Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 POV Papa Sivanya
Lucky Atmaja ialah namaku, aku adalah pembisnis dan sultan ternama karena kekayaanku yang sangat banyak. Perusahaanku. Perusahaanku ada dimana-mana, siapa yang tidak mengenalku ? Bahlan media selalu mencari celah agar dapat menulis berita tentang diriku.
Aku menikah dengan Ainun Mutia, wanita sederhana yang memikat hatiku dalam sekali pandang dia adalah cinta pertama dan terakhirku. Aku memiliki 4 orang anak yang terdiri dari 3 putra yang sangat tampan dan seorang putri cantik jelita kesayanganku.
Dia adalah Sivanya Putri Atmaja, dia adalah bidadari kecilku, harta yang terindah bagiku. Untuk mendapatkan Sivanya aku harus menunggu 10 tahun setelah melahirkan ke tiga jagoanku. Zulfikar Putra Atmaja, Tomi Putra Atmaja, dan Arbhi Putra Atmaja adalah putra kebanggaaanku mereka mewarisi kerja kerasku dan mewarisi sifat rendah hati seperti ibu mereka Ainun Mutia istriku yang cantik.
Namun berbeda dengan ketiga anak laki-lakiku putri bungsuku sangat suka merakyat dan memilih menutupi siapa dirinya sebenarnya. Bahkan wartawan dan media tidak bisa mengexpos putri pewaris perusahaan Lucky Atmaja. Dia menggunakan nama Sivanya Putri dalam kesehariannya, setelah lulus SMA dia memilih ke perguruan tinggi di luar negeri. Awalnya berat untukku melepaskannya dengan alasan menyelesaikan pendidikannya di Singapura, tapi anak itu mewarisi sifat keras kepalaku semakin di tentang dia akan semakin keras untuk apa yang dia inginkannya.
Di Singapura semua uang dan fasilitas yang aku berikan selalu di kembalikan, dia benar-benar menunjukkan sifat mandirinya. Bahkan selam kuliah mulai dari S1 hingga selesai S2 membiayai pendidikannya sendiri dengan beasiswa tanpa bantuanku maupun dari mama dan kakak-kakaknya. Dia bekerja part time, sungguh luar biasa bidadari kecilku ini.
Selesai dengan pendidikannya di Singapura, Sivanya kembali ke Indonesia namun Sivanya berulah lagi. Aku hendak memberikan salah satu perusahaan propertiku namun di tolak mentah-mentah olehnya dengan alasan ingin memulai semua dari bawah tanpa bantuanku.
“Tidak perlu papa, Siva bis acari kerja sendiri aku mohon biarkan aku bekerja tanpa ada yang tahu siapa aku sebenarnya” Pinta bidadari kecilku saat itu.
“Tapi mengapa sayang ? papa hanya tak ingin kamu di pandang sebelah mata oleh orang lain dan papa tidak ingin kamu kesusahan sayang” Jawabku
“Tidak papa, jika sudah waktunya Sivanya sendiri yang akan meminta papa untuk mengumumkan siapa putri pewaris dari Atmaja grup” Ucapnya dengan memberikan senyuman manisnya
Bagaimana hatiku tidak luluh jika dia selalu bersikap manis seperti itu.
“Sivanya, kamu selalu melakukan hal yang menyulitkan hidupmu” Ucap Arbhi putra ke tigaku
“Katakan padauk dan yang lainnya jika kamu kesulitan, kami tak akan membiarkan siapan pun menyentuhmu dengan luka” Ucap Zulfikar
“Dan kamu juga bisa bicara denganku jika kamu sangat membutuhkanku, aku akan selalu ada untuk dirimu dek” Ucap Tomi tak mau kalah
Semuanya berjalan sesuai rencana.
Sivanya bekerja di salah satu perusahaan Atmaja grup tentu saja dengan bantuan putra-putraku karena bagaimana pun mereka sangat mengkhawatirkan adik kecilnya meski pun terlihat cuek. Namun setelah beberapa bulan aku menerima kabar dari mata-mata yang di tempatkan di sekitar Sivanya bahwa dia berpacaran dengan seorang pegawai biasa di kantornya jabatannya hanya kepala bagian, ini membuatku sangat frustasi.
Namun aku diam membiarkan Sivanya yang bicara denganku sendiri.
Hingga saat itu…
“Papa akum au menikah” Ucap Sivanya
Sontak aku dan Ainun saling pandang.
Zulfikar, Tomi dan Arbhi sampai kebingungan dengan keputusan yang mendadak ini.
