Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 pulang
Beatrice terlihat bahagia saat melihat para pengungsi menikmati makanan buatan nya dengan sangat lahap, tidak hanya orang dewasa anak anak pun bisa menikmati sarapan mereka dengan cepat, bahkan ada yang meminta tambah saat menu yang tidak biasa tersebut terasa cocok di lidah mereka.
Beatrice turun lansung menjamu para tamu, melayani mereka atas segala nya.
"Saya tau bagaimana perasaan kalian hari ini, bencana ini memang sama sekali tidak terduga, tapi kita cukup bahagia dan bersyukur karena bencana ini tidak mengambil korban nyawa" ucap Beatrice dengan lembut pada semua orang di sana.
"Setelah ini dokter kastil akan memeriksa kalian satu persatu, setelah itu kalian bisa istirahat, saya tau kalian semua belum tidur dari semalam ,karena itu setelah pemeriksaan istirahat lah yang banyak, kalian butuh tenaga dan semangat lebih untuk kembali memulai kehidupan" ucap Beatrice.
"terima kasih nyonya" ucap mereka semua.
"silahkan dokter, periksa mereka semua, utama kan anak anak bayi dan lansia" perintah Beatrice pada dua dokter mansion yang berdiri di samping nya.
"Baik nyonya" ucap mereka nyaris bersamaan.
***
"sarapan dulu tuan besar" ucap George sambil membawa nampan berisi sup kental dan roti parata serta scramble egg buatan yang sama.
"bagaimana dengan para pengungsi?" tanya archduke pada butler utama mansion tersebut.
"semua nya baik baik saja tuan, lancar dan aman terkendali" ucap George sambil meletakkan nampan tesebut di atas meja di depan arcduke
"apa ini George, saya belum pernah melihat soup seperti ini" tanya archduke dengan kening berkerut
"dengan keterbatasan bahan segar nyonya berhasil membut soup ini untuk para pengungsi dan pasukan yang saat ini berada di area pusat bencana" ucap George
"Beatrice? soup ini buatan Beatrice?" tanya archduke dengan ekspresi tidak percaya,
"benar sekali tuan, ini ada lah masakan darurat yang di buat nyonya dini hari tadi bersama ketiga koki mansion" ucap George
"enak" ucap Archduke sambil menyantap masakan Beatrice dengan lahap.
***
"Masakan dari mansion datang, ayo berhenti dulu istirahat" ucap Sankara dengan suara yang lumayan keras hingga terdengar oleh semua orang.
mendengar itu orang orang yang memang sudah kelaparan dari semalam meninggalkan alat masing masing dan berjalan menuju tenda utama di dekat gerbang masuk desa.
sup buatan Beatrice memang masih hangat tapi mengingat pesan Beatrice tadi koki yang jadi pengiring makanan membuat tungku darurat untuk memanaskan sup dalam panci soup besar tersebut.
tak lama soup tersebut sudah meletup letup mendidih dan mengeluarkan aroma wangi rempah yang sangat menggoda.
"aroma nya enak sekali, tapi sedikit asing, apa yang kalian siapkan untuk sarapan?' tanya Sankara sambil mendekati panci besar yang berasap tebal tersebut
Koki dan pelayan yang mengantar makanan tersebut saling pandang.
"Apa nyonya tadi menyebutkan apa nama masakan nya?" tanya Koki pada maid di samping nya.
"aku tidak mendengar apapun sir, nyonya hanya memasak dan tidak menyebutkan apapun tentang nama menu yang beliau buat" ucap maid dengan kepala tertunduk.
"Nyonya? nyonya siapa?" tanya Sankara.
"ini masakan nya nyonya muda Estrillda tuan muda, karena ada masalah ketersediaan bahan baku, kami bertiga koki yang saat itu bertugas yang sudah panik kehabisan bahan akhir nya di bantu oleh nyonya memasak dengan bahan yang ada, tapi hasil nya sungguh menakjubkan" ucap koki tersebut
"nyonya muda Estrillda maksud kalian istri ku?" tanya Sankara
"tentu saja tuan, hanya ada satu nyonya muda di keluarga Estrillda yaitu nyonya Beatrice tuan muda, istri anda" terang koki.
wajah Sankara yang sedingin salju utara bersinar dengan cerah, sedikit senyuman terukir di bibir nya, melihat senyuman Sankara yang sangat langka banyak pasukan yang melongo melihat nya.
