapi kok gue deg degan ya" gumam nya lagi sambil memegang dada nya.

Sedang kan Nagara, dia berdiri di dekat kaca besar yang langsung melihat ke bawah sana. Tepat nya pada wanita cantik yang baru saja keluar dari kantor nya.

"Aletaaa" desis nya, sambil memegang kaleng soda.

"Kita lihat, seberapa kuat elo nahan serangan cinta gue" gumam nya tertawa kecil.