Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalahan Yang Memalukan
Lawkei pun mulai menyerang Ksatria Kegelapan itu namun dengan mudah dia menghindari serangan Lawkei dan menendangnya hingga terpental.
"Hahaha! Ternyata kalian para pemakai pedang pelindung ya? Kalian sepertinya belum bisa memakai penuh kekuatan dari pedang itu," ucap Ksatria Kegelapan
Ziaz pun melayangkan tebasannya kepadanya, namun berhasil di tahan oleh Ksatria Kegelapan itu.
"Woah, kau lumayan kuat juga ya, nama ku Demon Teza, siapa namamu wahai ksatria muda?" ucap Ksatria Kegelapan itu sambil menahan serangan Ziaz
Ziaz mendengus keras, berusaha menahan tekanan dari pedang gelap Teza. Sorot matanya penuh amarah, tapi dia tetap fokus. Teza menyeringai puas melihat reaksi ksatria muda itu.
"Kau memiliki semangat, bocah," ujar Teza sambil mendorong Ziaz ke belakang dengan satu gerakan kuat. "Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkanku."
Lawkei, yang baru saja bangkit dari serangan sebelumnya, menghunus pedangnya. "Jangan remehkan kami. Mungkin kami belum sepenuhnya memahami kekuatan pedang pelindung kami, tapi itu bukan alasan untuk kalah."
Teza tertawa. "Bagus! Aku menyukai perlawanan. Itu membuat pertarungan jadi lebih menyenangkan."
Tanpa peringatan, Teza menyerang keduanya dengan kecepatan luar biasa. Pedang gelapnya bergerak seperti bayangan, sulit ditebak arahnya. Ziaz dan Lawkei harus bekerja sama, saling menutupi kelemahan masing-masing. Namun, serangan Teza semakin intens, dan mereka mulai terdesak.
Ziaz memperhatikan gaya bertarung Teza, mencoba mencari celah. Pedang gelap itu memancarkan aura yang mengganggu, membuat fokusnya goyah.
"Pedang itu... bukan senjata biasa. Sepertinya ada kekuatan iblis di dalamnya," pikir Ziaz.
"Lawkei!" seru Ziaz sambil memblokir serangan lainnya. "Kita harus menyerangnya bersamaan. Dia tidak akan bisa menghadapi dua arah sekaligus."
Lawkei mengangguk. "Baik."
Mereka menyerang secara bersamaan, Ziaz dari kiri dan Lawkei dari kanan. Namun, Teza justru tampak menikmati tantangan itu. Dengan gerakan memutar yang anggun, dia berhasil memblokir serangan Ziaz dan menangkis pedang Lawkei.
"Kalian perlu lebih dari ini untuk mengalahkanku!" teriak Teza.
Tiba-tiba, Ziaz mundur beberapa langkah dan mengaktifkan Mode Cahaya Biru dari pedangnya. Aura biru terang menyelimuti tubuhnya, meningkatkan kekuatannya. Dia menghunus pedang dengan serius, pandangannya tak tergoyahkan. "Kalau begitu, kau akan melihat kekuatan sebenarnya."
Ziaz melompat tinggi, meluncurkan tebasan vertikal dengan seluruh tenaganya. Teza terkejut dengan kecepatan serangan itu, namun berhasil memblokirnya di detik terakhir. Suara keras memenuhi udara, menciptakan gelombang energi yang mengguncang tanah di sekitar mereka.
Lawkei sudah siap dengan serangan berikutnya. Dengan pedang yang berkilauan oleh energi listrik, dia melancarkan tebasan horizontal yang hampir mengenai tubuh Teza. Teza harus melompat mundur untuk menghindari serangan itu.
"Kerja bagus," kata Ziaz dengan napas terengah-engah.
"Jangan terlalu santai," jawab Lawkei. "Dia belum serius."
Teza berdiri tegak, wajahnya berubah serius. "Kalian berdua lumayan juga. Tapi jika kalian pikir ini cukup untuk melawanku, kalian salah besar."
Dia mengangkat pedangnya ke udara, dan bayangan di sekitarnya mulai bergerak liar. Bayangan itu berubah menjadi makhluk-makhluk menyeramkan, dengan tubuh gelap dan mata merah menyala.
"Kalian siap untuk ronde kedua?" ucap Teza sambil tertawa kecil.
"Yang benar aja," ujar Ziaz
Makhluk-makhluk bayangan itu menyerbu ke arah Ziaz dan Lawkei. Lawkei langsung menyerang mereka, dia berhasil menebas beberapa dengan pedangnya. Namun, setiap makhluk yang dihancurkan langsung muncul kembali.
