Cerita ini adalah kisah pengalaman gue ketika pertama kali ngerasain jatuh cinta pada seorang cewek. Waktu itu gue baru lulus SMP dan masuk SMA.
Nama gue Heriyanto atau biasa di panggil Heri. Gue berasal dari pinggiran Garut City yang di mana banyak sekali pegunungan yang menjulang tinggi.
Selama tiga tahun, gue mengeyam pendidikan di SMPN 4646 dengan baik hingga akhir nya gue bisa dengan mudah masuk ke SMA yang favorit juga di kota ini.
Hari senin, ini adalah hari pertama gue masuk sekolah dan ikutan acara MOS.
Ternyata senior pembimbing yang cewek nya adalah cewek cantik banget yang langsung bikin hati gue luluh seketika...
.........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Gue yakin kalo itu sosok kuntilanak, soal nya tampak punya rambut panjang. Akan tetapi, setelah sosok itu semakin mendekati gue, barulah jati dirinya terlihat. Ternyata sosok itu adalah Saskia.
"Heri! Kamu kemana aja sih? Aku jadi khawatir sama kamu?"
"Anu Teh...aku abis mandi di curug, punggung gue di kencingin Danu tadi pas berendam"
"Aduhhh, kamu mah bikin aku cemas aja, ku kira kamu tersesat..huh!"
"Maaf Teh, soalnya aku nggak kuat pengen bersih-bersih hehe. Ngomong-ngomong kamu perhatian banget deh sama aku, udah bela-belain balik kesini buat nyariin aku"
"Hiihh!! GE-ER kamu, aku bukan perhatian kali. Aku takut di marahin sama senior kalo salah satu anggota yang ku pimpin ilang"
"Oh gitu hahahahaha... kirain?"
"Ayo cepetan ikut aku!! Bentar lagi mau ujan nih"
"Iya Teh... tapi anak-anak yang lainnya pada kemana?"
"Mereka udah nyampe ke perkemahan, aku sengaja balik lagi kesini karena kamu gak ada dan Danu bilang kalo kamu lagi mandi di curug"
Akhirnya gue jalan bareng Saskia menyusuri jalan setapak di antara kebun teh. Setelah beberapa menit berjalan, tiba-tiba hujan turun. Hujan nya deres banget sampe-sampe baju gue sama Saskia langsung basah kuyup.
Kami panik waktu itu dan langsung berlari untuk mempercepat waktu tempuh. Tapi makin lama, hujan makin deres dan jarak pandang semakin terbatas.
"Heri... cari tempat berteduh!"
"Iya Teh... "
Sambil berlari, gue celingak celinguk ke segala arah untuk mencari tempat berteduh. Kebetulan gak jauh dari kebun, gue liat siluet sebuah bangunan gubuk di antara kabut tebal. Gue langsung ngajak Saskia buat berteduh di sana.
Ketika nyampe, ternyata tempat yang gue liat itu adalah sebuah gubuk reyot. Gubuk itu berbentuk rumah panggung dengan dinding terbuat dari papan kayu dan beratapkan asbes. Bangunan itu kayak nya cukup layak untuk berteduh.
Saskia langsung ngajak gue buat neduh di sana. Ia kembali memegang tangan gue sambil berlari, gue jadi baper lagi ketika dia megang tangan gue.
Akhir nya kami masuk ke dalam gubuk itu. Di dalam nya terdapat sebuah dipan kayu yang di bawah nya di penuhi oleh peralatan tani kayak cangkul dan linggis sedangkan di atas dipan melintang sebuah tali jemuran yang terbuat dari rapia. Di sudut gubuk terdapat juga sebuah tungku kayu bakar.
Begitu masuk, Saskia langsung menutup pintu gubuk dan mengunci nya. Kemudian kami duduk di atas dipan dengan tubuh yang menggigil, karena baju kami basah kuyup semua. Saskia lalu berusaha menyalakan tungku api, namun ketika ia mengeluarkan pemantik api dari saku nya, ternyata gak bisa nyala karena udah basah. Dia pun menyerah.
"Sial!! Korek gas ini gak mau nyala!" keluh Saskia sambil berusaha menyalakan pemantik api.
"Basah kayak nya Teh, harus nunggu kering"
"Anjirrr!" Saskia melempar pemantik api itu ke pintu.
"Her... kamu menggigil?"
"Iya Teh, dingin banget. Kamu juga sama"
"Hmmm... kalo gini, kita bisa kena hipotermia. Kita bisa mati di sini"
"Jangan mati atuh Teh! Saya gak mau mati! Saya belum kawin"
"Aku juga sama kali Her, aku gak mau mati"
"Terus kita musti gimana dong?"
"Gak ada cara lain lagi, aku harus ngelakuin ini"
"Ngelakuin apa?"
