NovelToon NovelToon
NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gulungan ombak

Crow meludahkan peluru yang penyok akibat gigitannya.

"Sakti."

"Apa dia bahkan manusia?"

"Ini pasti hanya sebuah trik!"

Para penonton mulai berkomentar. Wanita itu mulai merasa ketakutan saat tatapan bosan gadis itu mengarah padanya. Dia khawatir telah menyinggung seseorang yang begitu sakti.

Namun, melihat keadaan tangan putranya yang bengkak akibat diremukkan oleh Crow, dia menelan keraguannya dan memutuskan untuk menembak demi menyelamatkan putranya.

Tiba-tiba mata Crow melebar saat melihat itu…

‘Apa? Apa dia takut?!’ pikir wanita bernama Helena tersebut.

Dia yakin jika menembakkan revolvernya secara beruntun, gadis itu pasti tidak akan bisa menahan semua pelurunya. Helena pun menghabiskan seluruh peluru di dalam revolvernya. Namun, dengan mudah Crow menangkap semuanya dengan tangan kosong.

"Apa ini punyamu? Ambillah," ujar Crow dengan santai.

Dengan mudah, dia melempar pria itu ke arah ibunya, membuat keduanya bertabrakan dan terjatuh.

"Seriusan deh, aku pikir negara ini melarang warga sipil memiliki senjata. Tapi di sini kenapa ada ibu dan anak yang dengan bebas memiliki senjata api?"

Tanpa memedulikan keadaan sekitar, Crow dengan tenang berjalan menuju mesin penjual otomatis di belakang Helena. Dia memperbaiki posisi kacamatanya lalu memilih minuman yang akan dia beli.

Lobi hotel menjadi begitu hening. Semua orang menahan napas, takut menarik perhatian gadis itu.

Di luar, Roshana melihat layar monitor yang menunjukkan Crow kembali memasuki lift. Dengan cepat, dia sudah menghubungi kepolisian dan melaporkan keberadaan buronan di hotelnya.

Sementara itu, sekelompok anggota geng bersenjata mulai bergerak menuju Grand Hotel setelah Helena menghubungi suaminya, memberi tahu bahwa dia melihat buronan dengan harga kepala yang tinggi.

Polisi dan geng bersenjata kini berpacu, masing-masing berusaha menjadi yang pertama menangkap gadis itu.

Di sisi lain, Crow merasa kesal karena lagi-lagi lift yang membawanya ke lantai atas tiba-tiba berhenti. Saat pintu lift terbuka, keningnya mengernyit saat mendapati manajer hotel berdiri di depan pintu, hendak masuk.

***

Crown mengirim pesan terakhir untuk Gilbran, berharap agar pemuda itu menyelamatkan diri. Roshana berdiri di samping Crow, melirik sekilas ke arah lantai yang dituju oleh gadis itu.

"Lantai teratas? Jadi benar jika Nona Scarlett melindungi gadis ini," batinnya.

"Ke mana Anda akan pergi?" Tanya Crow setelah menutup telponnya.

"Eh?"

Ucapan Crow menyadarkan Roshana dari lamunannya.

"Aku memiliki urusan dengan penghuni lantai teratas," jawabnya cepat.

Dia ingin melihat bagaimana reaksi Scarlett saat rahasianya terbongkar. Roshana menduga bahwa Scarlett berusaha menyembunyikan keberadaan buronan di sampingnya, tetapi gadis itu justru menyelinap keluar tanpa pengawasan dan mengungkap dirinya sendiri.

'Dasar gadis bodoh. Apa dia keluar dari tempat persembunyiannya hanya demi menikmati kopi?' pikir Roshana.

Dia menyesali ketidakpekaannya sejak awal. "Seharusnya aku curiga pada Nona Scarlett sejak tangan kanan perusahaan Oliman datang menemuinya," sesalnya.

Jika saja dia mengetahui semuanya lebih awal, dia bisa memanfaatkan situasi ini untuk memeras Scarlett. Setelah Scarlett tidak bisa memberinya lebih banyak uang, Roshana bisa menjual informasinya ke perusahaan Oliman.

"Tapi sayangnya, kebodohan gadis ini hanya membuatku puas dengan hadiah buronan lima ratus juta."

Namun, senyum mulai mengembang di wajahnya. "Mari kita lihat apa yang bisa kudapatkan dari Scarlett saat aku menekannya mengenai hubungannya dengan gadis ini," pikirnya, membayangkan keuntungan besar dari gadis nyentrik itu.

"Jika kau ingin bertemu dengan Scarlett, maka ini bukan waktu yang tepat karena saat ini dia sedang tidur," kata Crow santai.

Roshana tersenyum lebar. "Oh, benarkah? Tapi aku yakin dia akan menemuiku setelah tahu tentang masalah yang kau buat."

Crow memiringkan kepalanya. "Masalah? Masalah apa?" tanyanya, merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Dengan santai, dia mengambil sekaleng kopi yang sebelumnya dia beli dari mesin otomatis untuk menyegarkan pikirannya.