"Dia sumbernya," gumam Ziaz sambil berusaha mendekati Teza. Namun, makhluk-makhluk bayangan terus menghalangi jalannya.
"Ini tidak akan berhasil!" seru Ziaz. "Lawkei, kita harus menyerangnya bersamaan lagi, tapi kali ini dengan seluruh kekuatan kita."
Lawkei mengangguk. "Aku akan membuka jalan. Kau fokus pada Teza."
Lawkei pun memanggil petir dengan kekuatan dari pedangnya, Lawkei menghancurkan sebagian besar makhluk bayangan dalam satu serangan. Sementara itu, Ziaz melompat melewati celah yang tercipta, langsung menuju Teza.
Teza menyeringai. "Kau terlalu terburu-buru!" Dia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh.
Namun, Ziaz sudah siap. Dia memutar tubuhnya di udara, menghindari tebasan itu dengan gerakan lincah. "Sekarang!" Ziaz berteriak sambil meluncurkan tebasan energi biru ke arah Teza.
Teza berusaha menangkis, tetapi serangan itu terlalu kuat. Ledakan energi biru menghantamnya, membuatnya terpental beberapa meter ke belakang.
Lawkei segera berdiri di samping Ziaz, matanya penuh tekad. "Kita harus menghentikannya sekarang."
Teza, meski tampak lebih terpojok, berdiri dengan napas terengah-engah. "Kalian berdua memaksa ku untuk mengeluarkan seluruh kemampuan ku ya? Tapi ini belum selesai!" ucapnya
Dia mengangkat pedangnya lagi, bersiap untuk ronde berikutnya. Namun, sebelum dia bergerak, suara lain muncul dari balik bayangan.
"Teza, cukup. Kau terlalu banyak bermain-main."
Sosok berjubah hitam lainnya muncul, membawa pedang merah darah dengan energi yang jauh lebih mengancam. Ziaz dan Lawkei saling melirik, menyadari bahwa lawan mereka baru saja bertambah dan lebih berbahaya.
"Kiran... Kenapa kau berada disini..." ucap Teza yang ketakutan
Ziaz pun melihat Teza yang ketakutan dengan orang itu. Lawkei pun melihat tulisan nomor 3 di pedang orang itu. "Gawat... Kenapa mereka mengirimkan dia," ucap Lawkei yang panik
Ziaz pun melemparkan pedang pelindung nya ke arah orang berjubah itu. Namun dengan mudah dia membuat pedang pelindung kembali ke arah Ziaz dan membuatnya terpental jauh lalu terluka parah karena terkena kekuatan pedang pelindung.
"Percobaan yang bagus bagi pemakai baru seperti mu," ucap Kiran
Kiran pun menyuruh Teza untuk mundur saja dan biarkan mereka hidup. "Biarkan anak anak itu hidup untuk saat ini, agar mereka bisa membantu kita mendapatkan yang lainnya." ujarnya
"Baik..." jawab Teza
Teza pun pergi dari sana. Namun Lawkei yang melihat itu pun berteriak ke arah mereka. "Hey!! Lawanlah aku!" ucapnya
Sambil memegang pedang pelindung miliknya, dengan serius Lawkei menantang Ksatria Kegelapan nomor 3 yang bernama Demon Kiran itu untuk bertarung dengannya.
"Hmm? Kau masih bisa berteriak ya?" ucap Kiran
Tiba tiba Kiran berpindah di samping Lawkei dan memukul perut Lawkei hingga dia terpental dan menabrak dinding bangunan desa.
"Sial..." ucap Lawkei sambil batuk darah
"Ah... Apa hanya segitu saja?" ujar Kiran
Kiran dan Teza pun pergi meninggalkan mereka, namun sebelum mereka berdua pergi. Kiran pun menggunakan kekuatannya dan menciptakan para Prajurit Kegelapan untuk membunuh Lawkei dan Ziaz yang sedang terluka parah.
Lawkei pun melihat Ziaz yang sedang pingsan dengan luka di badannya. "Ziaz..." ujar Lawkei
Para Prajurit Kegelapan pun mulai berjalan ke arah mereka berdua. Lawkei pun berusaha untuk mengambil pedang pelindung miliknya yang terjatuh. Namun saat Prajurit Kegelapan hampir sampai kepada mereka.
Raja Kerajaan Petir datang dan menebas seluruh Prajurit Kegelapan itu dengan kekuatannya yang hebat.
Lawkei yang hampir pingsan pun melihat Raja Petir yang sedang bertarung melawan para Prajurit Kegelapan. "Yang Mulia..." ujarnya
___ END CHAPTER 7 ___