Qianlu adalah putri dari sebuah keluarga jenderal terpandang. Namun sayangnya hidupnya tidak bahagia, akibat dia sendiri, datangnya seorang selir dan juga anak nya membuat ibu nya tersingkir dan mengakibatkan sikapnya menjadi arogan.
"Jika seandainya aku bisa memutar waktu kembali, maka aku tidak mau menjadi seperti ini...." ujarnya ditengah ambang kematian.
"Dimana aku...."
"Qian! Lihatlah ayahmu sudah kembali!"
"Aku menjadi kecil?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan!
Ling Hua kaget bukan main melihat sang putra yang berada di hadapannya, tak lupa dengan tangan yang memegang pisau buah yang berlumuran cairan merah itu.
Tubuh tua itu terhuyung ke belakang dengan kesadaran yang kembali. Yeong sudah tergeletak dengan luka di perutnya.
"Jun Hui..... Ini.... Ibu....."
"Kau bukan ibuku!" Ucap Jun Hui dengan lantang dan mata yang mengandung amarah.
"Putraku.... Ini, salah paham. Ibu tidak sengaja... Ibu tidak....."
"Tangkap dia! Dan bawa ke penjara!" Titah Jun Hui sembari mendorong tubuh tua itu.
"Jun! Apa yang kau lakukan! Lepaskan aku! Jun!"
"Tunggu apalagi! Wang!" Panggil Jun Hui.
"Iya jendral."
"Amankan dia! Aku akan mengurus nya nanti." Titah Jun Hui.
"Baik jenderal." Wang langsung mematuhinya, meskipun tentunya ada pemberontakan bukan main dari Ling Hua.
"Lepaskan aku! Aku adalah nyonya di rumah ini! Lepaskan! Jun Hui! Aku ini ibumu!" Hingga akhirnya suara Ling Hua menghilang perlahan.
"Panggil tabib!" Segera Jun Hui mengangkat tubuh istrinya, terlihat gaun nya sudah dihiasi oleh warna merah.
"Ibu......" Qian sangat khawatir, dia mengikuti langkah ayahnya membawa ibunya. Sedangkan Yeong masih diambang sadar dan tidak sadar.
"Bertahanlah..... Yeong." Hanya itu yang terdengar oleh Yeong sebelum kesadarannya menghilang.
**********************
"Luka nyonya Yeong sudah diobati jenderal. Lukanya juga tidak terlalu dalam. Elakkan dari nyonya Yeong membuat lukanya kategori ringan. Dalam beberapa hari akan sembuh jenderal, tapi untuk sementara, nyonya Yeong harus istirahat." Jelas tabib.
"Terimakasih..."
"Saya akan datang untuk memantau luka nyonya nantinya jenderal."
"Baiklah, kau bisa pergi."
"Saya undur diri." Tentunya Yeong ditangani oleh tabib wanita terbaik disini.
"Tidak apa, Qian..... Ibu akan segera sadar." Jun Hui menenangkan putrinya yang duduk di sebelah ibunya.
"Kenapa nenek melakukan nya ayah? Ibu hanya mengantarkan minuman untuk nya. Dan siapa Ling Zhi?" Begitu banyak pertanyaan dari putrinya, Jun Hui tidak tau harus bercerita atau tidak.
"Qian tunggu disini ya. Ayah akan segera kembali." Kepala Qian mengangguk dan tak lama terlihat Yong Zheng datang dengan raut cemas bukan main.
"Ibu! Ayah, apa yang terjadi pada ibu? Bagaimana keadaan ibu?" Yong Zheng bahkan menghentikan pengobatan nya, dia langsung bergegas menuju ke tempat ibunya. Siapa yang tidak terkejut dengan berita seperti ini.
"Ibu akan segera sadar, jangan khawatir. Tabib sudah mengobati nya." Ucap Jun Hui pada putranya. Yong Zheng menggenggam tangan ibunya, dia sangat sedih melihat keadaan ibunya seperti ini.
