zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Beberapa hari di rawat, zahra kini boleh pulang setelah di nyatakan kondisinya sudah normal oleh dokter, perban di kepalanya juga sudah di lepas dan di gantikan plester yang menempel di keningnya.
Rumah malik sedang di perbaiki oleh zafar dan aisyah, zahra juga tidak mau pulang ke rumah ibunya, jadi mereka memilih menginap selama beberapa hari di hotel.
Zahra masuk dengan malik yang berada di belakangnya menarik koper berisi pakaian mereka. Gadis itu duduk di ranjang sementara malik membuka kopernya untuk menata pakaian mereka di lemari, entah berapa lama malik dan zahra akan tinggal di hotel, mereka membawa seragam sekolah zahra juga pakaian dan buku tugas malik.
"Kak, gue bantu"
" Engga usah, duduk aja, istirahat sana " Sergah malik ketika zahra hendak berdiri dari duduknya. Gadis itu pun duduk kembali.
" Kak, gue minta maaf ya, lo pasti di salahin sama papah, mamah dan ibu. "
" Kenapa lo yang minta maaf? " Tanya malik sambil bolak-balik memasukan pakaian ke lemari.
" Gue tau, lo mau pergi ke gunung karena kesal sama gue. Masalah di bioskop hari itu, tapi lo tenang aja, kedepanya kalau rival ngelakuin itu lagi, gue bakal tampar dia. Gue janji! "
" Tenang aja, zahra. Gue engga bakalan ngomong sama ibu kok soal itu, lo takut ya gue ngadu? " Malik menatap zahra dengan menarik ujung bibirnya tersenyum.
"E-engga gitu kak. Gue beneran tulus minta maaf"
" Gue engga butuh maaf, tepatin janji lo, kalau rival sampai ngelakuin itu lagi, lo harus tampar dia! "
Zahra mengangguk cepat.
" Siap"
Zahra hormat pada malik.
Malik duduk di sofa setelah memasukan semua pakaian dirinya dan zahra.
" Kak... " Panggil zahra yang duduk di ranjang sambil mengayunkan kakinya.
"Sebagai permintaan maaf gue, lo boleh tidur di kasur bareng gue".
Malik melebarkan mata seketika hari itu ketika ia meminta agar tidur di kasur, zahra masih belum mengizinkan.
"Tapi... " Zahra memberi peringatan dengan serius.
"Lo jangan sampai tidur mepet ke gue! "
Malik berdecih.
"Gue minta itu pas lagi di rumah karena sofa di kamar engga enak. Kalau sofa ini sih empuk banget". Sahut malik seraya menepuk-nepuk sofa yang tengah ia duduki.
" Huh, ya udah kalau engga mau"
" Tawarannya masih berlaku kalau di rumah ya" Ujar malik
" Engga janji sih" Sahut zahra dengan memutar bola matanya.
Malik tersenyum.
"Jangan bilang lo mau tidur sama gue, zahra! " Goda malik
" Dih, apaan sih, kak! Percaya diri banget jadi manusia! "
" Haruslah, awas lo suka sama gue"
Malik merebahkan dirinya di sofa. Zahra yang mendengar ucapan malik barusan langsung melempar bantal ke wajah lelaki itu itu. Bukan marah, malik malah berterima kasih dan menyimpan bantal itu di bawah kepalanya.
" Gue tidur bentar ya.. "
Zahra membiarkan malik tidur, tadinya ia ingin menonton TV tapi takut malik terganggu. Jadi zahra hanya memainkan ponselnya, hingga beberapa menit berlalu, zahra mengambil selimut dan berjalan menghampiri malik untuk menyelimuti lelaki itu.
Ketika zahra menyelimuti malik dengan badanya yang sedikit membungkuk, tiba-tiba mata malik terbuka dan mata mereka saling bertemu, menatap lekat selama beberapa detik.
" Lo mau ngapain? " Tanya malik membuat zahra sontak mengerjapkan mata.
"S-selimut kak.. " Ucapnya terbata.
Malik melirik ke tubuhnya.
" Oh, makasih".
