Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Koma
Suaru dentuman keras membuat para warga. disana berhamburan mendatangi mobil yang dikendarai oleh Yufraj. Mukhta yang masih setengah sadar meminta tolong.
"Tolong !!!" Ujar Mukhta melemah
"Meraka masih hidup, ayo tolong mereka secepatnya" Seru salah satu masyarakat disana
Selang beberapa waktumobil yang di kendarai Yufraj meledak untungnya mereka bertiga sudah diamankan oleh para warga.
"Astaghfirullah !!!" Ucap salah satu masyarakat disana
"Untung mereka sudah diangkat dari mobil tersebut" Ujar warga yang lain
******
Dari salah satu warga disana ada yang menelpon ambulan dan polisi untuk segera ke TKP kecelakaan. Setelah itu salah satu polisi menelpon dari handphone Mukhta, untuk melihat panggilan terakhirnya.
"Assalamu'alaikum" Ujar Uma Rahma
"Wa'alaikumsalam, kami dari kepolisian. Apakah benar ini dengan keluarga nona Mukhta ?. Karena itu panggilan terakhirnya" Ujar Polisi tersebut
"Iya, ini dengan ibunya. Ada apa yah pa dengan anak saya ?" Tanya Uma Rahma dengan perasaan yang tak menentu.
"Saya ingin memberitahukan bahwaobil yan membawa nona Mukhta dan 2 orang lainnya mengalami kecelakaan. Sekarang mereka sudah kami bawa ke rumah sakit harapan pelita, saya harap nyonya segera ke rumah sakit sekarang" Jawab Polisi tersebut
Seketika Uma Rahma ambruk dan menangis histeris, sedangkan handphone yang dipegangnya terjatuh. Aba Rasyid yang baru datang melihatnya langsung mendekat dan menanyakannya.
"Kenapa Uma ?, ada apa ?" Tanya Aba Rasyid
"Mukhta, aba" Jawab Uma Rahma sambil menunjuk handphonenya yang tergeletak langsung saja aba Rasyid ambil.
"Assalamu'alaikum, hallo" Ucap Aba Syakir
"Wa'alaikumsalam" Jawab Polisi tersebut
"Ada apa ya pak ?" Tanya Aba Rasyid
"Saya ingin memberitahu bahwa mobil yang membawa nona Mukhta dan 2 orang lainnya mengalami kecelakaan. Sekarang mereka sudah kami bawa ke rumah sakit harapan pelita, saya harap tuan segera ke rumah sakit sekarang" Ucap Polisi tersebut
"Innalilahi, baik saya akan segera kesana sekarang. Terima kasih pak informasinya" Ucap Aba Rasyid
"Sama-sama, pak" Jawab Polisi tersebut
"Hik hik hik, aba anak-anak ...." Ucap Uma Rahma setelah sadar dan teringat akan keadaan anak-anaknya
"Sudah Uma jangan menangis, kita sekarang lihat ke sana. Tenangkan diri Uma dulu sekarang" Jawab Aba Rasyid menenangkan istrinya
"Ayo, aba sekarang kita ke sana perasaan Uma tida tenang sekarang" Ucap Uma Rahma masih menangis
"Iya, sekarang Uma tenang, kuatkan diri Uma" Jawab Aba Rasyid
"Gimana Uma bisa tenang ba, sedangkan anak kita mengalami kecelakaan" Ucap Uma Rahma marah
"Istighfar uma" Jawab Aba Rasyid sambil mengelus punggung Uma Rahma
Meraka bergegas untuk pergi ke rumah sakit harapan pelita, dengan perasaan mereka yang begitu khawatir akan anak-anak mereka. Sesampai di sana, dokter masih memeriksa mereka di dalam.
"Aba segera telpon mba Ratna, Aba" Ucap Uma Rahma
"Iya, aba akan menghubungi Herman sekarang" Ucap Aba Rasyid
Aba Rasyid langsung menghubungi kedua orang tua Adzkia, untuk memberitahu tentang kecelakaan yang menimpa anak mereka. Kedua orang tua Adzkia begitu terkejut akan berita tersebut. Tak lama ruangan terbuka, keluar seorang dokter aba Rasyid langsung menanyakan keadaan anak-anaknya.
