NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mafia

Mengandung Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:985.9k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.

Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Jason tidak tinggal diam setelah mengetahui putri semata wayangnya menghilang. Hari dimana Teresa mengatakan bahwa Audrey kabur membawa banyak uang, Jason langsung bergerak cepat mengerahkan 3 orang suruhannya untuk mencari keberadaan Audrey.

Sejak perusahaan utama miliknya bangkrut, Jason mulai kehilangan powernya. Dia tidak bisa dengan mudah melakukan sesuatu. Fakta bahwa uang bisa berbicara memang benar adanya. Dulu Jason bisa melakukan segalanya dengan cepat berkat uang. Jika dia masih berada dipuncak kejayaan, mungkin saat ini Audrey sudah bisa dia temukan. Jason hanya perlu mengerahkan puluhan orang untuk mencari Audrey.

Dengan keterbatasan uang, pencarian Audrey hanya di lakukan oleh 3 orang. Jason tidak begitu yakin Audrey akan segera ditemukan jika hanya 3 orang yang mencarinya. Tapi setidaknya ada usaha untuk mencari Audrey, meskipun harapannya kecil.

Tidak hanya melakukan pencarian terhadap Audrey, Jason juga melakukan penyelidikan lebih dalam pada Teresa. Dugaan bahwa Teresa melakukan tindak kejahatan dibelakangnya semakin kuat dengan adanya bukti Teresa dengan sengaja mengumpankan Audrey pada pengusaha besar seperti Lucas.

3 hari terakhir, Jason diam-diam mengikuti Teresa. Setiap hari dan selalu pukul 11 siang, Teresa akan keluar dari rumah dengan tempat tujuan yang sama. Sebuah gedung apartemen mewah di kota New York. Apartemen itu dikenal sebagai hunian para pengusaha menengah ke atas. Entah apa yang dilakukan oleh Teresa di apartemen. Jason tidak memiliki akses untuk bisa mengikuti Teresa sampai ke dalam bangunan pencakar langit itu.

Namun satu hal yang pasti, pakaian yang dipakai Teresa saat datang dan meninggalkan apartemen selalu berbeda. Padahal hanya selang 2 jam, Teresa sudah mengganti pakaiannya. Fakta itu membuat Jason tidak bisa berfikir positif pada apa yang Teresa lakukan di dalam sana.

Di hari ke 4, Jason memutuskan tidak lagi mengikuti Teresa karna sudah tau kemana tujuan wanita itu akan pergi. Daripada membuang-buang waktu, Jason milih membuat janji dengan Elie. Tiba-tiba saja Jason teringat pada satu-satunya sahabat dekat Audrey.

Dan di sebuah restoran kecil, Jason duduk sendirian menunggu Elie. Gadis itu bekerja di salah satu perusahaan besar. Jason bisa menemuinya di jam istirahat.

Dari arah pintu, Elie setengah berlari menghampiri meja yang ditempati oleh Jason.

"Paman,, maaf membuatmu menunggu." Elie membungkuk sopan.

"Tidak. Silahkan duduk Elie."

Elie mengangguk dan menarik kursi di depan Jason. "Bagaimana kabar Paman? Sudah lama kita tidak bertemu. Apa Paman sudah bisa berjalan?" Elie mengedarkan pandangan disekitar tempat duduknya. Harusnya dia menemukan kursi roda milik Jason disekitar sana kan? Tapi Elie tidak melihatnya.

"Paman sudah sembuh, Elie."

"Benarkah?" Mata Elie membulat sempurna dan berbinar. "Audrey pasti bahagia mendengar kabar ini." Ujarnya.

"Kau tau dimana Audrey?" Tanya Jason terkejut.

Mendadak Elie gelagapan. Ini belum saatnya dia memberitahu Jason dimana Audrey. Tentunya sesuai perintah dari Audrey.

"Audrey? Bukankah Audrey ada dirumah Paman?" Elie pura-pura bodoh dengan balik bertanya.

