NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dania confess, chapter 7

Aliza sedang makan dengan santai bersama teman-temannya di kantin. Di meja lain yang tak jauh dari tempatnya duduk, abangnya tampak sedang berbicara dengan teman-temannya. Aliza makan dengan lahap, namun Cesya terus meminta makanan dari piringnya. Sebaliknya, Aliza juga meminta makanan dari piring Cesya.

Melihat mereka ribut terus, Zia dan Velyn hanya diam, merasa lelah dengan pertengkaran kecil yang tidak pernah berhenti.

"Kak Diva!!"

Teriakan nyaring Dania yang baru saja masuk ke kantin membuat Aliza menghela napas panjang, merasa muak dengan kelakuan Dania yang selalu terlihat berlebihan saat mendekati Diva.

Diva, seperti biasa, tidak merespons dengan antusias. Ia hanya diam meski semua mata tertuju kepadanya. Saat Dania mendekat dan duduk di sebelahnya, Diva perlahan menggeser tubuhnya lebih dekat ke Bagas.

"Eh, gue udah di ujung kursi, Div!" keluh Bagas, merasa kesal karena Diva terus mendorongnya.

"Sedikit lagi," pinta Diva dengan santai.

Bagas hanya bisa menggeleng. Tapi ketika tubuh Diva hampir bersentuhan dengan Dania, ia langsung berdiri. Dengan tatapan dingin, Diva menatap Dania.

"Jangan deketin gue lagi," ucap Diva tegas, lalu berjalan pergi.

Namun tiba-tiba, teriakan Dania membuat semua orang di kantin terdiam.

"AKU SAYANG KAMU, DIVA ARKATAMA!!!"

Semua mata langsung tertuju pada mereka. Aliza yang mendengar pengakuan Dania mengepalkan tangannya. Berani sekali Dania mengungkapkan perasaannya di depan semua orang. Dalam hati, Aliza merasa kesal.

Diva berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah Dania yang maju dengan percaya diri. Ketika Dania hendak memeluknya, Diva segera mundur beberapa langkah. Dania hanya bisa terdiam.

"Gue gak suka sama lo," kata Diva dingin, membuat kantin langsung bergemuruh oleh bisikan dan tawa.

Dania yang tidak menyerah mulai menangis. "Aku udah lama suka sama kamu, kenapa kamu gak mau kasih aku kesempatan?"

Diva menghela napas panjang. "Gue udah beberapa kali bilang sama lo, jangan jatuhin harga diri lo demi gue. Lo perempuan."

Dania semakin mendekat, tapi Diva tetap menjaga jarak.

"Diva, aku mohon..." isak Dania, membuat suasana di kantin menjadi semakin canggung. Ada yang merasa kasihan, tapi tidak sedikit pula yang menahan tawa.

Di tengah keramaian itu, Aliza memutuskan untuk meninggalkan kantin. Melihat Aliza pergi, Diva tanpa pikir panjang langsung berlari mengejarnya.

"Aliza!" panggil Diva, berusaha menghentikan langkahnya.

Sementara itu, Nathan, yang melihat kejadian itu dari jauh, bertanya dengan bingung, "Mereka ada hubungan apa, sih?"

"Mereka pacaran?" gumam Zia sambil menoleh ke Velyn.

Velyn hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Backstreet!" seru Cesya dengan nada heboh, membuat semua orang di meja mereka mulai menggosipkan Diva dan Aliza.

"Ngawur lo!" balas Zia kesal, memotong spekulasi Cesya.

"Eh, ya kali aja. Biasanya si Aliza tuh suka diem-diem gebrak!" ujar Cesya, masih bersikeras dengan teorinya.

"Serah lo deh, gue capek," ucap Zia sambil kembali makan.

Velyn menatap mereka berdua dengan tajam. "Bisa gak sih sehari aja gak bikin keributan? Capek sumpah."

"Yaudah, terserah gue!" balas Cesya sambil terkekeh puas karena berhasil membuat Zia kesal.

"Tawa lo itu bikin gue..." Zia hampir memukul Cesya, tapi ditahan oleh Velyn.

