NovelToon NovelToon
Dokter Tampan Itu Suamiku

Dokter Tampan Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dokter
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: elaretaa

Jangan lupa follow Author yaaaaa!!!!!!!

Hidup Kayla yang awalnya begitu tenang berubah ketika Ayahnya menjodohkannya dengan seorang pria yang begitu dingin, cuek dan disiplin. Baru satu hari menikah, sang suami sudah pergi karena ada pekerjaan mendesak.

Setelah dua bulan, Kayla pun harus melaksanakan koas di kota kelahirannya, ketika Kayla tengah bertugas tiba-tiba ia bertemu dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya tengah mengobati pasien di rumah sakit tempat Kayla bertugas.

Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana reaksi Kayla ketika melihat suaminya adalah Dokter di rumah sakit tempatnya bertugas? Apa penjelasan yang diberikan sang suami pada Kayla?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebetulan Sekali

Kayla, Jihan dan Celine pun sampai di kantin rumah sakit dan memesan makanan untuk mengganjal perut mereka, "Kasihan ya Nadia sama yang lainnya," ucap Celine.

"Ya mau gimana lagi, tapi jujur ta aku tiba-tiba pengen di bimbing sama Dokter kulkas itu deh," ucap Jihan.

"Kenapa?" tanya Celine.

"Aku dengar siapapun Dokter muda yang di bimbing sama Dokter kulkas, pasti jadi sukses. Contohnya Dokter Shandy, tau kan Dokter Shandy yang sempat viral karena jadi sukarelawan di pedesaan," ucap Jihan.

"Oh, jadi Dokter Shandy itu dulu koas disini dan di bimbing sama Dokter kulkas," ucap Celine dan diangguki Jihan.

"Tunggu deh. kalian dari tadi manggilnya Dokter kulkas, emangnya nama aslinya siapa?" ganya Kayla.

"Gue lupa namanya, Dokter Atha deh kayaknya," ucap Jihan.

"Oh Dokter Atha," ucap Kayla.

Beberapa saat kemudian, mereka bertiga pun selesai dengan makan siangnya, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Namun, suasana lobi begitu ramai dengan lalu lalang petugas dan di tengah hiruk-pikuk itu tiba-tiba beberapa perawat berlari kencang kearah pintu keluar.

Kayla, Jihan dan Celine pun melihat kearah pintu masuk dan betapa terjun Kayla ketika melihat Arthur yang berbeda dari yang ia kenal.

Arthur berada di atas ranjang pasien yang sedang didorong cepat oleh petugas dan perawat, kedua tangannya melakukan penekanan kuat pada luka di kepala pasien yang bersimbah darah, kemeja putihnya yang tadi pagi rapi, kini terkena bercak merah. Wajahnya mengeras, rahangnya terkatup rapat dan matanya memancarkan fokus yang mematikan.

"Cepat! Siapkan OK satu! Pasien penurunan kesadaran, risiko herniasi!" teriak Arthur dengan suara baritonnya yang menggelegar dan memerintah perawat dan residen di sekelilingnya.

Jihan, Celine dan Kayla hanya bisa terpaku di pinggir lobi, "Namanya bukan Dokter Atha, tapi Dokter Arthur! Gila auranya serem banget kalau lagi mode darurat gitu," ucap Jihan.

"Pantas saja dijuluki Dokter Kulkas, lihat tatapannya, dingin banget tapi sekaligus mematikan, aku aja sampai merinding cuma lihat dari jauh," ucap Celine.

Kayla tidak menyahuti obrolan Jihan dan Celine, jantungnya berdegup kencang bukan hanya karena takut, tapi karena rasa kagum yang tiba-tiba muncul. Pria yang semalam mengecup wajahnya secara diam-diam (meskipun Kayla tidak tahu) sekarang terlihat seperti pahlawan yang sedang bertarung melawan maut. Namun di sisi lain, ia juga merasa ngeri membayangkan harus berhadapan dengan Arthur dalam mode seperti itu.

Baru saja ranjang itu melesat masuk ke lift khusus bedah, tiba-tiba Dokter Bian muncul dari arah belakang mereka dengan wajah serius. "Dokter Muda, kenapa masih di sini?" tanya Dokter Bian.

"Maaf Dokter, kami baru kembali dari kantin," jawab Kayla.