Raut wajah Jason yang semula bersemangat, kini kembali lesu. Padahal Elie adalah satu-satunya harapan Jason untuk mendapatkan petunjuk tentang Audrey.

Jason menghela nafas berat. Tidak ada yang lebih menyakitkan selain kehilangan kabar tentang putrinya. Dan perasaan itu bisa dirasakan oleh Elie. Tapi Elie juga tidak mungkin memberi tahu Jason sekarang.

"Sudah 9 hari Audrey menghilang. Paman pikir kamu tau dimana Audrey." Jason tertunduk lesu.

"Paman, belakangan ini aku sangat sibuk dengan pekerjaan kantor. Aku tidak sempat bertukar kabar dengan Audrey. Sudah 9 hari Audrey menghilang dan aku baru tau sekarang. Aku minta maaf Paman." Sesal Elie sungguh-sungguh. Anggap saja permintaan maaf karna sudah merahasiakan keberadaan Audrey.

"Jika Audrey menghubungi mu atau kamu tidak sengaja bertemu Audrey, tolong bawa Audrey dan segera hubungi Paman." Jason menyodorkan selembar kertas kecil berdiri nomor ponselnya.

"Baik. Aku juga akan berusaha mencari Audrey. Paman jangan khawatir, Audrey bukan orang yang lemah. Aku yakin Audrey baik-baik saja saat ini."

...*****...

Audrey sibuk berkutat di dapur untuk membuat makan malam. Dia memasak sup ayam dengan banyak rempah-rempah untuk dimakan bersama Russel. Sudah 4 hari rumah ini terasa hangat karna kehadiran Russel. Audrey bahkan tidak keberatan meski dia harus mengurus Russel sepanjang hari. Dia tidak lagi kesepian sejak ada Russel. Audrey berfikir bahwa pertemuannya dengan Russel adalah sebuah takdir, bukan hanya sebuah kebetulan yang tidak disengaja.

Aroma sup yang menggugah selera membuat Russel beranjak dari kamarnya. Wanita paruh baya itu menghampiri Audrey yang baru selesai menuangkan sup ayam ke dalam mangkuk besar.

"Lagi-lagi kamu memasak sendiri." Tegur Russel.

Audrey menoleh dengan senyum tipis. Russel sudah beberapa kali mengingatkan Audrey agar berbagi tugas ketika mengerjakan pekerjaan rumah ataupun memasak, tapi Audrey selalu melakukannya sendiri.

"Bibi belum sepenuhnya pulih, sebaiknya tidak melakukan aktivitas dulu sampai kondisi Bibi benar-benar sehat. Bukankah Bibi ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga Bibi? Mereka pasti sangat khawatir mencari Bibi. Semakin cepat Bibi pulih, itu akan semakin baik." Ujar Audrey. Senyum tipis dibibirnya terlihat terpaksa. Faktanya Audrey sedih jika harus berpisah dengan Russel. Kehilangan sosok seorang Ibu membuat Audrey membayangkan sosok Ibu pada diri Russel. Andai saja Ibu kandungnya masih hidup, mungkin kehidupan Audrey tidak akan seperti ini. Tidak akan ada Teresa yang membuat hidupnya berantakan.

Russel menghela nafas berat. "Aku tidak yakin apakah keputusanku untuk pulang adalah keputusan yang tepat? Selama putraku belum melepaskan semuanya, keluarga kami akan terus berhadapan dengan musuh."

Audrey menggenggam tangan Russel. "Bibi bisa tinggal lebih lama dirumah ini jika belum siap kembali ke rumah Bibi."

Russel tersenyum teduh. "Rasanya aku ingin mengangkatmu menjadi menantu, kamu gadis yang baik dan tulus."

Audrey terkekeh kecil. "Bibi bisa saja."

