NovelToon NovelToon
LOVE ISN'T LIKE A JOKE

LOVE ISN'T LIKE A JOKE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Slice of Life
Popularitas:965
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Ayuni dan kedua temannya berhasil masuk ke sebuah perusahaan majalah besar dan bekerja di sana. Di perusahaan itu Ayuni bertemu dengan pria bernama Juna yang merupakan Manager di sana. Sayangnya atasannya tersebut begitu dingin dan tak ada belas kasihan kepada Ayuni sejak pertama kali gadis itu bekerja.

Namun siapa sangka Juna tiba-tiba berubah menjadi perhatian kepada Ayuni. Dan sejak perubahan itu juga Ayuni mulai mendapatkan teror yang makin hari makin parah.

Sampai ketika Ayuni jatuh hati pada Juna karena sikap baiknya, sebuah kebenaran akan sikap Juna dan juga teror tersebut akhirnya membawa Ayuni dalam masalah yang tak pernah ia sangka.

Kisah drama mengenai cinta, keluarga, teman, dan cara mengikhlaskan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26. TUDUHAN

...“Aku bermimpi seperti sebuah kebohongan,...

...kalau aku sang pemeran utama....

...Dan seperti kebohongan itu pula,...

...aku sadar kalau aku hanya boneka....

...Yang bahkan tak berharga,...

...dalam drama tak bersua.”...

Sudah satu minggu aku bermimpi buruk, mimpi yang nyaris sama dimana aku ditinggalkan. Perasaanku tidak membaik juga walau hari-hari terus berlalu, tak peduli sebanyak apa kedua temanku dan kakakku menghiburku hal itu tidak berpengaruh. Rasanya dadaku sudah kebas, ada lubang tak kasat mata yang bersarang di sana, menggerogoti setiap rongga pernapasanku hingga aku sering kesulitan bernapas.

Kuputuskan untuk berjalan-jalan, menghirup udara segar pastilah bagus untuk pikiranku. Lagipula ada pekerjaan baru yang sepertinya menarik perhatianku, dan tidak mungkin jika aku diterima aku justru bersikap seperti orang depresi seperti ini, kan?

Tanpa kuduga aku berjalan ke arah taman dekat rumah. Jalan setapak dengan rimbunan pohon rindang di kanan dan kiri yang dimainkan angin membuatku tenang. Di turunan dari jalan setapak, tepat lapangan basket yang sepertinya berpenghuni kali ini. Ada beberapa anak muda yang kukira SMA sedang beradu tanding basket di lapangan. Membuatku ingin menonton mereka dan mendengar tawa yang menggelak memenuhi lapangan. Menyenangkan melihat masa sekolah dengan teman-teman seperti itu. Tanpa beban.

Aku duduk di pinggiran jalan berpaping yang menghadap langsung ke lapangan di bawah—sekitar satu setengah meter dari tempatku duduk. Sesekali aku menatapi kanopi-kanopi pepohonan di atas kepalaku, melihat cahaya matahari berusaha menerobos melewati setiap celah dedaunan. Angin yang berhembus cukup kuat, menerbangkan rambut panjangku walau tidak sampai berantakan.

Lapangan berwarna mencolok di hadapanku membuatku teringat malam ketika aku menangis dalam rengkuhan kakakku. Aku menyesal melakukan hal itu, karena aku yakin setiap air mata yang kukeluarkan pastilah amat menyiksanya. Aku mengakui segala hal yang tidak ingin kuakui, membuka pikiran akan apa yang hatiku inginkan. Namun, tetap ada satu hal yang tidak bisa kukatakan pada kakakku; mengenai rumor yang kudengar kalau kakakku pernah membunuh seseorang.

“Wah, Ayuni?!” suara familier tertangkap telingaku, mengeluarkanku dari lamunan.

Aku menoleh ke sumber suara, terkejut ketika melihat Andre berdiri tak jauh dariku dengan senyum khasnya. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun aku tidak melihatnya, entah mengapa sekarang aku justru merindukan segala gurauan dan kejahilan yang sering ia lakukan padaku. Dan sepertinya ia baik-baik saja, itu melegakan.

