Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.
Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.
Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Geng Motor
Setelah puas membuat vagin4ku terkenc1ng-kenc1ng, mereka menyeret tubuhku yang masih lemas dan diposisikan menungging di atas meja.
Tubuhku ditidurkan di atas meja, sedangkan pant4tku, menggelantung menungging kebawah berpijak pada kedua kakiku.
Aku kebingungan apa yang akan mereka perbuat padaku setelah ini. Padahal rasanya vagin4ku masih nyut-nyutan setelah belasan pasang tangan mencabvli area kemalu4nku itu hingga becek dan lecek.
“Waktunya kont*l kita kenalan sama mem3knya nih lont3,” ujar si lelaki kekar.
Aku tertegun mendengar ucapannya. Posisiku saat ini memang sudah sangat siap untuk disetubvhi. Tubuhku sudah tersaji sempurna menungging diatas meja dan mereka kapan pun bisa menyetubvhiku.
Ingin rasanya aku melawan dan mempertahankan martabatku sebagai seorang akhwat bercadar. Tetapi rasanya percuma, tadi aku pun sudah berusaha melawan yang ada mereka malah semakin kasar dan tak ragu memukulku.
“Asik.. Hahahaa.. Akhirnya bisa nyicipin rasanya ukhti cadaran. Hahahahah,” komentar para anggota geng motor sambil menyaksikan posisiku sudah begitu pasrah.
“Antri gaes.. Setiap orang 3 menit nusuknya. Habis itu gantian orang berikutnya, tapi kalau gue sepuas gue. Hehehehe,” ujar si lelaki kekar.
“Yeee Boss curang. Masak kita Cuma 3 menit doang Boss nyelupnya?” protes salah satu temannya.
“Ya. Lu kalau keberatan nonton aja kalau gitu…,” ujar lelaki kekar yang dipanggil Boss itu.
“Halaaaahh iye iye.” Terlihat lelaki itu pada akhirnya setuju.
“apa maksud mereka antri nusuk?” pikirku dalam hati dan kulirik kebelakang.
Mataku membelalak menyadari rupanya para anggota geng motor itu sudah membuat antrian panjang mengular di belakangku. Yang membuatku semakin terkejut, lelaki kekar tadi tepat berdiri dibelakangku sambil menurunkan celananya.
Bahkan mataku justru memandangi kearah batang pensil lelaki yang seharusnya haram bagiku itu.
“Astaghfirullah hal adzim….” kataku terkejut dan segera menutup kedua mataku seketika sambil memalingkan muka.
Sempat kulihat pensil lelaki itu sudah mengacung begitu keras. Bentuknya luar biasa panjang dan ditambah lagi warnanya yang hitam dan berotot menambah keangkeran kel4min lelaki itu.
Jantungku berdegup kencang. Bodoh rasanya jika aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan saat ini. Ya, mereka akan menyetubvhiku bergiliran!
“Lu masih perawan beneran?” tanya lelaki kekar itu.
“Sudah mas.. Jangan lakukan ini.. Lepaskan sayaaa….” kataku lirih ketakutan sambil berusaha menghindari pensilnya yang sudah mengacung.
Tetapi semua perkataanku rasanya percuma, lelaki kekar itu sudah menyingkap rok gamisku yang bentuknya sudah tidak karuan itu.
Kurasakan tangan kasar itu mulai meraba permukaan pant4tku. Jantungku semakin berdegup kencang saat lelaki ini terus meraba pant4tku dengan gerakan perlahan.
..."Plak"...
Sebuah tepukan mendarat dipant4tku.
“Aaaahhhh….” aku mendesah kesakitan.
..."plak"...
Sekali lagi sebuah tepukan keras mendarat ke pant4tku yang satunya.
“Nungging lu,” ujar lelaki yang nampaknya pemimpin geng motor itu, sambil meraba kembali belahan vagin4ku dari belakang dan mengoc*knya sejenak.
sebentar saja dikoc*k, kemalu4nku kembali menyipratkan cairan encer, “Aaahhhh... Aduuhhh,” aku hanya mendesah pelan merasakan kembali dijamah dengan kasar tak mempedulikan vagin4ku yang belum berhenti mengeluarkan cairan.
..."plak.."...
sekali lagi ada sebuah tamp4ran.
“Mem3k jalang. Dikoc*k dikit muncrat. Heheheh….” ujar Boss gang motor itu.
Tubuhku dihimpitkan ke atas meja dengan kedua tangan besarnya. Sedangkan pant4tku semakin menungging. Sesekali kurasakan pensilnya menyentuh bibir vagin4ku dan ia tamparkan kemalu4nnya ke bibir vagin4ku. Sebelum akhirnya perlahan kurasakan pensilnya mulai menyeruak masuk ke dalam.
“Heggghhh.. Ssshhh.” Aku mendesis saat kurasakan benda tumpul itu mulai membelah vagin4ku.
