NovelToon NovelToon
MY HOT AND SEXY HUBBY

MY HOT AND SEXY HUBBY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Teguran Bara

Hati senang juga pikiran tenang, setelah tiga hari Jingga melupakan sejenak kesibukan di kantor. Tinggal kini menghadapi masalah yang mungkin akan datang, karena ia bolos kerja tanpa adanya keterangan. Sudah dapat di pastikan bos galaknya akan memanggil dan memberikan wejangan-wejangan, yang cukup membuat telinganya mengepulkan asap.

"Jingga! Kamu dipanggil pak bos" teriak Mbak Silvi sekretaris Bara, ketika kakinya hampir memasuki lift yang akan membawa ke tempatnya mengais rejeki.

"Siap Bu!" sahut Jingga agak keras.

Pintu segera tertutup begitu dua orang karyawan pria memasukinya, tetapi terhenti saat sebuah tangan putih terulur menghentikannya.

"Huh! Hampir saja ketinggalan" gerutu Mbak Silvi pelan, tapi masih bisa terdengar oleh pengguna lift yang lain.

Dengan memakai Stiletto delapan centi, sekretaris Bara itu terlihat tinggi semampai. Jingga tak ubahnya seperti liliput di sebelah Mbak Silvi, perempuan cantik dengan dandanan full make up itu sangat memikat mata para pejantan yang berdiri mematung dengan mata diam-diam mengagumi kecantikannya.

Di liriknya sepatu datar yang dipakainya, tanpa hak dan terlihat tak berkelas. Juga pakaian yang dikenakannya, tanpa merk terkenal. Di bandingkan dengan sekretaris Bara, Jingga seperti Upik abu.

"Berhenti menatapi saya" bisik Mbak Silvi ketus. "Kamu tau, saya lebih hebat dengan barang-barang branded."

Jingga menelan ludah dengan susah payah, tertangkap basah tengah mencuri-curi pandang. Membandingkan dirinya dengan sekretaris Bara, yang demikian high class.

"Maaf" cicitnya lirih.

"Dasar udik!" seru Mbak Silvi ketus, sebelum keluar dari lift.

"Cantik-cantik sombong" kata lelaki yang berjalan di belakangnya. "Jangan diem aja, di perlakukan seperti itu" lanjutnya geram.

"Ah, saya sudah biasa dengar seperti itu" ujar Jingga menghibur dirinya sendiri.

Sesampainya didepan meja sekretaris Bara, Jingga menunggu pemiliknya datang. Ia duduk di sofa yang ada di ruangan, sambil memandangi meja kerja yang terdapat banyak file juga dokumen kantor. Pintu ruang direktur setengah terbuka, memberi celah bagi Jingga untuk bisa melihat sedikit pergerakan di dalamnya. Tampak sang bos tengah memberi perintah pada Mbak Silvi, yang segera dilakukan oleh sekretarisnya.

"Sana cepat masuk!" perintah Mbak Silvi ketus, begitu keluar dari ruangan pak bos. "Ingat! Jangan keganjenan, kalo ngobrol dengan beliau" pesannya.

"Siap Bu!" canda Jingga.

"Ibu...ibu, memangnya saya ibumu!"ujar Mbak Silvi meradang. "Sudah berapa kali saya bilang, jangan panggil ibu. Saya belum punya anak, menikah juga belum dan panggilan itu terdengar menyebalkan."

"Tapi Bu, itu kan satu penghargaan buat wanita yang memiliki kedudukan di kantor" sangkal Jingga tak mau kalah.

"Panggil saja Mbak Silvi, kedengaran lebih enak" putusnya mengakhiri perdebatan.

"Siap Bu, eh... Mbak" cengir Jingga

"Tok!"

"Tok!'

"Tok!"

Jingga mengetuk daun pintu yang masih terbuka sedikit, dan tidak di tutup sempurna oleh sekretaris Bara.

"Masuk!" ucap sang bos, dengan suara keras. "Jangan lupa, tutup pintunya" perintahnya lagi.

Jingga menghampiri lelaki yang masih duduk di kursi kebesarannya, ia menunduk menekuri pekerjaan mengabaikan keberadaannya. Tanpa mengangkat wajah, Bara Aditya memintanya agar segera duduk.

Ke dua tangan Jingga saling bertaut, keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya, pertanda kecemasan yang melanda pikirannya. Sudah bisa di pastikan, ia akan menerima omelan sang bos karena ketidakhadirannya selama tiga hari ini.

"Kamu tau, kenapa saya panggil?" tanyanya memulai percakapan.

Jingga yang tidak fokus karena sedang melamun, terperanjat dan segera beristigfar sambil mengusap-usapnya dadanya.

"Eum, maaf Pak " ucap Jingga gelagapan. "Bapak tadi tanya apa, ya?"