“Kenapa lo ada di sini?” tanyaku sok curiga, padahal dalam hati senang bisa melihatnya lagi. Namun bertanya-tanya bagaimana ia bisa berada di tempat ini. Aneh.

“Jalan-jalan?” jawabnya yang sangat tidak meyakinkan, ia sendiri terdengar ragu. “Udah seminggu nggak ngeliat lo, kok rasanya lo keliatan lebih tua lima tahun dari gue ya.”

“Siapa yang lo sebut tua?! Nggak sopan ngomongin umur sama perempuan,” tukasku.

Andre duduk di sampingku, tersenyum menggelikan saat aku menatapnya kesal. “Bukannya yang nggak sopan itu lo ya. Lupa siapa yang lebih tua di sini? Udah lama loh gue nunggu lo manggil gue kakak.”

“Jangan harap.”

“Kalau gitu panggil ‘Sayang’ juga nggak masalah,” katanya tanpa membuang senyum konyol dari wajahnya yang tidak pernah terlihat serius.

“Kesambet setan apa lo? Lagian ngapain lo ada di sini bukannya seharusnya lo kerja, jawab cuma jalan-jalan gue tendang ke lapangan,” ancamku.

“Kalau gue bilang gue kangen sama lo dan mau ketemu sama lo, apa lo percaya?” Andre berkata dengan raut serius, tatapannya bahkan berubah melembut tidak ada sirat ejekan di matanya yang kini memandangku.

“Uwoo~ternyata lo kangen sama gue. Pasti lo kesepian karena gue nggak ada di kantor, ya? Lo nggak ngejahilin Bobby setiap hari, kan?” godaku.

“Gue tahu kalau lo tahu gue serius ngomong itu, jangan ngalihin pembicaraan," ucapnya dengan air muka tidak main-main kali ini.

Sial, dia tahu pikiranku!

Kupalingkan wajahku darinya, tidak ingin bertatap mata dengannya dan membuatnya tahu apa yang sedang aku pikirkan lebih jauh lagi. Saat ini aku tidak ingin membicarakan hal-hal berat, aku hanya ingin mendengar obrolan yang bisa membuatku berpikir lain.

Aku terkejut saat mendengar Andre memberitahuku kalau Bos Juna mencariku beberapa hari ini. Andre mengatakan pada atasanku kalau kesalahan perngiriman dokumen itu karena Bos Juna sendiri yang salah memberi perintah pada berkas yang salah. Andre mendengar dan melihat ketika Bos Juna memberikan perintah itu padaku, karena ia memang ada di meja kerjanya yang tepat di belakangku.

“Gue nggak mau kembali ke sana,” kataku ketika Andre memintaku untuk kembali bekerja. Semua orang di sana tahu kalau aku tidak salah, dan mereka menginginkanku kembali.

“Kenapa? Apa karena Juna?” tuduh Andre yang menatapku jengkel. “Kamu jatuh cinta sama dia, kan?” Sejak awal pertemuanku dengannya sejak hari pertama bekerja, ini pertama kalinya ia menggunakan bahasa formal denganku. Menunjukan kalau usianya memang lebih tua dibandingkan aku.

Aku menatapnya tidak percaya, bagaimana ia tahu tentang hal itu. Aku sangat yakin kalau aku tidak terlihat sedekat itu dengan Bos Juna saat di kantor. Pandangan Andre berubah, serius dan juga kesal. Ada amarah dalam sorot matanya yang entah kenapa membuatku sedikit takut ketika melihatnya. Ada apa denganya hari ini. Apakah karena pemecatanku membuatnya semarah ini. Atau karena hubungan tidak jelasku dengan Bos Juna.

“Sudah kuduga. Tatapan kamu selalu berbeda bahkan ketika dengar namanya dia, kamu nggak pernah natap aku kayak gitu meski kita deket. Dan terkadang itu membuatku kesal setengah mati. Kapan kamu mau lihat aku dengan tatapan itu, tatapan yang selalu kamu tunjukin ke Juna,” ia mengaku dengan ekspresi marah yang sama. Membuatku tidak nyaman.