"Bagaimana dengan keadaan anak-anak kami dok ?" Tanya Aba Rasyid
"Disini saya akan memberikan 2 kabar yang pertama pasien yang bernama Yufraj hanya mengalami luka ringan, akan tetapi ..." Jawab dokter menggantung
"Tetapi apa dok ?" Tanya Uma Rahma dengan perasaan tidak tenang
"Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun pasien atas nama Mukhta dan Adzkia mengalami koma karena benturan keras di kepala mereka" Jawab Dokter
"Apakah anak kami akan segera sadar dok" Tanya Uma Rahma
"Berdoa saja hanya keajaiban yang akan mengubahnya, saya permisi pak bu" Jawab Dokter tersebut
"Itu bohongkan ba, apa yang dikatakan dokter itu tidak benarkan ?'' Tanya Uma Rahma masih mengalir air matanya
"Kita pasrahkan saja semuanya kepada Alla, kita berdoa semoga semuanya baik-baik saja" Jawab Aba Rasyid
*****
Dengan sangat tergesa-gesa, orang tua Adzkia langsung menemui Uma Rahma dan Aba Rasyid yang ada disana.
"Rasyid bagaimana keadaan anak-anak sekarang ?" Tanya Papa Herman
"Duduk dulu Herman, Ratna" Jawab Aba Rasyid
"Jadi bagaimana keadaan Adzkia ?" Tanya Papa Herman karena belum menerima jawabannya
"Adzkia dan Mukhta mengalami koma man, karena benturan keras di kepala meraka" Jawab Aba Rasyid tak terasa meneteskan air mata
"Astaghfirullah al'adzim" Ucap Papa Herma sambil merangkul sang istri yang masih menangis setelah mendengar penjelasan Aba Rasyid
Saat mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, 2 orang polisi datang untuk membicarakan kasus kecelakaan yang menimpa anak-anak mereka.
"Permisi, selamat siang" Ucap seorang polisi tersebut
"Siang pak" Jawab Papa Herman
"Apa diantara kalian, ada orang tua korban kecelakaan ?" Tanya polisi tersebut
"Kami orang tuanya pak" Jawab Papa Herman
"Saya ingin membicarakan soal kasus kecelakaan ini pak" Ujar polisi tersebut
"Baik pak, silahkan" Jawab Papa Herman
Papa Herman pun mengikuti polisi tersebut untuk membahas tentang kecelakaan tersebut, papa Herman kembali ke depan ruangan anaknya.
"Gimana kata polisi man ?" Tanya Aba Rasyid
"Katanya supir yang mengendarai truk tersebut sedang keadaan mabuk, dan kabarnya orang tersebut meninggal dunia" Jawab Papa Herman
"Innalilahi" Ucap mereka disana
"Jadi polisi tidak dapat memenjarakannya" Lanjut Papa Herman
"Ini sudah takdirnya" Ucap Aba Rasyid
"Permisi pasien atas nama Yufraj sudah sadar, bila mau menjenguk silahkan asal jangan berisik takut mengganggu pasien yang lain" Ucapnperawat saat keluar dari ruangan yang ditempati Yufraj, Mukhta, dan Adzkia
"Alhamdulillah" Ucap mereka disana
"Terima kasih sus" Ujar Aba Rasyid
"Sama-sama, pak" Jawab suster sambil meninggalkan mereka
*****
Mereka pun memasuki ruangan Yufraj, dengan sedih yang masih dirasakan oleh para orang tua.
"Assalamu'alaikum" Saat mereka masuk
"Wa'alaikumsalam" Jawab Yufraj
"Gimana ada yang sakit nak ?" Tanya Uma Rahma khawatir tak terasa air matanya menetes
"Aku baik-baik saja, Uma jangan khawatirkan kakak" Jawab Yufraj sambil menghapus air mata ibunya
"Bagaimana Uma gak khawatir, anak-anak Uma kecelakaan" Ucap Uma Rahma
"Bagaimana keadaan Ade sama Adzkia, Uma ?" Tanya Yufraj khawtir
Hening, mereka bingung menjelaskannya bagaimana takut membuat Yufkaj Ahok saat mendengar kebenaran atas adik dan tunangannya.
"Kenapa diam, bagaimana keadaan mereka aba, Uma, om, tante ?" Tanya Yufraj karena belum mendapatkan jawabannya. dan membuat umanya dan bunda Ratna menangis.
"Kenapa Uma dan Tante malah menangis ?, ad apa ?, apa yang disembunyikan oleh kalian dariku ?" Tanya Yufraj dengan nada suara yang meninggi
"Yang sabar ya nak, keadaan mereka sekarang mengalami koma karena benturan yang sangat keras di kepalanya" Jawab papa Herman
"Aku mau melihat adikku dan Adzkia sekarang" Ucap Yufraj sambil turun dari blankarnya
"Mereka belum bisa kamu lihat, nak. Nanti kalau dokter sudah mengizinkan" Ucap Aba Rasyid
"Sekarang kamu istirahat saja" Ucap Papa Herman
"Iya, om" Jawab Yufraj lesu