"Kau temanin adikmu menjaga ibumu. Ayah pergi sebentar."
Yong Zheng tentu tau kemana ayahnya akan pergi. "Iya ayah, aku akan jaga Qian." Tangan Jun Hui terulur mengelus rambut kedua anaknya sebelum dia pergi.
Dan ketika tepat di pintu masuk. Jun Hui memberikan perintah pada penjaga dan pelayan disana. "Kalian jaga istri dan kedua anakku!"
"Baik jenderal!"
"Ingat! Jika terjadi sesuatu lagi, kepala kalian sebagai gantinya!"
"Siap jenderal!" Setelahnya Jun Hui kembali
melanjutkan langkahnya.
*******************
"Kau tuli! Cepat lepaskan aku! Apa yang kau tunggu! Aku adalah nyonya di kediaman ini! Tunjukkan rasa hormat mu! Jawab aku!" Ling Hua terus berontak mencoba melepaskan rantai yang mengikat nya.
"Sebaiknya anda menghemat tenaga. Karena tidak itu ada gunanya." Ucap Wang sembari mengawasi.
"Aku bilang lepaskan aku!"
"Jun Hui!" Panggil Ling Hua melihat kedatangan putranya.
"Lepaskan ibu nak, tangan ibu sakit. Yeong baik-baik saja bukan? Ibu tidak bermaksud melakukan nya. Ibu pikir dia....."
"Ling Zhi! Begitu?" Potong Jun Hui cepat.
"Ibu salah orang, dia itu tidak ada nak....."
"Sungguh? Lalu kenapa ibu menyebut namanya dan menyerang istriku beranggapan kalau itu dia! Jawablah Bu!"
"Jun Hui, kau membentak ibu?"
"Karena ibu berbohong! Ibu seorang pembohong!"
"Ibu tidak berbohong! Ibu tidak ingin bermaksud menyakiti Yeong."
"Ibu menyerang istriku membabi buta, ibu bilang tidak sengaja? Anggaplah begitu, lalu katakanlah siapa Ling Zhi itu?"
Ling Hua terdiam sejenak, entah mengapa matanya melihat kehadiran Ling Zhi sembari tersenyum yang berada di belakang tubuh Jun Hui.
'Kau membesarkan putraku dengan baik, tapi sayangya kau bukanlah ibunya.....'
"Pergi! Pergi kau! Kau sudah mati! Pergilah Ling Zhi! Kau sudah mati! Jun Hui adalah putraku! Hui Ying adalah milikku!" Ling Hua berteriak tak karuan.
'Hui Ying nyatanya mencintai ku, bukan kau. Bukan wanita jahat seperti mu!'
"Aku yang pantas mendapatkan nya! Kau yang menganggu hubungan ku dengan Hui Ying! Kau merebutnya dari ku! Aku senang kau tiada! Hahahaha! Aku senang kau tiada di depan ku!
"Aku senang sekali! Kau tidak bisa dipanggil ibu, aku yang dipanggil nya ibu!" Jun Hui menatap dengan kecewa Ling Hua bicara sendiri sembari berteriak-teriak tidak waras.
"Kau membunuh Ling Zhi....."
"Iya! Aku yang menghabisinya! Dia pantas untuk itu, dia mengambil milikku. Dia mengambil cintaku, semuanya, aku yang paling cantik, tapi Ling Zhi yang dinikahi. Aku tidak terima....." Manik Ling Hua bertemu dengan mata Jun Hui, wajah pria itu seperti Hui Ying, pria yang dicintainya.
"Aku adalah ibumu.... Bukan Ling Zhi Jun Hui...." Jun Hui langsung menjauh dari tangan Ling Hua yang ingin menyentuh nya.
"Kau adalah pembunuh..... Kau pembunuh!"
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏
suka bgt baca ceritamu thor