NovelToon NovelToon
Masa Kecil Bulan

Masa Kecil Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan di Kantor / Slice of Life / Careerlit
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: yuliani fadilah

Sinopsis:
Cerita ini hanyalah sebuah cerita ringan, minim akan konflik. Mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari Bulbul. Gadis kecil berusia 4 tahun yang bernama lengkap Bulan Aneksa Anindira. Gadis ceria dengan segala tingkahnya yang selalu menggemaskan dan bisa membuat orang di sekitar geleng-geleng kepala akibat tingkahnya. Bulbul adalah anak kesayangan kedua orangtua dan juga Abangnya yang bernama Kenzo. Di kisah ini tidak hanya kisah seorang Bulbul saja, tentunya akan ada sepenggal-sepenggal kisah dari Kenzo yang ikut serta dalam cerita ini.

Walaupun hanya sebuah kisah ringan, di dominan dengan kisah akan tawa kebahagian di dalamnya. Akan tetapi, itu hanya awal, tetapi akhir? Belum tentu di akhir akan ada canda tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuliani fadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5 Ada-ada saja

Bulbul menuruni setiap undakan tangga untuk turun ke lantai bawah. Tak lupa gadis itu membawa ikan cupang yang kemarin Kenzo beli.

Bulbul melangkahkan kakinya menuju dapur, lebih tepatnya menuju meja makan. Bulbul naik ke atas kursi meja makan tersebut dengan susah payah, tak lupa menyimpan terlebih dahulu ikan cupang itu di atas meja makan, dan gadis itu mendudukan bokongnya di atas meja makan tersebut.

Tangannya terulur membuka tutup saji yang terlihat sudah tersedia nasi dan beberapa lauk pauknya.

"Malpuah cama Cem makan dulu yah, bial cepet besal kaya Bulbul!" ujar Bulbul pada ikan cupang itu sambil mengambil nasi dan menaruhnya di atas piring tak lupa beserta ayam gorengnya.

"Nih, makan," ucapnya sembari memasukan satu persatu butir nasi itu ke dalam botol kaca khusus untuk ikan cupang, tak lupa gadis itu menyuir-nyuir paha ayam dan memasukanya sedikit demi sedikit.

"Ayo dong dimakan, jangan cuma dicium-cium aja," ujarnya lagi sambil mengetuk-ketuk kaca botol itu.

"Ihh! Ko endak di makan!" sewot Bulbul kesal dan mencebikan bibirnya.

"Enapa, Malpuah cama Cem endak doyan?" tanya Bulbul. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Padahal enak loh, Bulbul juga cuka!" sewotnya dan menyuapkan suiran paha ayam itu pada mulutnya sendiri.

"Ihh, ayo dong di makan. Emangnya endak au cepet besal emang kaya Bulbul!" ujar Bulbul sambil memasukan tangannya ingin mengambil ikan itu.

"Diem dong cini Malpuah cama Cem bial Bulbul cuapin aja, ental kelo endak makan kalian bica cakit loh!" pinta Bulbul, namun tanganya tidak dapat menangkap ikan itu.

Aldan yang baru saja turun dari lantai atas berniat ingin membuat secangkir kopi, menyernyit menatap anaknya yang tengah duduk di atas meja makan. Kakinya melangkah membawa mendeka ke arah Bulbul.

"Bul. Kamu lagi ngapain?" tanya Aldan masih berjalan beberapa langkah dari meja makan itu.

Merasa ada yang berbicara, Bulbul menolehkan kepalanya ke belakang. "Papa Bulbul lagi ngacih makan Malpuah cama si Cem, tapi meleka endak au makan dali tadi Papa!" adunya sambil mencebikan bibirnya kesal. "Bulbul au cuapin meleka tapi dali tadi endak ke tangkep-tangkep!"

Aldan yang melihat anaknya itu memberiakn makan ikan cupang dengan nasi komplit dengan lauk pauknya di buat cengo seketika.

"Anak siapa sih ini ya Allah!" batin Aldan berujar dan langsung mengelus dadanya sabar.

"Ya Allah, Embul. Enggak di kasih makan nasi sama paha ayam juga dong!" tegur Aldan menatap anaknya itu tak habis pikir.

Bulbul menggaruk tangannya yang terasa gatal, menatap Aldan heran. "Enapa? Bulbul aja tadi pagi makannya cama naci, cama ayam goleng!"

Aldan menghela napasnya lelah. "Inikan ikan Embul, bukan kamu!" ujar Aldan mencoba untuk tetap sabar.

"Telus gimana Papa. Kalo meleka endak makan naci cama ayam goleng makan apa, ental meleka kelapalan cakit telus mati!" tutur Bulbul, sambil mengayun-ngayunkan kakinya.

Aldan menghela napasnya panjang. "Emang Bang Jojo enggak beliin pakan ikan cupangnya?"