“Andre-”

“Apa kamu tahu?” ia menyelaku, “Juna itu nggak lebih cuma mempermainkan kamu aja. Sejak teror yang kamu dapet di kantor aku cari tahu siapa yang berani ngelakuin hal itu ke kamu. Itu ulah Juna, dia nyuruh salah satu OB untuk naruh foto dan memo itu ke meja kamu. Aku nggak tahu kenapa dia ngelakuin hal itu. Tapi, yang bisa aku simpulkan dia ada hubungnya sama kakak kamu. Juna punya kakak laki-laki namanya Jodi, selebihnya aku nggak tahu,” papar Andre dengan wajah marah.

Kepalaku rasanya pusing, entah aku harus percaya padanya atau tidak. “Nggak mungkin, Bos Juna nggak mungkin ngelakuin hal itu.”

“Kamu terlalu naif, Yun. Apa kamu tahu tentang dia sedikit aja di luar sebagai atasan dan karyawan? Apa kamu tahu siapa dan dimana keluarganya? Apa kamu tahu orang-orang yang deket sama dia? Kamu kadang kelewat polos untuk tahu mana orang yang main-main sama kamu dengan orang yang serius. Bisa jadi, penguntit yang ngikutin kamu dan mau nyulik kamu itu juga ulah Juna,” katanya lagi.

“Nggak mungkin Bos Juna ngelakuin hal itu. Atas dasar apa dia mau nyulik aku, Andre?! Berhenti menuduhnya yang tidak-tidak!” suaraku meninggi, tidak terima dengan apa yang kudengar.

Andre memegang pundakku, menyuruhku agar melihatnya. “Denger, semua yang terjadi sama kamu itu terlalu beruntun. Dan semua itu terjadi saat kamu masuk ke Queen. Aku cuma nggak mau kamu jatuh terlalu jauh karena Juna. Hanya karena kamu nggak mau buka hati kamu buat aku, bukan berarti aku bakal berhenti peduli. Ngeliat kamu yang depresi saat pemecatan aja aku udah nggak tega, apalagi lebih dari ini.”

Kudapati pandangan Andre memelas, memohon agar aku percaya padanya. Bukannya aku tidak mau percaya, aku hanya takut untuk percaya. Jika benar yang dikatakan Andre, lalu apa yang harus aku lakukan? Rasanya tidak mungkin jika Bos Juna yang melakukan teror itu padaku.

Apa hubungan Bos Juna dengan kakakku? Dari yang kutahu tidak pernah sekalipun Kak Indra menyebut nama Bos Juna selama ini, jadi tidak mungkin kalau mereka ada hubungannya.

Jodi?

Tunggu dulu, Andre mengatakan kalau kakak Bos Juna adalah Jodi. Mbak Hana pernah bilang padaku kalau ia kenal dengan Bos Juna. Ia adik dari Jodi, teman kakakku dan Mbak Hana. Kurasa aku tahu harus mencari informasi dari siapa.

“Andre, maaf, gue harus pergi. Gue mau cari tahu kebenaran Kak Indra dan juga hubungannya sama Bos Juna,” kataku yang kemudian berlari meninggalkan Andre sendirian.

Tak banyak berpikir lagi aku langsung berlari kembali ke rumah, mengganti pakaian yang layak dan bergegas pergi lagi setelah kuambil tas selempangku. Aku yakin kalau foto-foto yang kutemukan di meja kerjaku dulu masih ada di sana.

Kali ini aku akan mendapatkan jawaban yang kumau bagaimana pun caranya.

1
aca
lanjut donk
Yhunie Arthi: update jam 8 malam ya kak 🥰
total 1 replies
aca
lanjut
Marwa Cell
lanjut tor semangatt 💪
Lindy Studíøs
Sudah berapa lama nih thor? Aku rindu sama ceritanya
Yhunie Arthi: Baru up dua hari ini kok, up tiap malam nanti ☺️
total 1 replies
vee
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
zucarita salada 💖
Akhirnya nemu juga cerita indonesianya yang keren kayak gini! 🤘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!