Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 : Rencana Baru
Di dalam rumah kediaman Kim Do Hyun yang megah, deretan lampu kristal menggantung anggun di atas meja makan panjang yang dihiasi bunga-bunga segar. Namun, semua keindahan itu tak mampu mengusir awan gelisah yang bergelayut di wajah Gae Yeong. Jemarinya menggenggam gelas wine yang sejak tadi tak di abaikannya. Napasnya pendek-pendek, seakan ada ribuan pertanyaan yang tak henti-hentinya berputar di kepalanya.
Gae yeong : " Aku tidak bisa diam saja dan menyaksikan segalanya, tapi aku pun tak mampu untuk melawan ayah"
Wang He, yang sedang lewat, mendapati Gae Yeong duduk diam di meja makan dengan wajah penuh kebingungan. Rasa khawatir membawanya untuk segera mendekati Gae Yeong.
Wang he : nyonya, apa anda baik - baik saja ?
Gae yeong : apa pernah ada hal baik yang terjadi di tempat ini wang he ?
Gae yeong : entah kenapa wang he, aku mulai menyesali keputusan ku untuk datang
Ia menarik napas dalam, lalu melanjutkan dengan suara lirih
Gae yeong : Tapi aku juga tidak mungkin membiarkan mingyu melewatinya seorang diri. Entah seperti apa wanita yang dipilih ayah. Aku hanya berharap dia tahu alasan ayah memilihnya.
Wang he : Nyonya, saya tidak suka menghianti tuan. Tapi sepertinya anda menemui nya sebelum pernikahan terjadi
Gae yeong : Gadis itu ada disini ?
Wang he : Ya nyonya dan dia tidak berada disini karena pernikahan akan tetapi dia juga tinggal disini sejak lama
Gae yeong : Tinggal ??? Apa dia salah seorang dari pekerja kita ?
Wang he : Tidak nyonya, dia adalah putri kim woon
Gae yeong : Putri ? Tapi sejak kapan dia memiliki seorang putri ?
Wang he menjelaskan semua yang ia tahu pada gae yeong, tanpa pikir panjang gae yeong meminta wang he untuk mengantar kan nya ke tempat dimana yeon ji berada.
Yeon ji : ayah bagaimana menurut mu penampilan ku ?
Yeon Ji bertanya dengan penuh kebahagiaan, wajahnya berseri-seri dalam balutan gaun putih yang mewah dan elegan.
Namun, Kim belum sempat menjawab. Perhatiannya teralihkan oleh kedatangan Gae Yeong dan Wang He yang tiba-tiba hadir di sana.
Kim woon: nyonya gae yeong
Gae yeong : Bagaimana mungkin ini...
Gae Yeong terpaku di tempatnya, matanya membulat penuh keterkejutan saat melihat Yeon Ji yang masih begitu muda mengenakan gaun pengantin itu. Gaun putih yang mewah itu terasa begitu kontras dengan wajah polos Yeon Ji, membuatnya seolah berada di antara masa kanak-kanak dan kedewasaan yang dipaksakan terlalu cepat.
Yeon ji : Ayah siapa yang kau panggil nyonya?
Kim woon : Beri hormat pada ibu mertua mu nak
Yeon ji : Salam nyonya, nama saya yeon ji putri dari kim woon
Gae yeong : Kim, aku perlu bicara dengan mu berdua di luar
Kim woon : Baik nyonya
Kim Woon melangkah keluar dari ruangan dengan langkah berat, bayangan Gae Yeong yang berlalu di depannya seakan menarik seluruh perhatian. Tatapannya tajam, seolah menembus punggung wanita itu. Udara di lorong terasa lebih dingin daripada biasanya, atau mungkin hanya perasaannya saja yang membeku. Entah apa yang sebenarnya yang ingin dibicarakan Gae Yeong, tapi kakinya bergerak lebih cepat daripada pikirannya.
Gae yeong : Kim sungguh, seorang putri ?
Kim woon : Maafkan saya nyonya, telah menyembunyikan hal sebesar ini dari anda
Gae yeong : Lebih dari kebohongan mu, kenapa kau menyetujui pernikahan ini kim? Apa pun yang di janji kan ayah hidup putri mu jauh lebih berarti
Kim woon : Saya tau nyonya, tapi menolak permintaan tuan sama dengan mengantarkan nyawa. Saya tidak ingin kejadian 10 tahun lalu kembali terjadi hanya karena saya menolak permintaan tuan
Gae yeong : Jadi kau tahu semua itu perbuatan ayah? Kim mengirim putri mu dalam pernikahan ini sama saja dengan meminta nya masuk keterowongan gelap tanpa akhir
Kim woon : Apa yang bisa saya lakukan nyonya, tangan dan kaki saya terikat. Walaupun hati saya menolak tapi setiap langkah yang saya ambil bisa menjadi maut bagi putri saya
Suara Kim bergetar penuh ketakutan, bayangan kejadian sepuluh tahun silam terus menghantuinya. Sebagai seorang ayah, ia menentang pernikahan ini dengan segenap hati. Namun, di hadapan kekuasaan Do Hyun, Kim sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa. Ia menahan air matanya, berusaha tetap terlihat tenang meskipun dadanya terasa sesak.
Gae yeong : Untuk kali ini kau tak sendirian kim, aku ada disini untuk membantu mu
Kim tertegun mendengar kata-kata yang meluncur dari mulut Gae Yeong. Seperti ada secercah harapan yang tiba-tiba menyala di tengah keputusasaan — harapan untuk menyelamatkan putrinya.
Gae yeong: kita harus membawa nya pergi dan menyelamatkan nya dari pernikahan ini, walaupun setelah ini mingyu tidak akan pernah memaafkan ku. Tapi penderitaan sebagai menantu keluarga ini, aku tidak akan biarkan anak tak berdosa itu menanggung nya...
####################################
