NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07 : Sayang Dilewatkan

...- happy reading -...

...***...

...This is Laras...

Hari ini Juan sampai di sekolah lebih awal. la sengaja menghindari Joanna karena pertanyaan kemarin. Kenapa tiba tiba Joanna mengekangnya seperti itu? Biasanya ia nafas pun perempuan itu tidak akan peduli.

"Eh, Juan dateng pagi banget, jam berapa?" Saka duduk tepat di depan meja Juan. Memang mereka duduk saling berdekatan untuk memudahkan mereka berkomunikasi.

"Setengah 6 mungkin."

"Anjir! gue jam segitu belum bangun." Saka nampak heboh, bukan Saka namanya kalau tidak heboh.

"Gapapa kali, gue lagi rajin."

Juan mengeluarkan susu strawberry dari saku Hoodie nya. la ingat tadi saat ia duduk di kantin sembari menunggu sekolahan ramai.

Laras datang menghampirinya dan sedikit mengobrol dengan nya. Ternyata gadis itu malah membelikannya susu strawberry, susu kesukaannya. Mungkin kebetulan?

"Heh kenapa lo senyum senyum? Ga kesambet kan lo? Makanya jangan kepagian datang nya, penunggu sekolah jadi ngikutin lo kan," cerocos Saka.

"Maksud lo Pak Mamat?" Juan tertawa membuat Saka mengerucutkan bibirnya.

"Iya sih ga salah, tapi kan bukan itu maksud gue. Pak Mamat kalo ngikutin kita serem juga." Lalu keduanya tertawa.

"Juan bantu ibu bawa buku ini ke perpustakaan ya. Vito sedang ada rapat osis," ucap Bu Ayu lalu berjalan meninggalkan kelas.

Juan hanya mengangguk pasrah, biasanya ketua kelasnya yang akan disuruh, tapi kali ini ketua kelasnya itu sedang rapat osis.

"Ju, sorry kita ga bisa bantuin lo, salinan pr dari lo masih banyak. Sebentar lagi jam nya Pak Anton nih."

Juan mengangguk melihat ketiga teman nya sibuk menyalin pr darinya, tugas kali ini menggambar kerangka manusia dan itu yang membuat mereka kewalahan.

Juan membawa buku paket berukuran sedang dengan jumlah 20 itu ke arah perpustakaan. Karena kelasnya berada di atas maka ia harus turun tangga untuk mencapai lantai 1.

"Sini gue bantu." Juan menoleh, mendapati Sinta berdiri disana sembari tersenyum menunjukkan lesung pipinya.

"Eh, gapapa kak?"

"Gapapa lah. Kalau jatuh tambah ribet."

"Ke perpus kan?" tanya Sinta kembali. Juan lagi lagi mengangguk dan keduanya berjalan beriringan.

"Btw lo deket sama Laras?" tanyanya tiba tiba. Juan terdiam sejenak.

"Ngga ko kak, ga sedekat itu." Sinta menganggukkan kepalanya pelan.

"Soalnya gue akhir-akhir ini liat Laras perhatian banget sama lo, ga kaya biasanya." Juan mengernyitkan alisnya, ingin bertanya lebih tapi rasanya malu.

"Ada yang mau lo tanyain?" tanya Sinta begitu melihat ekspresi Juan kebingungan. Keduanya pun sampai di perpustakaan, Juan dan Sinta pun merapihkan buku kembali ke rak.

"Laras ga pernah deket lagi sama cowok, semenjak Dito ga ada." Juan terdiam, menatap Sinta yang masih sibuk merapikan buku.

"Dito meninggal karena kanker, jadi dia terpukul dan ga pernah mau terbuka lagi, apalagi soal cowok. Tapi semenjak hari itu, dia sering senyum kalo liat lo. Bahkan perhatiin lo."

Sinta tersenyum, keduanya saling bertatapan.

"Jadi kalo dia mulai serius sama lo, gue minta lo buat ga patahkan hati dia. Karena dia ga pernah cerita ke anak-anak Girlvy."

Keduanya saling mengunci pandangan, hingga Sinta menyadari salah satu buku akan jatuh mengenai kepala Juan. Dengan refleks yang cepat, tangan Sinta berpindah ke atas kepala Juan dan buku pun jatuh mengenai kepala cowok itu.

Juan yang terkejut pun hanya mematung.

"Nga papa, kan?" Juan menggeleng pelan.

"Syukur deh, kalo kepala lo kena itu bisa bisa benjol nanti." Sinta terkekeh sembari mengelus rambut Juan.

"Udah rapih nih. Ayo balik kelas."

***

Malam ini Juan duduk di kasurnya sembari mendengarkan lagu Billie Eilish ft. Khalid Lovely. Lalu sebuah notifikasi mengganggu lagu yang ia dengar. Dengan cepat ia membuka ponselnya dan melihat kontak tak dikenal di aplikasi Line.

Laras Cantika 💬 : Save back, Laras.

Juan tersenyum lalu membalas pesan itu dengan cepat.

Udah ko kak, dapet id line gue darimana?

Laras Cantika 💬 : Kepo lo haha, tidur sana, udah malem. Sweet dream.

Juan pun tersenyum dan meletakkan ponselnya, ia lalu membaringkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

***

"Juan! Bangun sayang, katanya mau jogging?" Bunda Lexa berusaha membangunkan putranya itu meskipun tidak ada hasil sejak 10 menit yang lalu.

"Emmhh, lima menit lagi bunda!" Bunda menggelengkan kepalanya.

"Ini udah siang loh, udah jam setengah 8. Nanti keburu panas."

Bunda mengangkat selimut nya dan mematikan AC.

"Iya Bunda Juan bangun, Bunda duluan ke bawah ajaa."

Bunda Lexa bangkit lalu membuka gorden sehingga kamar yang awalnya gelap itu kini menjadi terang menyilaukan mata.

"Bunda tunggu dibawah, sarapan dulu."

Bunda Lexa pun akhirnya keluar kamar membiarkan pintu kamar anaknya terbuka setengahnya. Juan yang masih sangat mengantuk pun kembali memejamkan matanya.

"Kebo banget sih lo."

Juan yang awalnya tidur kini membuka matanya lebar, pasalnya ia tahu suara siapa itu. Dengan cepat ia duduk dan menatap Joanna yang berdiri sedikit membungkuk jadi jarak keduanya dekat.

Sadar dengan selimut yang tersibak dan celana boxer super pendek serta tanpa pakaian atas membuat Juan ingin berteriak saat itu juga.

"Kak keluar dulu, plis!"

Joanna yang melihat wajah memerah Juan bingung, lalu ia justru melihat ke arah dada Juan. Sadar di lihat, Juan memilih melempar bantal ke arah kakaknya itu.

"Keluar, cepetan!"

Sementara Joanna hanya berdecak sebal dan berjalan keluar kamar Juan, tidak lupa ditutupnya pintu yang sedari tadi terbuka. Juan yang masih merasa malu hanya memegang pipinya sembari menganga, benar benar memalukan! Rasanya ia ingin berteriak, jungkir balik dan kayang sekarang.

Bisa bisanya kakak nya itu ada di kamarnya, perempuan itu seperti hantu. Sudah dua kali tiba tiba berada di kamarnya. Biasanya Joanna akan sibuk sendiri dan tidak menganggap keberadaan nya.

"Argh maluu.. ga jadi udah gue jogging nya."

Juan mengacak acak selimut dan melempar bantal ke lantai. Oke, mulai hari ini Juan akan mengunci kamarnya selama tidur, agar makhluk itu tidak bisa masuk sembarangan.

"Nyebelin!"

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!