Kurasakan benda panjang itu terus membelah lubang kemalu4nku yang sudah licin dan hangat.
Rasanya begitu menyakitkan, pensil lelaki itu rasanya terlalu besar untuk lubangku yang mungil ini. Aku meringis kesakitan sambil mencengkram meja.
Aku mencoba meraih permukaan meja atau apa pun yang bisa kugenggam untuk menahan rasa perih ini. Kucoba menahan mati-matian agar aku tidak mendesah kencang karena itu akan terasa sangat memalukan.
Aku harus menjaga martabat dan kupaksa tubuhku agar tidak terlihat menikmati persetubvhan ini.
Kurasakan keperaw4nanku pecah, darah segar rasanya mulai mengucur perlahan dari dalam vagin4ku. Terasa dingin di antara lendir vagin4ku yang hangat.
Selaput dar4ku telah robek, bukan oleh calon imamku kelak. Tetapi oleh seorang berwajah sangar yang merupakan pimpinan geng motor yang tidak diketahui identitasnya itu.
“Pecah keperaw4nan lu.. kont*l gue sampe kotor kena darah najis lu,” bisiknya sambil perlahan batang pensilnya mulai didorong maju mundur didalam.
Aku kembali menangis, menyesali apa yang telah terjadi. Andai saja aku saat ini tidak keluar rumah pasti semua akan baik-baik saja. Sayangnya semua penyesalan ini tidak ada artinya sama sekali.
Semua telah terjadi dan aku harus ikhlas menerimanya. Ini semua adalah takdir yang harus kujalani. Aku percaya Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Aku harus mampu bertahan dengan ujian terberat dalam hidupku ini.
“Ssshhh.. Mem3k lu enak bener.. Sempit ngegrip.... Becek lagi,” puji si Boss geng motor.
Aku hanya memejamkan mata sambil meringis menahan sakit. Tidak kugubris pujian yang tidak membanggakan itu.
Kurasakan batang pensil lelaki di belakangku itu terus mengoyakku. Memberikan gesekan-gesekan perih yang perlahan terasa nikmat. Tetapi berhasil kutepis perasaan nikmat itu, aku tidak akan mengakui aku menikmati pemerkos44n ini. Tetapi sayangnya, vagin4ku tidak bisa berbohong.
Ia justru semakin basah dan terus berlendir, memberikan pelumas tambahan kepada pensil berotot lelaki itu.
..."Plok plok plok"...
Suara pertemuan kedua kel4min kami. Lelaki itu terus menyetubvhiku, semakin lama genjotannya semakin terasa cepat. Batang kemalu4n itu semakin terasa perkasa saja.
Rasanya ujung kepala pensil itu sudah menyentuh bagian terdalam dari rahimku. Tanpa sadar aku semakin menungging, tanpa sadar tubuhku mengakui kalau aku menikmati pensil itu masuk dan keluar di dalam rahimku.
Bahkan mulutku terus membentuk huruf O, merasakan hentakan demi hentakannya pada rahimku.
..."plak"...
Sesekali ia pukul bongkahan pant4tku yang bergetar terkena sodokannya.
“Aduuuhh sakitt...” lenguhku.
Ia percepat hentakannya pada kemalu4nku. Tubuhku rasanya semakin melayang tak karuan. Ingin aku mendesah keenakan saat ini.
Pensil itu terasa begitu jantan menggaruk-garuk bagian dalam yang gatal. Tanpa kusadari, pant4tku ikut maju mundur mengimbangi ritme sodokan boss gang motor itu.
Sodokan begitu mantab. Tidak kusangka ternyata bersetvbuh dengan pria rasanya begitu nikmat. Tetapi aku tidak mau terbuai terlalu dalam. Aku tidak boleh menikmatinya!
Aku harus berusaha mengacuhkan rasa nikmat ini!
5 menit berlalu, dan Si Boss masih menghajarku dengan cepat dalam posisi domba style. Pant4tku rasanya sedikit perih karena selama aku disetubvhinya, ia sesekali memukul pant4tku.
Sensasi macam ini, antara sakit, marah, malu, benci, nikmat, semua bercampur menjadi satu.
“Aarrrrgggghhh….” tiba-tiba Boss geng motor itu mengerang hebat sambil membenamkan kemalu4nnya semakin dalam ke dalam vagin4ku.
Aku terkejut menyadari rahimku terasa disembur cairan hangat yang terasa begitu lengket.
Si Boss geng motor masih membenamkan pensilnya dalam-dalam ke rahimku. Terasa sekali batang keras itu berkedut-kedut sambil mengeluarkan cairan ke dalam tubuhku.
Aku berusaha menghindari pensilnya yang tanpa permisi menanamkan benihnya ke rahimku. Tapi semua sudah terlambat, cairan hangat kental itu terasa memenuhi rahimku. Aku kembali menangis, membayangkan aku akan hamil anak dari lelaki biad4b ini.