kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.
Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.
Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.
Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mawar-2
"Uda," ucapnya lirih hampir tak terdengar. Bahkan kedua matanya masih tertutup, hanya dapat merintih menahan rasa sakit yang saat ini menggerogoti seluruh tubuhnya.
Hingga akhirnya tubuh itu terhempas ke atas kasur dengan kasar.
Buuuuugh....
Suara hempasan terdengar ditelinga Anton, dan Mawar kembali dengan rintihannya. Pria membeliakkan kedua matanya. Ia memandang dengan penuh amarah.
"S-sakit, Uda," ucapnya dengan sangat lirih, dan ia merasakan siksaan yang begitu berat, sepertinya wanita itu sudah kembali akan ingatannya, namun tidak dengan fisiknya yang saat ini justru terlihat semakin parah. Tubuhnya seperti dirajam oleh belati.
"Ya, dan aku akan membalaskan semuanya!" jawaban yang amarah, dan pria itu terlihat hatinya sangat miris. Kemudian ia bergegas memegang jemari tangan sang istri.
Berbagai pertanyaan masih tersimpan dibenaknya. Siapa pelaku santet yang kini menyerang Mawar? Jika Adjie pengirimnya, maka tidak akan sama seperti ilmu hitam yang dimilikinya. Ia akan mencari tahu dengan secepatnya.
Pria itu mengangkat tubuh lemah tak berdaya tersebut diatas permadani berwarna hitam pekat. Kemudian meletakkannya dengan sangat hati-hati sebab tak ingin menyakiti wanita tersebut.
Tubuh sang wanita terlihat sangat kurys. Bahkan wajahnya sangat tirus.
Mawar tak lagi seagresif dahulu yang mana kala jika dipakaikan pakaian akan segera memberontak dan melepaskannya, atau mungkin saat ini karena ia sedang tidak bertenaga? Ia terlihat begitu pasrah dengan keadaaannya.
Suasana sangat tak nyaman. Anton merasakan jika hawa negatif masih begitu sangat terasa kuat berada disekitarnya. Ia menyapu pandangannya keseisi ruangan kamar untuk mencari sosok iblis yang sudah mengganggu istrinya.
Ia merasa jika ada banyak pasang mata yang saat ini sedang memperhatikannya. Sosok genderuwo dan pocong serta demit jantan lainnya sedang berkeliling disekitar kamar untuk kembali masuk kedalam tubuh Mawar, namun pria itu sudah memagarinya dengan pagar ghaib.
Akan tetapi, sepertinya mereka tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Adjie dan mencari cara untuk menembusnya.
Gemuruh didadanya terasa begitu memburu dan ia tidak dapat hanya dengan berdiam diri dan membiarkan keadaan yang semakin terasa kuat menyerang. Ruang kamar semakin gerah, dan membuatnya berkeringat.
Saat bersamaan, langit tampak menggelap dengan diiringi suara petir yang seolah mendukung tentang pertarungan dua manusia yang saat ini sama tersesatnya. Mereka akan saling memperlihatkan siapa yang paling kuat diantara mereka.
Ia kembali membakar arang, dan melakukan ritual yang mana ia harus membersihkan seluruh santet yang kini bersarang didalam tubuh Mawar.
Niat awalnya dihatinya ingin mencelakakan Adjie, kini justru berbalik, dan ibaratnya seperti senjata makan tuan yang menyerangnya.
Asap kembali mengepul dan aroma menyengat kembali menguar memenuhi ruangan yang terasa pengap meskipun langit tampak mendung.
Rumah tanpa plafon itu semakin gerah saat Anton berkomat-kamit membaca mantra dengan penuh konsentrasi.
Angin masih bertiup cukup kencang, tapi tak dapat membuat suasana menjadi sejuk.
Keringat mengucur saat Anton merasakan getaran yang pastinya sebuah perlawanan dari tempat yang nun jauh disana dan mereka melakukan pertarungan tanpa menyentuh.
Tenaga Anton yang sudah terkuras, membuatnya harus bertahan dari segala serangan yang semakin gencar dilakukan oleh seseorang disana.
Tubuh Mawar yang terbaring lemah kini terkurung oleh asap yang dihasilkan dari pembakaran kemenyan tersebut.
Pria itu berusaha untuk mempertahankan cintanya agar tetap selamat dari incaran para demit jantan yang haus akan hasrat liar mereka dan bertujuan membuat Mawar menjadi gila dan bahkan meninggal dunia.
Berulang kali para demit itu berusaha menerobos pagar ghaib yang dibuat oleh Anton, akan tetapi usaha mereka sia-sia.
Hingga akhirnya Anton kembali mengangkat kerambit ditangannya yang bergetar dengan sangat hebat, bagaikan ada banyak tangan yang menahannya.
Pria itu membacakan mantra perlawanan berulang kali, lalu dengan gerakan yang kasar, ia kembali membuat senjata itu melesat dengan cepat dan terbang melayang menuju seseorang yang saat sesang berusaha menyerangnya.
Wuuuusssh...