"Pakan apa Pah?" tanya Bulbul.

"Makannan untuk ikannya, Embul sayang!" sahut Aldan memperjelas.

Bulbul mengangguk sambil membualtkan mulutnya berbentuk huruf o. "Telus makannanya apa Pah? Em ...." Bulbul berpikir sejenak sambil mengerucutkan bibirnya sedikit. "cotat, wapel, ueh, cekh, palmen, atau apa, Papa, kasi au cama Bulbul! Bial Bulbul culuh Bang Jojo buat beli ke cupelmalket." cerocos gadis situ sambil menghitung jarinya menyebutkan satu persatu makannan yang harus di belinya nanti.

Aldan yang berdiri di sebelah dispenser, tengah meneguk air putih tersedak mendengar penuturan anak ajaibnya itu.

Uhuk! Uhuk!

"Gusti nu agung, boga anak kieu-kieu teuing! Salah naon, aing bahela beli kaos di bere anak model kieu!" gumam Aldan meghela napasnya pasrah sambil mengusap hidungnya yang mengeluarkan air karena tersedak tadi.

(Gisti nu agung, punya anak gini amat! Salah apa gue dulu sampe di kasi anak model begini!)

Aldan menatap Bulbul gemas, sangking gemasnya ia ingin membung anaknya itu ke Jati Gede!

"Ya Allah, Bul! Kamu anak siapa sih?!" tanya Aldan mengusap wajahnya lelah.

"Papa Aldan cama Mama Winda!" sahut Bulbul polos sambil mengerjapkan matanya lambat.

Aldan berdecak mendengarnya. Namun, seketika pria itu menampikan senyumannya. "Nyaut lagi!" gumamnya pelan.

"Ini ikan Embul bukan kamu, Emangnya kamu di kasih coklat dan apalah itu langsung ijo matanya!" sewot Aldan. "Yang ada nanti mati ikannya Embul!" sambung Aldan.

"Telus Bulbul halus kacih makan apa dong Papa!" sewot Bulbul menatap Aldan yang menyimpan gelas di sebelah dispenser itu.

Aldan berpikir sejenak. "Pakan pelet Bul!" sahut Aldan.

Bulbul mengerutkan keningnya. "Endak Papa, ental ikan Bulbul kenapa-kenapa lagi!" sewot Bulbul dan menyembunyikan ikan cupangnya itu kebelakang tubuhnya.

"Kenapa? Emang pelet kan makannya Bul!"

"Bukan Papa!" kekeh Bul-Bul.

"Iya!"

"Bukan, Papa, kata Bang Jojo, pelet itu ...." Bulbul menggantung ucapanya dan berpikir sejenak, mengingat-nginat perkataan Kenzo yang dulu perna dikatakan remaja itu. "Em ... apa ya, Bulbul lupa deh, pelet itu ... olang yang buat olang itu ... Jadi cuka pada ... olang itu, gituh Papa!" jelas Bulbul, seingat apa yang ada di pikirannya saja.

Aldan mendengkus mendengar penuturan anaknya itu, ia ngerti apa maksud dari pelet menurut anaknya itu. "Beda lagi Embul, ini pelet khusus buat ikan!"

"Ohh! Gitu ya, Papa!" sahut Bulbul, mengangguk-nganggukan kepalanya mengerti.

"Papa, punya endak pelet buat makan ci Malpuah cama ci Cem?!" ujar Bulbul kembali bertanya.

Aldan menggelengkan kepalanya singkat pria itu tengah mengaduk kopi buatannya sendiri. "Enggak Bul, Papa kan gak punya ikan!"

Bulbul mengerucutkan bibirnya. " Telus ci Malpuah cama ci Cem makan apa, Papa ental meleka benelan cakit telus mati gimana?!" tanya Bulbul sambil menatap ikan cupang itu.

Aldan menghela napasnya. "Nanti aja suru buat Bang Jojo beliin peletnya dulu!"

"Ihh! Papa telus sekalang Malpuah cama Cem makan apa? Kan kata Papa meleka endak bole makan naci!" ujar Bulbul lagi.

"Yaudah sana kamu cari aja cacing, di pot bunga depan pasti banyak!" saran Aldan pada Bulbul.

"Emang boleh Papa?" tanya Bulbul.

Aldan mengangguk. "Boleh daripada enggak di kasih makan, entar benetan mati tau rasa!"

"Yaudah," Bulbul beranjak dari duduk di atas meja makan itu, dan turun dari sana dengan susah payah, lalu tangannya tetulur mengambil ikan cupang itu, lalu berjalan melangkah ke luar menuju teras depan.

``````

1
yuliani fadilah
hallo
Amai Kizoku
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
★lucy★.
terharu banget pas adegan romantisnya, ini the best story ever ❤️
Jennifer Impas
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!