“Kamu baru berpacaran dengan Arjuna Mbayang selama beberapa bulan Sivanya, apa yang membuatmu begitu yankin dengan dia ?” Tanya Arbhi
“Hentikan kebodohanmu ini Sivanya, aku tidak setuju kamu menikah dengan dia. Aku tahu betul siapa dirinya” Tegas Zulfikar anak sulungku
“Dia baik kak, tolonglah bantu aku membujuk mama dan papa” Ucap Sivanya memelas
“TIDAK !!!” Jawab kompok ketiga anak laki-lakiku
“Papa tidak akan setuju Siva” Jawabku
“Siva, mama mohon dengarkan ayah dan kakak-kakakmu kali ini sayang ? semua keinginanmu sudah papa turuti jangan buat kesalahan sayang. Tolong mengertilah” Ucap lirih istriku
Namun Sivanya tetap kukuh dengan pendiriannya untuk menikahi Arjuna Mbayang. Akhirnya karena tersulut emosi aku mengusir bidadari kecilku. Ya tuhan aku sangat menyesal setelah dia pergi. Ainun istriku sampai sakit karena memikirkannya.
3 bulan berlalu akhirnya setelah berperang dengan hati dan akal sehatku, aku menerima saran dari kedua jagoanku. Ternyata bukan hanya aku tapi anak-anakku yang lainnya juga sangat mengkhawatirkan Sivanya. Dia permata di keluarga kami, bagaimana mungkin semua lepas tangan dengan dia.
“Aku sudah menaikan jabatan Juna menjadi manager papa sesuai permintaan papa” Ucap Zulfikar
“Baiklah dengan begitu dia akan punya uang cukup untuk menghidupi Sivanya” Lucky
“Mama sudah mengutus pembantu dari rumah bagian luar yang sama sekali tidak pernah Sivanya lihat untuk tinggal dan mengawasi Sivanya dari dekat, aku tau ibu mertua Sivanya dan iparnya tidak menyukainya” Tambah Ainun istriku
“Terima kasi sayang, tapi dari mana kamu tahu kalau mereka tidak memyukai Sivanya ?” Tanya Lucky
“Setelah mendengar desas desus Sivanya berpacaran, aku langsung meminta orang suruhanku untuk mencari tahu tentang keluarga pria itu dan ternyata mereka tidak menyukai Sivanya karena mereka berpikir dia anak yatim-piatu dan juga miskin” Jawab Ainun
“Sial, jika mereka berani menyentuh ujung rambut adikku. Akan ku pastikan mereka menderita” Ujar Tomi
“Lalu sekarang bagaimana papa mama ?” Tanya Arbhi
“Kita lihat perkembangan dulu, karena papa juga sudah meminta orang-prang suruhan papa untuk memantau adikmu dari jauh” Jawabku
Setelah pembicaraan itu 4 hari kemudian aku mendapatkan telpon bahwa Sivanya masuk rumah sakit karena jatuh di dorong mertuanya.
“Hallo” Ucapku
“APA ? SIALAN, BAGAIMANA BISA ?” Tanyaku
Amarahku memuncak bagaimana bisa Sivanya di perlakukan seperti pembantu sedangkan di rumah ini saja dia adalah ratu. Tanpa pikir panjang aku menelpon direktur utama rumah sakit permata bunda untuk turun tangan langsung, melihat kondisi Sivanya namun harus di rahasiakan dia tidak boleh bicara apa pun kepada Sivanya.
Setelah itu aku, Ainun, Zufikar, Tomi dan Arbhi juga pergi ke rumah sakit dan menunggu hasil pemeriksaan dari ruang direktur, kami hanya memantau dari cctv rumah sakit.
“Papa biar aku keluar dan menghajar keluarga sialan itu” Ucap Zulfikar
“Tunggu dulu, kita lihat sejauh mana mereka akan membuat Sivanya menderita barulah kita balas perbuatan mereka” Jawabku
“Sivanya” Ucap terisak istriku
Setelah itu dokter kembali ke ruangan dan menjelaskan semuanya, betapa senangnya hatiku kalau aku akan menjadi kakek. Namun teringat kejadian ini aku sangat menyesal, aku meminta rumah sakit menunjuk dokter kandungan terbaik untuk putriku dan ketentuan harus di rahasiakan dan terpilih dokter Rosa.
Setelah selesai memeriksakan kandungan Sivanya, dokter Rosa selalu menelpon Ainun dan membicarakan hasil pemeriksaan. Hingga malam itu dokter Rosa mengatakan hal yang membuat istriku khawatir karena Juna dangan jelas menolak calon bayi perempuan di Rahim Sivanya.
“Ini sudah saatnya jika mereka macam-macam jemput Sivanya dan bawa dia pulang mau tidak mau” Ucapku tegas kepada anak laki-lakiku
Hingga larut malam pak Totong menelponku dan mengatakan semuanya dan memberitahukan bahwa Sivanya bedada di rumah yang mereka sewa.
“Tomi, Zulfikar, Arbhi segera bersiap, besok kita akan pergi pagi-pagi kita jemput Sivanya. Papa sudah tidak tahan dia diperlakukan seperti itu” Ucapku tegas.