"Udah! Jangan ribut lagi!" tegur Velyn dengan nada tegas.

"Iya, iya..." Zia pasrah.

Cesya masih saja tertawa kecil. "Wleee..."

 

Aliza berjalan cepat, rasa kesal membebani langkahnya. Kata-kata Dania yang dengan percaya diri mengungkapkan perasaannya di depan Aliza masih terngiang di telinganya. Bagaimana mungkin Dania bisa begitu berani, bahkan setelah tahu akan ditolak? Aliza merasa takut. Bagaimana jika dirinya nanti bernasib sama saat mengungkapkan perasaan pada Diva?

Pikirannya kalut. Ia memutuskan menuju rooftop untuk menenangkan diri. Namun, langkahnya terhenti di depan tangga saat mendengar langkah kaki yang mengikutinya. Diva.

Diva berdiri di belakangnya, mengamati wajah Aliza yang terlihat kesal. "Dia kenapa?" pikir Diva bingung.

"Ada apa, Kak?" Aliza bertanya dengan nada jutek sambil melipat tangannya, matanya menatap Diva tajam.

Diva mengerutkan alis. "Muka lo kenapa kesel gitu? Gue salah apa?" bukannya menjawab, Diva malah balik bertanya.

"Kak Diva tuh kenapa sih? Gue yang nanya, kok malah Kakak yang nanya balik!" gerutu Aliza sambil mendengus kesal. Diva tertawa kecil melihat Aliza yang mengomel tanpa henti, membuat Aliza terpaku menatapnya.

"Iya, iya, gue ngerti. Tapi kenapa muka lo kayak nggak suka gitu sama gue?" Diva bertanya dengan senyum jahil.

Aliza melompat kecil sambil berteriak, "Gue kesel!!!" Tangannya mengepal, ia tampak ingin memukul tembok di dekatnya.

Namun, sebelum itu terjadi, Diva dengan cepat menahan tangannya. "Jangan!" Diva berkata sambil menggenggam tangan Aliza.

Aliza menatap Diva heran. "Kenapa Kakak nolak si Dania? Padahal dia udah suka sama Kakak dari lama. Dia cantik, seksi, sempurna, deh!" katanya tanpa jeda, membuat Diva hanya bisa mendengar sambil tersenyum kecil.

Diva menatap Aliza lembut. "Di dunia ini nggak ada yang sempurna. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk gue dan lo."

Aliza mengerutkan dahi, bingung dengan maksud Diva. "Beda apa, Kak? Agama kita sama, terus apa?"

Diva terkekeh pelan. "Gue cowok, lo cewek. Lo cantik, gue jelek."

Aliza spontan memalingkan pandangan, lalu kembali menatap Diva dengan alis terangkat. "Jelek? Kakak jelek? Serius Kakak merasa gitu?"Aliza bingung dengan omongan diva yang bilang dirinya jelek,Zayn Malik aja kalah sama keganteng seorang diva arkatama 

Diva mengangguk sambil tertawa kecil melihat reaksi Aliza yang begitu ekspresif.

"Jelek dari mana? Kakak tuh ganteng banget, tau!" kata Aliza polos, membuat Diva sedikit salah tingkah.

"Masyaallah," gumam mereka bersamaan, lalu keduanya tertawa kecil.

"Makasih udah muji gue," ucap Diva sambil tersenyum. Aliza membalas senyum itu, jarak di antara mereka terasa begitu dekat. Diva masih menggenggam tangan Aliza tanpa menyadarinya.

Aliza akhirnya berkata, "Gue pergi dulu, Kak."

Diva mengangguk, tapi Aliza tetap diam di tempat.

"Kenapa?" tanya Diva bingung.

"Tangan Kakak," ujar Aliza, matanya menunjuk ke arah genggaman Diva.

"Oh! Maaf, refleks tadi, gue cuma nggak mau lo mukul tembok." Diva langsung melepas tangannya.

Aliza mengangguk, lalu berlari menjauh tanpa menoleh lagi. Diva menatap kepergiannya sambil tersenyum kecil.

"Lucu," gumam Diva pelan.

Suka gak?makasih ya udah baca cerita aku,semoga kalian suka..gomawo

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!