Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Kini mereka sudah tiba di rumah, Jovan dengan sigap membuka pintu mobil untuk Seruni.
"Mampir dulu Mas," ucap Seruni menawarkan.
"Tidak, aku langsung pulang saja. Kapan-kapan baru mampir," ujar Jovan.
Seruni tersenyum lalu mengangguk. Jovan membalas dengan tersenyum pula. Kemudian Jovan pun kembali masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari situ.
Seruni masuk ke dalam yang ternyata kedua orangtuanya sudah melihat semuanya. Mereka pun menanyakan kenapa Jovan tidak masuk? Seruni menjawab jika Jovan ada urusan.
"Bu, Pak aku ingin bicara," kata seruni setelah duduk di sofa.
Mereka semua berkumpul, termasuk Warna dan Inem juga. Selama ada Kosim dan keluarganya, Warna dan Inem kadang lupa jika mereka adalah pelayan.
Karena Kosim dan Sari memperlakukan mereka seperti keluarga. Bahkan pekerjaan mereka pun terkadang di bantu oleh Sari.
"Omongin saja apa yang ingin di omongin?" ujar Kosim.
"Mas Jovan ngajak nikah, bagaimana menurut bapak dan ibu?" tanya Seruni.
"Kami setuju saja, bapak lihat Jovan juga anak yang baik. Tapi ...." Kosim tidak meneruskan ucapannya.
"Tapi apa Pak?" tanya Seruni. Dia khawatir jika kedua orang tuanya tidak merestui hubungan mereka.
Kosim menoleh ke Sari, Sari pun mengangguk. Mereka tadi sudah sepakat untuk memberitahu masalah ini kepada Seruni.
Karena mereka berpikir, jika di simpan lama-lama rahasia ini pun pasti akan ketahuan juga. Jadi sudah saatnya mereka memberitahu yang sesungguhnya.
"Sebenarnya kamu bukan anak kandung bapak dan ibu," ucap Kosim dengan nada pelan.
Kemudian ia tertunduk menunggu reaksi dari Seruni. Seruni yang terkejut pun tidak bisa berkata apa-apa. Namun air matanya jatuh mendengar pengakuan dari Kosim yang tidak pernah terbayangkan oleh Seruni.
"Sebenarnya kamu adalah anak kandung Sekar dan Ridwan," kara Sari menimpali.
Kemudian Sari merangkul tubuh Seruni, Seruni tidak bereaksi apa-apa saat ini. Mungkin karena masih syok dengan kenyataan yang ia terima.
Di depan mereka semua akhirnya Kosim pun menceritakan delapan belas tahun lalu. Kosim menceritakan dari awal mereka di minta untuk membawa Seruni sejauh mungkin.
Seruni semakin menangis mendengar bahwa dirinya tidak di inginkan oleh orang tua kandungnya. Sari tetap dengan sabar menenangkan Seruni.
Bahkan Dian, Warna, dan Inem juga ikut menangis. Mereka tidak mengerti dengan pemikiran orang tua kandungnya Seruni.
"Jadi aku anak yang tidak di inginkan?" tanya Seruni.
"Kami semua menginginkan mu. Dan banyak orang lain menginginkan mu, kamu tidak sendiri," ujar Dian yang juga ikut memeluk Seruni.
"Kami sayang kamu, ibu dan bapak merawat mu dengan baik agar kamu menjadi anak baik. Biarkan orang tua kandungmu menyesali perbuatan mereka," kata Sari.
"Lalu Anita?" tanya Seruni.
"Anita bukan siapa-siapa, dia cuma anak adopsi," jawab Kosim.
Seruni sudah mulai tenang saat ini, Sari dengan perlahan menghapus sisa air mata Seruni.
"Kamu terimalah lamaran Jovan, dia anak baik. Namun saat kamu menikah, bapak tidak bisa menjadi wali nikah untukmu, kamu harus menemui orang tua kandungmu, terutama Ridwan," imbuh Kosim.
Seruni mengangguk, dia akan mengajak Jovan untuk menemui orang tuanya nanti dan meminta untuk menjadi wali nikah. Jika tidak, maka pernikahan mereka di anggap tidak sah.
Seruni akan memberikan jawaban kepada Jovan dan meminta Jovan untuk melamarnya secara resmi di depan Kosim dan Sari.
"Kamu tidak membenci kami, kan Nak?" tanya Sari yang masih mengkhawatirkan Seruni kalau-kalau Seruni akan membencinya dan kembali ke keluarga kandungnya.