Sssssrrrtsssh.....
Sebuah cahaya jingga melesat masuk ke dalam rumah seseorang yang saat ini sedang melakukan ritual penyerangan pada Anton.m bersama dengan para demit jantan yang dikirim untuk menghabisi Mawar.
Dan...,
"Aaaaaargh....,"
Kerambit itu tertancap tepat dibagian dada kanannya, dan para demit jantan itu ikut terseret masuk ke dalam tubuhnya.
Ketika ia hendak mencabutnya, benda tersebut melesat kembali ke tuannya dengan kecepatan cahaya dan mendarat ditangan pemiliknya dengan tepat.
Sosok wanita berjemari lentik itu terlihat mengerang kesakitan.
Bibirnya yang merah muda tampak mulai membiru, sebab racun yang masuk ketubuhnya menjalar begitu cepat, dan ia seperti merasakan sesak yang luar biasa.
Ditempat lain, Anton merasakan tubuhnya sangat lemah. Namu ketika melihat kedua bola mata dengan bulu yang melentik indah itu mengerjap, sesaat semangatnya datang dengan begitu cepat.
Baginya Mawar adalah mood booster yang begitu mujarab.
"Sayang." ia mengangkat kepala sang wanita dan meletakkannya dipangkuan. "Sayang," panggilnya lagi. Harapannya kini mulai muncul, ia seolah menemukan telaga ditengah gurun pasir saat sang kekasih hatinya dapat menatapnya kembali seperti dahulu.
Wanita itu belum begitu sadar sepenuhnya. Ia masih membutuhkan waktu untuk kembali normal, sebab ia baru saja kembali dari kehidupannya yang berbeda.
Pria itu berulang kali mengecup kening dan ubun-ubun sang wanita. Ia tak dapat mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini, karena kekasih hatinya kembali seperti dulu.
"Raisa," ucapnya dengan lirih. Entah mengapa yang ada dibenaknya saat ini adalah puterinya.
Seketika Anton merasa gugup, ia masih bingung untuk menyampaikan berita tentang puteri mereka.
Ia tak ingin Mawar tau jika kematian Raisa adalah karena dirinya sendiri yang telah menenggelamkannya dikamar mandi, dan jika sampai itu diketahuinya, maka wanita tersebut pasti akan menyalahkan dirinya.
"Raisa ditempat yang aman. Sekarang kamu harus fokus pada diri kamu dan juga kesehatanmu," pria itu mencoba berbohong sembari menahan rasa pedih dan luka yang kini menjadi satu memenuhi rongga dadanya.
"Aku kangen Raisa, Uda," wanita itu seperti tak mengindahkan ucapan Anton yang berusaha untuk menahan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.
Apakah lelaki juga bisa menangis? Ya,tentu saja, karena itu manusiawi. Ketahuilah, jika pria yang mudah tersentuh hatinya dan gampang cengeng, biasanya ia memiliki hati yang lembut.
"Sabar ya, Sayang. Raisa ditempat yang aman dan nyaman, kamu jangan khawatir. Sekarang kamu harus fokus dengan diri kamu," pria itu kembali memberikan pengertian.
Ia juga tak menyangkal jika hati nurani seorang ibu pasti akan selalu teringat akan buah harinya.
Bahkan sebengis-bengisnya seorang ibu, ia akan merasa menyesal ketika telah memarahi anaknya.
Akhirnya Mawar mengalah untuk kembali bertanya dimana puterinya. Kini ia yang terlihat bingung dengan kondisi rumah yang sangat pengap dan juga berbeda dari pertama kalinya ia menginjakkan kaki ke rumah ibu mertuanya saat pulang dari perantauan.
Ini bukan rumah ibu mertuanya, dan ia merasa tidak pernah berada ditempat ini, dan ini sangat asing baginya.
Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar, dan terdapat banyak.sarang laba-laba didinding ruang kamar tersebut.
Sesaat ia mengendus aroma kemenyan yang begitu menyengat. "Apa ini, Kang?" tanyanya dengan bingung saat melihat sebuah anglo yang masih dengan bara api yang membara.
Wanita itu berusaha untuk duduk meskipun kepalanya masih terasa sangat pusing.
Anton dengan cepat menyimpan kerambit miliknya dibalik saku celana, dan membereskan semua bemda ritual yang sudah ia gunakan.
"Oh, ini tadi banyak nyamuk untuk mengusirnya agar kamu tidur tidak digigit serangga itu," kilahnya dengan cepat.
itu Cynthia bisa hidup normal lagi enggak ya ...?? kok ngeri banget sih .. kepala sama organ bisa lepas gitu...
lanjutkan Bng Sofyan
kannnn kok bisa yaaaa... aq lihat di pelem2 thai itu dia cNtik dan sllu pke sall agar menutup leher nya
sdgkan Akang Sofyan mo ngambil tubuh nya Cintya 🤣
iiiih ... emosi bgt aku mah dengar nya ma orang kepo bin nyinyir bgtu 🤬😡
mbah kosim sayang
🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