"Kebetulan sekali, Dokter Arthur baru saja membawa pasien kecelakaan karambol dengan trauma kepala berat. Beliau butuh bantuan tambahan untuk observasi pasca operasi nanti. Kalian berlima, ikut saya ke ruang operasi, kalian akan melihat bagaimana prosedur craniotomy darurat dilakukan oleh Dokter Bedah Saraf terbaik kita," ucap Dokter Bian.

"Kami juga ikut masuk ke ruang operasi Dokter Arthur, Dok?" tanya Kayla.

"Iya dong, ini kesempatan langka bagi kalian, aya," ajak Dokter Bian.

Setelah berganti pakaian steril dan melakukan prosedur cuci tangan, Kayla dan teman-temannya berdiri di sudut ruang operasi yang sangat dingin. Di tengah ruangan, di bawah lampu operasi yang terang, Arthur sudah berdiri dengan baju bedah hijau lengkap dengan masker dan pelindung wajah.

Suasana sangat hening, hanya terdengar suara detak jantung pasien dari mesin monitor.

"Pisau," minta Arthur dan Perawat instrumen dengan sigap memberikan alat yang diminta.

Tangan Arthur bergerak dengan sangat tenang namun pasti, tidak ada keraguan sedikit pun. Setiap gerakan jarinya terlihat sangat presisi, Kayla memperhatikan dari jauh, ia hampir tidak percaya bahwa tangan yang sangat ahli membedah tengkorak manusia itu adalah tangan yang sama yang mengusap kepalanya kemarin.

Tiba-tiba, Arthur berhenti sejenak. Matanya melirik ke arah barisan koas yang menonton di sudut ruangan, tatapannya jatuh tepat pada Kayla yang tersembunyi di balik masker bedahnya.

"Dokter Muda yang di pojok, yang memegang buku catatan," suara Arthur terdengar dingin di balik maskernya.

"I-iya, Dokter?" jawab Kayla gugup karena saat ini ia menjadi pusat perhatian orang-orang di ruangan itu.

"Sebutkan komplikasi paling fatal yang bisa terjadi dalam sepuluh menit ke depan pada pasien dengan kondisi seperti ini," tanya Arthur sambil tangannya kembali bekerja tanpa menoleh sedikitpun pada Kayla.

Seluruh ruangan mendadak tegang, Dokter Bian hanya diam, ingin melihat kemampuan anak didiknya.

"I-itu t-terjadi perdarahan ulang a-atau peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan herniasi batang otak Dok," jawab Kayla berusaha tenang meski kakinya lemas.

"Lalu apa yang harus kau lakukan jika monitor menunjukkan tanda-tanda itu?" kejar Arthur lagi, suaranya naik satu oktaf seolah memberi tekanan pada pertanyaannya.

"Sa-saya akan memberikan ma-ma-manitol dosis tinggi dan pastikan ventilasi pasien adekuat untuk menurunkan kadar CO2," jawab Kayla.

Ruangan tersebut pun hening sejenak, Arthur tidak memuji dan hanya mendengus kecil. "Setidaknya otakmu tidak tertinggal di kantin, perhatikan baik-baik, jangan hanya berdiri seperti patung. Jika kalian tidak mengerti apa yang saya lakukan, silakan keluar, saya tidak butuh penonton yang tidak berguna," ucap Arthur.

Celine dan Jihan saling berpandangan dengan wajah pucat pasi, Kayla hanya bisa menelan ludah. 'Gila! Benar-benar Dokter Kulkas, di rumah sakit dia benar-benar menganggapku orang asing bahkan lebih galak dari siapapun,' batin Kayla.

Setelah operasi yang melelahkan itu berakhir, Arthur melangkah keluar dari ruang operasi dengan langkah tegap dan mengabaikan tatapan kagum sekaligus takut dari para Dokter muda, ia melepaskan jas bedahnya yang bersimbah darah dan menyerahkannya kepada perawat tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kayla.

​Kayla yang masih terpaku di tempatnya merasa seolah ada tembok es raksasa yang baru saja dibangun Arthur di antara mereka, 'Benar-benar profesional atau memang dia aslinya sedingin ini?' batin Kayla sambil merapikan catatannya yang sedikit basah karena keringat dingin di tangannya.

​"Kay, gila ya jantungku mau copot pas dia nanya kamu tadi," bisik Jihan sambil melepas maskernya dengan wajah pucat.