Sankara di kenal sebagi pribadi yang dingin dan tidak banyak bicara selama ini oleh para pekerja kastil dan pasukan ksatria kastil.
Senyuman Sankara bagaikan keajaiban dunia bagi para bawahan nya, dan pagi ini hampir semua pasukan ksatria melihat senyuman tersebut walaupun hanya sekilas.
"Karena ini adalah masakan istri ku, izin kan aku yang mendapat jatah pertama kali," pinta Sankara
"tentu saja tuan, oh iya tuan satu lagi, nyonya menitipkan sebuah surat untuk anda" ucap Koki sambil menyerahkan amplop tersebut pada Sankara.
Saat Sankara membalik surat nya, ada stempel lilin yang sangat di kenali nya, stempel lilin Beatrice Winfey dengan lilin merah jambu sangat kontras dengan amplop nya yang putih bersih.
"Terima kasih" ucap Sankara dengan ekspresi bahagia.
Dengan membawa surat dan makanan nya Sankara berjalan menuju tenda nya, karena hanya itu satu satu nya tempat yang jarang di masuki oleh semua pasukan.
Dengan tidak sabaran Sankara membuka segel lilin amplop menggunakan ujung pisau yang terihat sangat tajam. sebaris tulisan tangan indah yang terlihat familiar terukir di atas kertas putih bersih
Dear my Love
Selamat pagi suami ku
Bagaimana keadaan mu, aku mengirimkan makanan untuk mu, aku memasak sendiri dengan harapan kamu bisa menikmati nya.
Sesibuk apapun kamu jangan pernah lupa makan, dan juga istirahat yang cukup, jaga kesehatan mu, wilayah kita membutuhkan kamu, jangan sampai kamu jatuh sakit akibat kelelahan.
Aku merindukan mu.
Aku menantikan kepulangan mu,
Istri mu Beatrice
Sankara melipat kembali surat Beatrice dengan sangat hati hati lalu memasuk nya ke dalam kantong mantel nya bagian dalam.
Sankara menatap makanan di depan nya, soup yang sudah kehilangan asap nya, karena dia tidak lansung makan padahal udara sangat dingin.
Tapi Sankara tidak peduli, dia tetap memakan hidangan itu dengan penuh semangat,
"Enak... ucap nya saat soup yang nyaris dingin itu terasa hangat di tenggorokan nya yang kering.
***
Hanya dalam waktu satu minggu saja,rumah para warga sudah kembali bisa di tempati, berkat kerja keras Sankara dan pasukan nya serta warga desa yang laki laki kondisi desa sudah seperti semula.
"Nyonya terima kasih untuk jamuan anda selama ini, kami sangat menikmati makanan yang nyonya siap kan untuk kami, baik kami yang mengungsi maupun warga kami yang berjuang bersama pasukan di titik bencana untuk pembersihan desa" ucap salah satu tetua desa pada Beatrice
"Dengan senang hati ma'am, itu sudah menjadi tugas saya, saya ucapkan selamat jalan kembali, saya memiliki sedikit oleh oleh buat kalian" ucap Beatrice sambil memberi kode pada Laila
Laila yang melihat kode tersebut berjalan masuk bersama seorang maid yang mendorong troli yang penuh dengan kotak kotak makanan.
"perjalan ke sana akan memakan waktu hampir dua jam dengan kereta kuda, jika kalian lapar silahkan nikmati makanan ini di dalam perjalanan" ucap Beatrice
satu persatu Beatrice membagikan kotak kotak tersebut sebelum para warga naik kereta satu persatu.
Masing masing dari mereka mendapat satu kotak berisi lima macam kue tersebut, saat di lihat masih berlebih beberapa kotak Beatrice meletakkan nya di atas kereta siapa tau ada yang ingin tambah.
Satu persatu kereta yang membawa pengungsi berjalan meninggalkan halaman kastil di iring lambaian tangan Beatrice.
"Nyonya... tuan muda sudah sampai, sebentar lagi beliau dan seluruh pasukan akan memasuki kastil dari pintu barat" bisik Mia yang entah muncul dari mana.
"Sankara sudah pulang?" wajah Beatrice langsung merona bahagia, wajah nya lansung cerah dengan sebuah senyuman indah menghiasi bibir nya.
"Ayo kita menuju gerbang barat, tuan muda dan rombongan nya sudah memasuki kastil" perintah Beatrice
"baik nyonya"
***