Obrolan mereka berhenti ketika suara ketukan pintu terdengar dari luar. Audrey memastikan lebih dulu siapa yang berada di depan rumahnya. Dia segera membuka pintu karna melihat Elie di luar.

"Elie,, aku pikir kamu lupa sudah mengasingkan ku di desa terpencil ini." Sindir Audrey dengan lirikan malas.

Elie tertawa. "Sialnya aku malah mengkhawatirkan mu setiap hari. Bagaimana kabarmu?"

"Sebaiknya kita masuk dulu." Ajak Audrey.

Keduanya segera masuk setelah menutup pintu. Elie sempat terkejut ketika melihat Russel. Keberadaan orang asing di dekat Audrey membuat Elie khawatir. Tapi ketika Elie mendengar cerita dari Audrey saat menolong Russel yang terjebak dihutan, Elie jadi ikut kasihan pada Russel.

"Aku rasa Bibi Russel bukan orang sembarangan. Garis wajahnya terlihat seperti keturunan raja, atau bisa dibilang konglomerat." Ujar Elie setengah berbisik.

Audrey tidak bisa menahan tawa mendengar perkataan Elie yang terdengar konyol.

"Bicara mu sudah seperti peramal saja." Canda Audrey.

"Ck!! Kamu tidak percaya padaku?" Elie memutar malas bola matanya.

Audrey mengangkat kedua bahunya. "Apa aku harus bertanya langsung padanya?"

"Kau ini tidak bisa diajak bergosip!" Seru Elie kesal. Audrey hanya terkekeh.

"Ngomong-ngomong, apa kamu sudah memindahkan uang itu?"

"Ya, aku sudah mengurus semuanya." Sahut Elie sembari mengeluarkan amplop coklat dari dalam tasnya.

1
nyaks 💜
knpa Jen??? 🤔🤔🤔
febyana TV
nahkan gw jdi overthinking....si Jane knp dah .. keknya ada yg disembunyiin dah
*Septi*
apa tuh?
yumi chan
ya udh aja jane theo cr yg lain karna mungkin dia gk ingin punya ank sm kmu..
Dwi Puji Lestari
jgn2 istri theo punya niat terselebung...duh g sabar david gede dan manggil audry mommy
Daneen
Ga jelas bgt si jen
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
apa Jane belum mau punya anak ya
Kotin Rahman
hayo lhooo ada apakah dngan Jane, klo ada yg membahas anak dia sedih dan tak terima di anggap tk bisa hamil tpi knpa ada obat penunda kehamilan......jane kmu jngn cari gara" dngan kluarga Theo ya bisa runyam urusanmuu 🤔🤔🤔🤔🤔
Ayna Adam
Penasaran nih maksud Jane menunda kehamilannya
Tapi dia tersinggung klo ada yg membahas tentang kehamilannya
Sebenarnya Jane itu cinta gak ya sama Theo?
Sampai Theo sering ngajak Jane bulan madu biar Jane tidak stres😌
Lanjut lagi kak updatenya
Lissa Erlina
lanjuttttt 💪💪
Jovin Huang
ada yg Jane sembunyi kan pasti hingga mim oil kb
🍏A↪(Jabar)📍
up up up crazy
strawberry 🍓
theo ada cerita ny sendiri ga
Dian Rahmawati
hadeh jane, jane...kok minum pil kb
Mineaa
aduhhhh.... Jane... Jane....
banyak orang yang mengharapkan keturunan...
ehh.....kamu malah nutup jalan nya...
🤦
Desmeri epy Epy
lanjut thor
n4th4n14e4
loh
.
jangan2 Jane menunda kehamilan mau deketin lucas.. curiga aku🤭🤭
Sri Gunarti
bagimana bisa hamil jene jika di cegah 🤦‍♀️
As Lamiah
membuat banyak tanda tanya si Jen ini sebenernya dia itu ngincer Luke tapi dapet nya Theo ya tour jadi g mau hamil anak Theo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!