Namun kekhawatiran Sari dan Kosim akhirnya tidak terlaksana, karena Seruni lebih memilih orang tua angkatnya yang selama ini sudah merawatnya dengan baik.
Seruni juga tidak ingin kembali ke keluarga kandungnya yang tidak menginginkan nya secara sengaja.
"Baiklah, bapak akan mengabarkan berita ini kepada Jovan," kata Kosim.
Kosim mengirim pesan agar Jovan segera datang ke rumahnya. Jovan yang baru saja tiba di rumah pun langsung masuk kembali ke mobil dan bergegas pergi.
"Jovan akan kemari sebentar lagi, karena bapak sudah mengirim pesan padanya. Jika tidak datang segera, maka tidak akan bisa bertemu anak ku," kata Kosim menirukan pesan ancaman yang di kirim kepada Jovan.
"Bapak ini ada-ada saja," ujar Sari.
Kosim dan Sari belum mengetahui jika Sekar berada di rumah sakit karena stroke. Karena mereka tidak pernah lagi berhubungan dengan keduanya.
Setengah jam kemudian, Jovan pun datang dengan terburu-buru. Ia langsung berlari kecil setelah keluar dari mobil.
Jovan berpikir jika sesuatu telah terjadi kepada Seruni. Kemudian terdengar salam dari luar, tanpa di minta, Jovan langsung masuk.
Dan mereka yang menjawab salam pun saat Jovan sudah berada di dekat mereka. Jovan merasa lega karena melihat Seruni ternyata baik-baik saja.
"Duduk dulu, ada yang ingin bapak omongin ke kamu," pinta Kosim.
Jovan duduk dan menoleh ke Seruni yang terlihat sembab sehabis menangis. Jovan mulai resah dan berpikir kalau hubungan mereka tidak di restui.
Padahal sewaktu di rumah sakit, Kosim dan Sari sangat mendukung. Namun saat melihat Seruni seperti habis menangis, jadi Jovan berpikir yang tidak-tidak.
"Aku mencintai Seruni Pak, jadi restui lah kami," kata Jovan.
Kosim tersenyum. "Justru itu yang ingin bapak omongin. Minggu depan kamu datang bersama kedua orang tuamu untuk melamar Seruni secara resmi."
"Baik Pak, baik. Aku akan mempersiapkan semuanya," ungkap Jovan senang.
Tidak perlu menunggu tiga hari untuk mendapatkan jawaban dari Seruni. Sekarang dia di minta untuk datang dan malah di suruh melamar Seruni.
"Terima kasih sudah menerima ku," ucap Jovan kepada Seruni. Yang lain semuanya ikut bahagia melihatnya.
"Aku akan kabarkan berita bahagia ini kepada mama dan papa," imbuh Jovan.
"Eh sampai lupa, aku buat minuman dulu," kata Inem.
Inem pun segera membuatkan minuman untuk mereka. Sementara Jovan sedikit menjauh karena ingin menelepon orang tuanya.
"Assalamualaikum Pa," ucap Jovan setelah panggilan telepon tersambung.
"Waalaikumsalam, ada apa?" tanya Farhan.
"Berikan teleponnya ke mama, aku ingin bicara dengan mama."
"Katakan saja, mama bisa dengar kok."
Jovan pun mengatakan apa yang di bilang Kosim kepadanya? Saskia dan Farhan ikut senang. Saskia sampai lupa jika dirinya sedang sakit dan ingin segera mempersiapkan semuanya.
Namun Jovan mengatakan agar tidak terlalu terburu-buru. Karena Jovan sendiri lah yang akan mengurusnya.
Namun Saskia tetap bersikeras agar dia yang mengurus semuanya. Saskia meminta Jovan untuk fokus bekerja saja.
Akhirnya panggilan telepon pun terputus setelah mengucapkan salam. Jovan kembali ke tempat semula dan ternyata sudah tersedia minuman dan camilan untuk di makan.
"Mama dan papa sangat senang," kata Jovan.
"Baguslah, tidak perlu repot-repot untuk mengurus semuanya, cukup sederhana saja yang penting niat tulusnya," ujar Kosim.
Jovan mengangguk saja. Dan kini Jovan percaya jika jodoh tidak akan ke mana. Mereka sudah di jodohkan sebelum Seruni lahir.
Kemudian di pisahkan lalu di ganti dengan orang lain. Namun takdir tetap mempersatukan mereka berdua. Dari situ sudah terbukti jika mereka sudah di takdir kan untuk bersama.
02
11.10
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