​"Aku juga, rasanya mending disuruh lari keliling lapangan daripada ditanya Dokter Arthur dalam mode kayak gitu," timpal Celine.

​Dokter Bian menghampiri mereka sambil tersenyum tipis, "Jangan diambil hati, Dokter Arthur memang perfeksionis jika sudah menyangkut nyawa pasien. Sekarang kalian kembali ke bangsal dan buat laporan observasi, saya masih ada urusan," ucap Dokter Bian dan diangguki ketiganya.

​Saat Kayla sedang berjalan di koridor menuju bangsal saraf, langkahnya terhenti ketika melihat Arthur sedang berdiri di depan nurse station, berdiskusi serius dengan seorang residen senior, Kayla sempat ragu, haruskah ia menyapa atau setidaknya mengangguk sebagai tanda hormat.

.

.

.

Bersambung.....

1
Naufal Affiq
lanjut kak
Ariany Sudjana
bagus Kayla, jangan takut dengan dokter Gilbert, kamu tunjukkan kamu bukan bisa jadi koas karena koneksi atau apapun, kamu jadi koas karena kerja keras, dan kami tunjukkan kamu memang dokter yang kompeten
Rut Lamrorejeki
jalan ceritanya bagus, karna cowoknya tegas
Ariany Sudjana
bagus Kayla, jangan biarkan gosip soal siapa istri dokter Arthur mempengaruhi kinerja kamu yang sudah bagus. tetap fokus Kayla, dan tetap tunjukkan kamu itu dokter yang kompeten dan hebat karena kerja keras, bukan karena koneksi, apalagi karena nama besar dokter Arthur
Naufal Affiq
romantis banget punya suami seperti arthur,
Ariany Sudjana
benar Kayla, tetap semangat yah untuk jadi dokter yang kompeten dan kamu pantas menjadi istri Arthur 😄💪
Nisa Naluri
akhirnya nyaaa
Naufal Affiq
gimana rasa nya karin,enak kan dimarahin dr arthur satu harian,apa gak sial hidup mu itu
Ariany Sudjana
puji Tuhan, tetap semangat Kayla, kamu sudah membuktikan kamu dokter yang kompeten dan sangat bertanggung jawab. semangat yah Kayla 💪💪
shenina
eh malu nya di usir...nah gitu dong harus tegas
Ariany Sudjana
hahaha Karin kena skak mat Arthur 🤣🤣🤭🤭 maksud hati ingin menarik perhatian Arthur, malah gagal fokus di ruang operasi 🤭🤭🤣🤣 ingat Karin, dokter itu tanggung jawabnya dengan nyawa pasien, salah sedikit saja bisa menghadap Tuhan selama-lamanya pasien kamu
mama
kmrin aj pd ngedukung dokter kariiinn,eee skrg mlh sebalik ny..hadeeeh dasar mulut pd embeer
Naufal Affiq
ehm,rasain,sudah puas dapat kejutan di pagi hari
Ariany Sudjana
hahaha mampus kamu Karin, kena skak mat dari dokter Arthur. kamu dokter lulusan luar negeri, tapi kelakuan kamu kok murahan sekali yah? mampus kamu Nadia, tugas kamu itu belajar jadi dokter yang kompeten, bukan menyebarkan gosip yang tidak benar 😂🤭
Herman Lim
bgs Arthur jgn kasih celah buat bibit pelakor
Nurminah
ah jalang kena mental seneng nih liat yg beginian
Miramira Kalapung
up banyak2 dong thor,lagi nanggung banget bacanya🤭
Naufal Affiq
berantas terus arthur hama yang ada di rumah sakit tempatmu bekerja,kalau di biar kan akan melebar kemana-mana gosip itu berkembang biak
Nofita Sari
umumin aja ke publik tp nama kayla jngan d sebut tunjukin cincin nikahnya aja
Ariany Sudjana
bagus Arthur, kamu harus tegas, jangan biarkan Karin, Nadia, atau siapapun juga menyebarkan gosip yang tidak benar, sehingga menyakiti istri kamu sendiri. Kayla, tetap sabar yah, meskipun satu kali nanti status pernikahan kamu di publish, tapi kamu sudah tunjukkan kamu dokter yang kompeten, bukan karena nama besar Arthur 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!