Zahra mengangguk lalu kembali ke kasur, ia merasa malu dan juga canggung tapi ketika ia kembali menoleh pada malik. Lelaki itu ternyata kembali tidur membuat zahra menggelengkan kepala.
Padahal jantung zahra masih berdebar karena malik menatapnya dari jarak dekat.
****
Sekolah di liburkan selama dua hari lagi karena adanya perbaikan tapi kuliah malik tetap berjalan karena masih banyak kelas kosong yang bisa di gunakan.
Malik duduk di sofa selepas mandi dan memakai pakaian nya, dari kemarin-kemarin malik tidak membuka ponselnya dan baru membukanya sekarang. Ketika sampai di hotel pun ia langsung tidur tanpa membuka ponselnya karena benar-benar kelelahan.
Ada puluhan panggilan tidak terjawab dari maya, mantanya itu juga mengirim banyak pesan.
" Lik, lo dimana? Mau kesini engga? "
"Lik, ayah di makamkan bentar lagi, sini dong".
" Lik, ayah sering banget nanyain lo. Plis buat terakhir kalinya lo datang ke rumah terakhir ayah. Plis".
" Ya Allah lik, gini banget lo benci sama gue. Gue cuman pengen lo datang bentar doang. Biar keinginan ayah terwujud. Ayah pengen banget ketemu sama lo! "
" Gue kira waktu di kereta bersikap baik sama gue karena lo udah maafin gue. Lo kaya gitu, karena kasian aja sama gue, kan? Tapi makasih seengganya pundak lo bikin gue nyaman selama di perjalanan ".
" Ya udah, lik. Kalau lo engga bisa datang, engga apa-apa. Maaf ya, gue malah maksa dari tadi".
Malik menghela nafas panjang, kemarin-kemarin memang ia benar-benar tidak membuka ponselnya sama sekali karena sibuk mengurusi zahra, membahas soal rumah yang rusak bersama zafar dan aisyah.
Zahra memberikan roti dan susu yang baru saja di antar gojek ke kamar hotel mereka.
" Nih, kak. Sarapannya"
Malik mengambil kantung keresek tersebut selepas menyimpan ponselnya di meja.
" Duduk, biar gue bikinin susu".
Sebenernya mereka bisa sarapan di bawah karena hotel tersebut menyediakan all you can eat, tapi malik tidak berselera, hanya ingin roti dan susu yang biasa ia minum di rumah dan merek itu tidak ada di hotel.
Zahra duduk di sofa tempat malik tidur, tak sengaja matanya melirik ponsel di meja dan membaca seluruh pesan dari maya. Hanya saja, Zahra tidak tahu siapa yang mengirim pesan itu karena malik tidak menyimpan nomor tersebut.
Zahra mengerutkan dahinya membaca seluruh isi pesan itu.
" Siapa dia? " Gumam Zahra.
" Kayanya dia ikut ke gunung juga kemarin"
Zahra langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika malik datang menghampiri. Lelaki itu menyimpan roti dan susu di meja lalu mengambil ponselnya.
" Lo kalau engga kenyang, mendingan sarapan di bawah deh" Ucap malik.
" Kita tinggal di sini udah sepaket sama sarapan, makan siang dan malam. Sayang Kalau engga makan di bawah".
" Engga ah, kak. Nanti aja, gue lagi males ke bawah, pengen di sini dulu. Mungkin pas makan malam gue ke bawah kali ya" .
Malik mengangguk.
" Ya udah"
Lelaki itu pun menghabiskan sarapannya.
" Gue ke kampus dulu. Lo kalau bisa jangan kemana-mana ya. Diam aja dulu di sini, baru pulih juga kan".
Zahra mengangguk.
"Iya, kak. Gue juga masih kerasa lemas, pengen tidur aja".
Malik mengangguk dan dia pun pergi dari kamar hotel tersebut.
" Assalamu'alaikum "
"Waalaikumsalam"
\*\*\*\*\*\*
Jangan lupa buat jadiin favorit!! dan tinggalkan jejak ❤
Happy Reading All.