Roshana menunggu dengan sabar.

"Ah~ sekarang aku mengerti," ucap Crow sambil tersenyum puas setelah menyeruput kopinya. "Kau berpikir aku melakukan kesalahan karena aku muncul ke permukaan, bukan?"

Roshana tersenyum, merasa telah menang. Namun, dia heran melihat Crow yang masih terlihat begitu tenang.

"Meskipun aku bukan gadis dalam poster buronan, menjelaskannya pun percuma." Crow berhenti sejenak untuk kembali meminum kopinya. "Ah~ tapi yang membuatku heran, kenapa kau berpikir aku dengan bodohnya keluar dari tempat persembunyian tanpa rencana apa pun?"

Dahi Roshana berkerut. 'Apa dia sedang menjebakku?' pikirnya.

Meski sudah melihat sendiri bagaimana Crow mampu menghindari dan menangkap peluru, Roshana yakin gadis itu tidak akan bisa berbuat banyak. Lagipula, jika keadaan memburuk, dia memiliki sedikit keahlian bertarung untuk melarikan diri. Ditambah lagi, polisi hampir tiba, jadi Crow tidak akan punya kesempatan untuk kabur.

"Kau begitu percaya diri dengan kemampuanmu, ya? Padahal tadi kau terlihat begitu ketakutan saat bertemu dengan perusahaan Oliman," ucap Crow tiba-tiba.

Roshana tersentak. Gadis itu seolah bisa membaca pikirannya.

"Ahahaha, sepertinya Nona Scarlett telah banyak berbicara tentangku. Aku merasa tersanjung," balas Roshana, berusaha tetap tenang.

"Begitulah. Kami selalu saling berbagi, tanpa ada sedikit pun rahasia," jawab Crow ringan.

Roshana merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu. Saat memperhatikan wajah Crow lebih seksama, dia mulai menyadari sesuatu, gadis di sampingnya memiliki kemiripan dengan Scarlett. Yang membedakan mereka hanyalah warna rambut, riasan, dan tato.

'Mungkinkah mereka saudara?,' pikirnya.

Tiba-tiba suasana di dalam lift itu berubah. Roshana merasakan insting bahanya bereaksi keras. Lift yang sejak awal tidak bergerak untuk menghambat pergerakan Crow, tiba-tiba kembali bergerak.

"Masih ada waktu 30 menit sebelum..." Crow berpikir keras. "Sebelum bencana itu dimulai."

Roshana merasa khawatir dengan bencana yang gadis itu katakan. Namun dia segera memasang kuda-kuda dan bersiap untuk bertarung saat melihat Crow mulai menyingsing lengan bajunya.

"Jadi mari kita lakukan ini dengan cepat," ucap Crow.

Segera Roshana melayangkan pukulan lebih dahulu, namun dengan mudah ditangkap oleh Crow. Sebuah tendangan ia layangkan, namun kekuatannya tidak cukup karena kekurangan ayunan.

"Sial, tempat ini terlalu sempit." Gumam Roshana.

"Kau ingat menunda pertarungan ini hingga kita sampai di atap?." Tanya Crow dengan senyuman meremehkan.

"Ya, tolong." Balas Roshana.

Crow melepaskannya, Roshan pun segera merapikan jasnya yang berantakan, tapi tiba-tiba sebuah belati melesat dan hampir mengenai wajah Crow.

Crow hanya menghela nafas panjang lalu tertawa kecil, "Classic," gumamnya. Dia pun membalas serangan dadakan itu, menghadiahkan begerapa pukulan lalu mengikat tangan Roshana dengan jasnya sendiri.

Akhirnya keadaan menjadi tenang, Roshana tidak dapat melakukan apapun karena tangannya terikat.

Crow dengan santainya meminum kopi kaleng lainnya, menunggu sampai lift sampai ke tujuan.

***

Saat pintu lift terbuka dengan bunyi pelan, Crow melangkah keluar dengan santai. Di tangannya, masih tergenggam kaleng kopi yang belum habis.

Roshana mengikutinya dengan langkah penuh kewaspadaan. Setelah tangannya terbebas dari ikatan, kini ia memiliki kesempatan untuk menyerang lagi.

Namun, meskipun Crow sedang membelakanginya, Roshana menyadari bahwa peluangnya untuk menang hampir tidak ada.

Begitu mereka tiba di atap, angin dingin menerpa wajah mereka, membawa rasa tidak nyaman.

Dari ketinggian ini, mereka bisa melihat situasi di bawah dengan jelas. Puluhan mobil polisi mengepung hotel, lampu merah biru berkedip-kedip menerangi area lobi.

Crow tersenyum kecil saat melihat SUV yang pernah ia berikan kepada Gilbran sebagai hadiah terparkir di area parkir hotel.