"Lupakan! Enggak ada siaran ulangan!" ucap sang bos, sembari bangkit dari kursi empuknya. Ia berdiri membelakangi, dengan kedua tangannya berada dalam saku celana. Memandangi lalu lintas dari atas gedung kantor, dan mengacuhkan Jingga yang melihat penampakan sang bos dengan air liur yang hampir menetes.

Tepat seperti dalam film-film yang pernah di tontonnya, penampilan Bara terlihat sexy dengan tinggi 185 cm dan bokong yang sungguh menggoda. Eer...sungguh Hamish Daud ada di depan matanya, walaupun ini versi kw-nya. Tapi cukup membuat matanya ternoda dengan pemikiran cabulnya, berharap bisa memeluk punggungnya yang lebar dan meraba otot-otot yang menonjol. Bodoh sekali Mela, melepaskan kekasih yang super keren juga hot abis. 'Duh, bagaimana rasanya berada dalam pelukan Bara Aditya yang ganteng abis.'

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" sebuah suara bariton menginterupsi khayalannya, yang melebar kemana-mana.

"Oh...eh...!" Jingga salah tingkah, ia menggaruk tengkuknya grogi. Semburat merah, mewarnai tulang pipinya.

"Kamu memandang saya dengan penuh nafsu" tuduh Bara dengan mata berkilat tajam. "Tapi wajar sih, saya kan memang penuh pesona" akunya sombong.

"Narsis banget, Pak!" celetuk Jingga kelepasan, ia sampai menutup bibirnya cepat-cepat.

Bara menaikkan sebelah alisnya, tak menyangka gadis muda di depannya bermulut tajam. Menilik dari penampilannya, cukuplah menarik dan menantang kelelakiannya. Kulit putih mulus dengan hidung mungil menghiasi wajah ovalnya, serta rambut hitam sebahu yang dibiarkan tergerai. 'Hmm, not bad.'

"Jadi, kamu sahabatnya Mela."

"Iya Pak, kami bersahabat sejak kuliah."

"Oh...!"

"Ck, bapak memanggil saya ke sini cuma mau bilang itu doang."

"Enggak juga! Saya ingin memastikan, perempuan yang di pilih Mela sesuai kriteria" lanjutnya, sembari duduk di seberang kursi yang di duduki Jingga.

"Saya pikir, bapak mau ceramahin saya karena bolos kerja."

"Kamu gak sepenting itu!"

"Iya sih, saya mah cuman karyawan biasa dengan prestasi gak penting."

"Itu, kamu sadar diri!"

"Ish, menyebalkan" gerutu Jingga pelan.

"Kamu ngomong apa barusan?" tanyanya menyelidik.

"Saya gak ngomong apa-apa" dusta Jingga.

"Telinga saya belum tuli, kamu barusan mengumpat saya!"

"Sorry bos" cicitnya takut-takut.

"Bagaimana dengan usulan Mela? Kamu mau menerima keinginannya" ujar Bara serius.

"Saya belum memutuskan, Pak."

"Ini sudah tiga hari, sejak Mela meminta mu menikah dengan saya."

"Saya menolak keinginan Mela!"

"Kenapa? Saya kurang tampan atau kaya di banding mantan mu yang suka selingkuh."

"Bapak gak ada hubungannya dengan Randy, saya belum mau terikat apalagi dengan lelaki yang belum selesai dengan masa lalunya." tutur Jingga panjang lebar.

"Kenapa tidak? Kamu juga belum selesai, dengan mantan mu."

"Saya sudah selesai dengan curut koplak itu, ketika dia selingkuh. Bapak, yang masih berhubungan dengan Mela."

"Saya gak mungkin tidak berhubungan dengan Mela, karena kami sepupuan. Tapi secara asmara, Mela sudah memutuskan untuk pisah."

"Saya takut kalian CLBK, yang paling menderita tentunya bapak tau."

"Ayolah, saya minta kerjasamanya. Kalau dalam setahun kita cocok, maka teruskan saja."

"Enteng banget bapak ngomong kayak gitu, memangnya menikah itu mudah?"

"Saya akui, menikah itu gampang-gampang susah. Apalagi punya istri model kamu, yang ababil."

"Apaan ababil?"

"ABG labil!"

"Apa?!"

...****...

1
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Si Mela gak sangka ternyata ular kadut... serakah. demi melancarkan tujuan nya, dia rela menyakiti orang yg Trsakiti..

Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Klo ceritanya bagus scroll nya pelan pelan penuh dengan perasaan bgitu pun bacan'y....

Lanjut ka n ttp semangat 💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki so romantis knpa gk nikah aja sih ma su sepupu tiri entu jangan kbanyakan drama dech..
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y

Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Novel yang luar biasa
I like❤👍
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Seger di setiap percakapan suami istri entu ya walopun kelakukuan suami'y susah di tebak...

menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..

Semangat Ka author moga success🏆💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Kasian Jingga di hianati temen temen nati bisa jadi Hana jga bgtu..
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..

Lanjut ka....
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Akhirnya benteng pertahan jebol...

Lanjut ka Author ttp semangat
Rosmeini Yazid
lanjut Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!