Di sisi lain jalan, sekelompok pria bersenjata lengkap yang merupakan anggota mafia tampak berjaga, menunggu situasi berkembang.

Ketegangan terlihat jelas di antara kedua kelompok, masing-masing bersiap untuk baku tembak kapan saja.

Dengan tangan terlipat, Roshana menyeringai. "Polisi dan mafia sama-sama mengincarmu. Apa rencanamu untuk keluar dari sini?"

Crow tetap diam, hanya menyesap kopinya dengan tenang. Pandangannya tertuju pada langit yang mulai diselimuti awan hitam pekat.

"Aku sudah berada di tempat paling aman," ujarnya akhirnya. "Jadi, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun."

Tiba-tiba, suara gemuruh aneh terdengar dari kejauhan, mengejutkan Roshana.

Groooooaaaaar!

Gedung hotel bergetar hebat. Roshana hampir kehilangan keseimbangan dan buru-buru berpegangan pada pagar pembatas. Sementara itu, Crow hanya sedikit bergoyang, seolah guncangan besar itu tidak berdampak padanya.

"Apa yang terjadi?!" Roshana berteriak panik. Sejenak, ia berpikir bahwa Crow mungkin telah memasang bom di hotelnya.

Namun, setelah melihat bangunan-bangunan lain di sekitar juga ikut bergetar, ia sadar bahwa ini adalah gempa bumi.

Di bawah, baik polisi maupun mafia yang sebelumnya saling mengancam kini sama-sama bingung dan panik. Orang-orang berteriak saat tanah bergetar semakin kuat. Lampu jalan bergoyang, kaca-kaca pecah, dan suara sirene memenuhi udara. Beberapa gedung mulai miring hingga akhirnya runtuh.

Crow menatap ke arah cakrawala, menyipitkan mata untuk melihat lautan yang berada sekitar dua puluh kilometer dari tempatnya berdiri.

Ia melihat air laut surut dengan cepat dan tidak wajar, memperlihatkan dasar laut yang biasanya tersembunyi.

"Itu datang," gumamnya pelan.

"Apa?" tanya Roshana, masih berpegangan pada pagar pembatas.

"Tsunami," jawab Crow, membuat Roshana tercengang.

Begitu guncangan mereda, Roshana mencoba berdiri. "Itu tidak mungkin! Kita terlalu jauh dari pantai..."

Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, suara gemuruh yang lebih besar datang dari kejauhan.

Dinding air raksasa setinggi puluhan meter melaju dengan kecepatan mengerikan menuju kota. Kapal-kapal besar di pelabuhan terhempas seperti mainan kecil. Gedung-gedung tinggi di sepanjang pesisir mulai diterjang gelombang pertama.

Mata Roshana membelalak melihat pemandangan mengerikan di depannya. "Tidak mungkin... gelombang itu tidak bisa mencapai tempat ini, kan?"

Crow hanya terkekeh pelan, tidak menjawab, membuat Roshana semakin gelisah.

Di bawah, baik polisi maupun mafia benar-benar melupakan konflik mereka. Semua orang berusaha melarikan diri, berpikir bahwa bahaya utama adalah kemungkinan gedung runtuh akibat gempa.

Namun, mereka tidak menyadari bahwa ancaman yang jauh lebih besar sedang bergerak ke arah mereka.

Roshana menatap Crow dengan wajah penuh ketakutan. "Apa yang harus kita lakukan?!"

Crow tidak menjawab, dia sedang menikmati pemandangan menakjubkan saat tsunami menggulung semuanya di bawah sana. Ia membuang kaleng kopinya ke samping sebelum memberikan saran,

"Selamat datang di era baru. Sebaiknya kau menjaga agar dirimu tetap kering."

1
Sean71
lanjut thor 😁😁😁
Excellent_098™
tumben up 3 ch sehari, semangat thor
Sean71
lanjut thor🙏🏻💪🏻💪🏻
Sean71
thanks thor dah double up hehe😅😅
Dadang Eliz
luka parah kok hanya.. nunggu modhar dl kali ya
Sean71
dah ganti cover nih,,,,, semoga bisa lebih semangat lagi up nya thor🙏🏻🙏🏻
Sean71
thor tumben up 1 bab nih
Dadang Eliz
wiiiiiih... kena kau... wkwkwkw
Sean71
tumben nih blum up, knapa ya thor🤔🤔
Sean71
thor lanjut, kepo ni mo tau bagian pas bencananya gimana tuh🤔🤔
Sean71
ceritanya bagus, pen tau nanti pas lawan zombie asli Sekar dapet kekuatan elemen kaga ya atau cuma sistem play store doang
Sean71
thor lanjut hehe
Excellent_098™
saran aja thor, lanjut aja cerita dmyth, udah banyak ch nya juga
Orpmy: nggak sabar nunggu Wira tebar benih lagi kah 🤭
total 1 replies
Excellent_098™
baru awal udah ngeri gini
Thaib X IPS 2
tolong ya jang berhenti di tengah jalan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!